103
hari, sehingga lampu penerangan menjadi hal yang vital terutama sebagai atraktor untuk mengumpulkan ikan yang akan ditangkap Dinas PKL Kabupaten Jembrana,
2009. Kompas dan radio HT juga dibutuhkan keperluan navigasi dan komunikasi
selama melakukan penangkapan ikan dengan biaya investasi masing-masing Rp 750,000 dan Rp 1,500,000,-. Kapal dan radio HT tersebut termasuk ukuran standar
yang juga dapat digunakan dalam operasi usaha penangkapan ikan lainnya, seperti pemasangan rumpon dan koordinasi pengumpulan hasil tangkapan menggunakan
kapal pengumpul. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2010, jasa kapal pengumpul tidak banyak dibutuhkan dalam operasi penangkapan
ikan menggunakan gill net bagi nelayan Selat Bali. Palkafiber isi yang digunakan nelayan gill net Selat Bali membutuhkan investasi sekitar Rp 5,000,000,-. Nelayan
Selat Bali umumnya memilih palkafiber isi ukuran besar 800 kg sebagai penampung ikan hasil tangkapannya di atas kapal. Palkafiber isi tersebut juga diisi
dengan dengan es yang berfungsi mendinginkan hasil tangkapan supaya tetap segar. Jumlah jerigen yang digunakan untuk membawa air tawar bagi keperluan
ABK dan lainnya di laut juga cukup banyak sekitar 10 buah biaya investasi Rp 500,000,-. Hal ini disamping karena jumlah ABK yang ikutan banyak sekitar 12
orang juga lama operasi setiap trip cukup lama, yaitu sekitar 10 – 12 jam. Hal ini cukup wajar karena nelayan biasanya melakukan setting minimal 2 kali setiap trip
penangkapannya untuk memaksimalkan hasil tangkapan yang didapat.
6.1.3 Kebutuhan Investasi Payang
Usaha perikanan payang merupakan usaha perikanan kedua terbanyak dikembangan di Selat Bali setelah purse seine. Investasi yang dibutuhkan untuk
usaha perikanan payang di Selat Bali mencakup kapal payang, jaring payang, mesin induk, mesin lampu, kompas, radio HT, palkafiber isi dan jerigen air. Selain
kapal dan alat tangkap, lima barang investasi lainnya merupakan kebutuhan peralatan pendukung minimal yang harus ada dalam operasi penangkapan ikan
menggunakan payang. Tabel 33 menyajikan kebutuhan investasi untuk menjalankan usaha perikanan payang di Selat.
104
Tabel 33. Kebutuhan investasi usaha perikanan payang
Uraian Volume
Harga Satuan Rp Biaya Investasi Rp
Kapal Payang 1.00
155,000,000.00 155,000,000.00
Jaring Payang 1.00
65,000,000.00 65,000,000.00
Mesin Induk 23 PK 1.00
30,000,000.00 30,000,000.00
Mesin Lampu 250 Watt 1.00
3,500,000.00 3,500,000.00
Kompas 1.00
750,000.00 750,000.00
Radio HT 1.00
2,000,000.00 2,000,000.00
PalkaFiber 750 Kg 2.00
2,250,000.00 4,500,000.00
Jerigen 35 liter 8.00
50,000.00 400,000.00
Total 261,150,000.00
Sumber : Hasil analisis data lapangan 2010 Kebutuhan investasi untuk menjalankan usaha perikanan payang di Selat
Bali sekitar Rp 261,150,000,- Tabel 33. Bila dibanding dengan purse seine dan gill net, maka kebutuhan investasi payang termasuk lebih rendah. Kebutuhan
investasi tersebut adalah untuk pengadaan kapal payang yang mencapai Rp 155,000,000,-. Kapal yang digunakan untuk operasi payang di perairan Selat Bali
umumnya sekitar 5-8 GT sedikit lebih besar daripada kapal purse seine dan lebih kecil dari kapal gill net yang umum digunakan nelayan Selat Bali. Kapal dengan
ukuran ini dianggap cukup stabil untuk operasi jaring payang yang sangat aktif, dimana pada saat setting maupun hauling, semua ABK rata-rata 15 orang bekerja
memasang dan menarik kembali jaring payang dari perairan bila waktu hauling sudah tiba. Di samping itu, alat tangkap jaring payang yang digunakan juga
termasuk besar, dimana panjangnya mencapai 500 – 1,000 m. Kondisi ini tentu membutuhkan kapal yang cukup besar dan stabil terhadap berbagai aktivitas yang
terjadi selama operasi penangkapan ikan. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan jaring payang mencapai
Rp 65,000,000,-. Jaring payang ini umumnya didatangkan dari luar seperti Tuban dan Tegal. Investasi mesin induknya lebih rendah dari mesin induk gill net, yaitu 23
PK dengan biaya investasi sekitar Rp 30,000,000,-. Menurut Tinungki 2005 dan Dinas PKL Kabupaten Jembrana 2009, penggunaan mesin ukuran sedang ini lebih
karena jaungkauan operasinya relatif lebih dekat dan hampir sama dengan jangkauan operasi purse seine TBS dan OBS, yaitu sekitar perairan yang menjadi
kewenangan tiap kabupaten di Selat Bali. Payang merupakan alat tangkap yang biasa dioperasikan pada siang hari,
sehingga investasi yang dibutuhkan untuk mesin lampulampu petromaks juga relatif
105
kecil, yaitu hanya sekitar Rp 3,500,000,-. Lampu hanya digunakan bila nelayan telat pulang melaut untuk memaksimalkan hasil tangkapan yang didapatnya. Alat bantu
seperti eschosounder maupun fish finder tidak digunakan dalam penangkapan ikan. Menurut Citrasari 2004 operasi penangkapan ikan menggunakan payang sering
mengandalkan pengalaman nelayan berdasarkan tanda-tanda alam yang dijumpainya, seperti busa air, lokasi burung terbang, dan lainnya. Hal ini berbeda
dengan purse seine yang lebih mengandalkan eschosounder untuk mencari gerombolan ikan, maupun gill net mengandalkan pencahayaan lampu untuk
mengumpulkan ikan di malam hari sebelum ditangkap. Palka atau fiber yang digunakan untuk menampung hasil tangkapan,
nelayan Selat Bali umumnya memilih yang berukuran 750 kg dua buah, atau kadang-kadang hanya menggunakan cooler box atau keranjang bambu. Kebutuhan
investasi untuk palkafiber isi tersebut sekitar Rp 4,500,000,- Tabel 33. Jerigen air biasanya dibutuhkan 8 buah dengan total investasi Rp 400.000. Jumlah ini lebih
sedikit daripada untuk investasi di purse seine dan gill net. Hal ini karena lama operasi tiap tripnya umumnya lebih pendek untuk payang dan jumlah ABK yang ikut
serta lebih sedikit dibandingkan pada operasi purse seine.
6.2 Kebutuhan Operasional Usaha Perikanan