Kelayakan Keuntungan Usaha Kelayakan Keuntungan

121 NPV, IRR, ROI, maupun BC Ratio. Terkait dengan ini, maka pengembangan usaha perikanan ini perlu dipertahankan, meskipun harus dibatasi sesuai dengan kapasitas pengelolaan yang ada dan telah diatur dalam SKB No. 238 Tahun 1992674 tahun 1992. Hal ini karena purse seine two boat system TBS lebih menyakinkan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan dan perekonomian kawasan yang ditunjukkan. Nilai NPV, IRR, ROI, maupun BC Ratio menjadi indikasi nyata dari hal ini.

6.5 Kelayakan Keuntungan

Bahasan kelayakan keuntungan ini bersifat melengkapi dari kelayakan usaha perikanan pada Bagian 6.4. Kelayakan keuntungan ini dimaksudkan untuk melihat tingkat kelayakan usaha berdasarkan nilai nominal riil yang diterima oleh pelaku usaha perikanan di kawasan Selat Bali. Terkait dengan ini, maka kelayakan keuntungan ini akan dilihat dari sisi pemilik usaha dan nelayan buruh yang terlibat dalam usaha.

6.5.1 Kelayakan Keuntungan Usaha

Keuntungan menjadi perhatian penting setiap usaha yang dijalankan secara komersial, termasuk usaha perikanan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali. Keuntungan usaha merupakan ukuran umum untuk menentukan apakah suatu usaha memberikan manfaat yang layak bagi pelakunya. Dalam kaitan dengan usaha perikanan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali dapat dilihat dari dua sisi, yaitu 1 jumlah uang yang didapat oleh pelaku baik pemilik dan ABK sebelum dikurangi semua biaya operasi non personil sebelum bagian ABK diberikan dan 2 jumlah uang yang didapat oleh pemilik saja setelah semua biaya operasi termasuk bagian dari ABK. Bila mengacu kepada kondisi pertama, maka keuntungan yang didapat dari usaha perikanan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali berturut-turut adalah Rp 664,463,000,- per tahun, Rp 1,478,762,000,- per tahun, Rp 406,662,000,- per tahun, dan Rp 404,572,500,- per tahun. Sedangkan bila mengacu kepada kondisi kedua bagian personilABK sudah dikeluarkan, maka keuntungan usaha perikanan purse seine OBS, purse seine 122 TBS, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali berturut-turut adalah Rp 332,231,500,- per tahun, Rp 739,381,000,- per tahun, Rp 200,331,000,- per tahun, dan Rp 202,286,250,- per tahun Lampiran 27-30. Untuk mengetahui kelayakan keuntungan dalam mendukung pengembangan usaha perikanan secara jangka panjang, maka keuntungan usaha yang perlu menjadi perhatian adalah keuntungan usaha yang benar-benar diterima pemilik usaha, yaitu Rp 332,231,500,- per tahun untuk purse seine OBS, Rp 739,381,000,- per tahun untuk purse seine TBS, Rp 200,331,000,- per tahun untuk gill net, dan Rp 202,286,250,- per tahun untuk payang. Dengan keuntungan tersebut, pemilik usaha dapat mengukur kemampuannya untuk menambah kapal dan alat tangkap, kemungkinan pengembangan usaha perikanan di tempat lainnya, dan sebagainya. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2008, kapal purse seine, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali dapat dipakai secara produktif sampai tahun ke-8 setelah pengadaannya. Mengacu kepada hal ini dan setelah dikurangi biaya investasi di tahun ke-0, maka keuntungan usaha total yang dapat diterima pemilik selama mengoperasikan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang di kawasan Selat Bali berturut-turut adalah Rp 2,370,102,000,-, Rp 5,438,798,000,-, Rp 1,289,398,000,-, dan Rp 1,357,140,000,-. Bila keuntungan tersebut dibandingkan dengan biaya investasi yang dikeluarkan pemilik, maka dapat dikatakan keuntungan dari pengusahaan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang termasuk sangat layak. Hal ini karena biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengusahaan purse seine OBS, purse seine TBS, gill net, dan payang jauh di bawah keuntungan tersebut, yaitu masing-masing Rp 287,750,000,-, Rp 476,250,000,-, Rp 313,250,000,-, dan Rp 261,150,000,- Bagian 6.1. Terkait dengan ini, maka keempat usaha perikanan tersebut dalam merangsang investasi bagi pengusaha atau nelayan besar, yang mana usaha dapat berkembang dengan baik, dan lapangan kerja bagi masyarakat nelayan kecil dapat disediakan. Menurut Widodo dan Nurhakim. 2002, pengembangan usaha perikanan hendaklah dapat memberi manfaat yang layak bagi pemilik usaha maupun bagi nelayan buruh, sehingga menjamin kelangsungan usaha, perekonomian kawasan, dan kesejahteraan masyarakat kawasan. Untuk mengetahui kelayakan keuntungan yang diterima nelayan buruh, maka Bagian 6.5.2. akan membahas hal ini. 123

6.5.2 Kelayakan Keuntungan Bagi Nelayan Buruh