108
ground, selain itu umumnya hanya satu mesin kapal yang dihidupkan dan satu kapal lainnya ditarikdituntun.
Oli digunakan untuk mendukung operasi kapal kedari lokasi daerah penangkapan fishing ground yang kebutuhannya untuk operasi penangkapan ikan
menggunakan purse seine OBS sekitar 0,25 liter per trip Rp 6,250,- per trip atau Rp 1,375,000,- per tahun dan untuk operasi penangkapan ikan menggunakan purse
seine TBS sekitar 0,4 liter per trip Rp 10,000,- per trip atau Rp 2,200,000,- per tahun. Oli tersebut menjadi pelumas mesin induk maupun mesin lampu yang
intensif digunakan dalam operasi pada kapal purse seine. Minyak tanah dan bensin digunakan untuk pengoperasian mesin lampu dan campuran solar yang digunakan
pada mesin induk. Air tawar digunakan untuk kebutuhan ABK selama operasi dan lainnya.
Penggunaan air tawar dalam operasi penangkapan menggunakan purse seine OBS sekitar 10 jerigen berukuran 35 liter dan purse seine TBS sekitar 20 jerigen
berukuran 35 liter. Penggunaan ini termasuk besar karena ABK yang ikutserta dalam operasi penangkapan ikan juga banyak, yaitu sekitar 17 orang untuk purse
seine OBS dan 34 orang untuk purse seine TBS. Air tawar tersebut digunakan untuk keperluan minum, solar, memasak, dan lainnya selama operasi penangkapan
ikan berlangsung. Jumlah ABK yang banyak tersebut menyebabkan kebutuhan ransum juga besar setiap kali melakukan pennagkapan ikan, yaitu sekitar Rp
225,000,- per trip Rp 56,100,000,- per tahun untuk purse seine OBS dan sekitar Rp 510,000,- per trip Rp 112,200,000,- per tahun untuk purse seine TBS. Semua
kebutuhan operasional ini hendaknya dapat disediakan setiap kali nelayan purse seine akan melakukan penangkapan ikan. Dan karena nilainya cukup besar, maka
pengusahaan purse seine ini umumnya dilakukan oleh nelayan besar. Nelayan kecil dapat ikut terlibat menjadi ABK dan mendapat bagian secara rutin setiap kali
melakukan penangkapan ikan. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2010 cara ini banyak ditempuh oleh nelayan di lokasi, sehingga
kebutuhan rumah tangganya dapat secara rutin dipenuhi.
6.2.2 Kebutuhan Operasional Usaha Gill net
Dalam satu tahun, operasi gill net di Selat Bali dapat dilakukan sebanyak 200 trip, yang terdiri dari 20 trip pada musim paceklik, 90 trip pada musim biasa,
dan 90 trip pada musim puncak. Bila dibandingkan dengan purse seine, maka trip operasi penangkapan ikan menggunakan gill net ini sedikit lebih rendah. Hal ini
109
karena gill net umumnya menangkap ikan pelagis besar yang mempunyai jangkauan migrasi lebih jauh, sehingga ketersediaan di kawasan Selat Bali lebih
fluktuatif. Tabel 36 menyajikan kebutuhan operasional per trip untuk gill net di Selat Bali.
Tabel 36. Kebutuhan operasional per trip usaha perikanan gill net
Uraian Volume
Harga Satuan Rp Nilai Rp
Minyak tanah 5.00
12,000.00 60,000.00
Bensin 10.00
4,500.00 45,000.00
Solar 175.00
4,500.00 787,500.00
Oli 0.25
25,000.00 6,250.00
Es 6.00
14,000.00 84,000.00
Air tawar 10.00
1,000.00 10,000.00
Ransum 1.00
180,000.00 180,000.00
Total 1,172,750.00
Sumber : Hasil analisis data lapangan 2010 Seperti halnya pada operasi penangkapan ikan menggunakan purse seine,
solar juga menjadi komponen biaya operasi paling besar bagi gill net, yaitu sekitar Rp 787,500,- per trip kuantitas 175 liter per trip atau sekitar Rp 157,500,000,- per
tahun. Secara umum, jangkauan operasi gill net ini lebih jauh daripada purse seine maupun payang, karena gill net di Selat Bali juga didesain untuk operasi
penangkapan di dalam maupun di luar Selat Bali. Penggunaan mesin induk 40 PK menjadi pendukung utama dari jangkauan operasi tersebut. Bila pada operasi
purse seine, penggunaan solar banyak karena untuk mengejar dan dalam kondisi aktif memerangkap, maka penggunaan solar pada operasi gill net di Selat Bali lebih
karena jangkauan operasi yang lebih jauh dan pada operasi penangkapan berlangsung, mesin induk dimatikan Wudianto, 2010.
Penggunaan minyak tanah dan bensin lebih banyak daripada dalam operasi purse seine, yaitu masing-masing 5 liter per trip Rp 60,000,- per trip dan 10 liter
per trip Rp 45,000,- per trip. Hal ini karena gill net dioperasikan pada malam hari, dimana minyak tanah dan bensin tersebut menjadi bahan bakar bagi mesin lampu
yang digunakan sebagai atraktor untuk mengumpulkan ikan sebelum ditangkap. Bila dalam setahun operasi gill net dapat dilakukan 200 trip, maka kebutuhan
minyak tanah dan bensin tersebut dalam operasi gill net di kawasan Selat Bali masing-masing sekitar Rp 12,000,000,- dan Rp 9,000,000,-. Oli juga dibutuhkan
untuk melumaskan mesin induk maupun mesin lampu yang digunakan selama operasi penangkapan.
110
Kebutuhan es sekitar 6 balok Rp 84,000,- per trip atau Rp 16,800,000,- per tahun dalam operasi penangkapan ikan menggunakan gill net. Es tersebut sangat
membantu untuk mempertahankan kesegaran hasil tangkapan, terutama bila operasi penangkapan dilakukan sampai 10 -12 jam. Kebutuhan air tawar dalam
operasi penangkapan ikan menggunakan gillnet relatif sama dengan kebutuhan dalam operasi purse seine OBS, yaitu sekitar 10 jerigen ukuran 35 liter. Meskipun
jumlah ABK gill net rata-rata 12 orang umumnya lebih sedikit daripada jumlah ABK purse seine OBS rata-rata 17 orang, tetapi karena operasi penangkapannnya lebih
lama, maka penggunaan air tawarnya juga tidak sedikit. Namun ransum yang umumnya berupa makanan pokok dan rokok, kebutuhannya lebih sedikit daripada
dalam operasi purse seine OBS, yaitu sekitar Rp 180,000,- per trip Rp 36,000,000,- per tahun. Menurut Tinungki 2005, hal ini bisa jadi karena intensitas operasi
setting dalam operasi gill net tidak begitu banyak umumnya 2 kali setting per trip, sehingga energi yang dikeluarkan nelayan relatif tidak begitu banyak meskipun
waktu operasinya sedikit lebih lama.
6.2.3 Biaya Operasional Payang