Peningkatan Harga Gula Tingkat Petani

Selanjutnya kebijakan peningkatan harga pupuk sebesar 33 persen akan menyebabkan penurunan produksi gula Indonesia sebesar 1.347 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas dan produksi perkebunan besar negara dan swasta tidak mampu meningkatkan produksi gula Indonesia, karena penurunan produktivitas dan produksi perkebunan rakyat lebih besar daripada peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan besar negara dan swasta. Penurunan produksi gula Indonesia menyebabkan penurunan penawaran gula Indonesia sebesar 0.740 persen. Selain itu, penurunan produksi gula Indonesia juga menyebabkan impor gula Indonesia meningkat 0.406 persen. Presentase peningkatan impor gula paling besar berasal dari China sebesar 14.271 persen, sedangkan dari Thailand hanya sebesar 0.769 persen. Peningkatan impor gula dunia ini selanjutnya akan meningkatkan impor gula dunia sebesar 0.012 persen yang juga akan meningkatkan harga gula dunia sebesar 0.048 persen. Peningkatan harga gula dunia ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara besar big country dalam perdagangan gula dunia. Penawaran gula Indonesia tidak mengalami peningkatan sekalipun impor gula Indonesia meningkat, karena penurunan produksi gula Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan peningkatan impor. Peningkatan harga gula dunia berdampak terhadap harga impor gula Indonesia yang meningkat sebesar 0.023 persen. Selanjutnya, peningkatan harga impor gula Indonesia akan ditransmisikan pada harga gula eceran, sehingga harga gula eceran mengalami peningkatan sebesar 0.060 persen. Peningkatan harga gula eceran ini menyebabkan permintaan gula rumah tangga turun sebesar 0.035 persen. Penurunan permintaan gula yang masih lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan harga eceran gula menunjukkan bahwa gula masih merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Peningkatan harga gula eceran juga akan ditransmisikan pada harga gula tingkat pedagang besar yang mengalami peningkatan sebesar 0.061 persen. Peningkatan harga gula tingkat pedagang besar ini akan menyebabkan permintaan gula industri menurun sebesar 0.004 persen. Penurunan permintaan gula rumah tangga dan permintaan gula industri akan menurunkan permintaan gula Indonesia sebesar 0.023 persen. Peningkatan harga gula pedagang besar akan menjadi insentif bagi perkebunan besar negara dan swasta dalam meningkatkan produksinya yang ditunjukkan oleh peningkatan luas areal dan produktivitas. Luas areal perkebunan besar negara akan meningkat sebesar 0.038 persen dan perkebunan besar swasta akan meningkat sebesar 0.002 persen. Peningkatan harga gula pedagang besar kemudian akan ditransmisikan pada harga gula tingkat petani yang juga meningkat sebesar 0.104 persen. Peningkatan harga gula tingkat petani ini menjadi insentif bagi petani perkebunan rakyat dalam meningkatkan luas arealnya sehingga meningkat sebesar 0.020 persen.

7.2.3. Peningkatan Luas Areal Perkebunan Tebu

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan program swasembada gula adalah melalui ekstensifikasi dengan pembukaan areal baru untuk tanaman tebu. Dampak peningkatan luas areal perkebunan tebu sebesar 20 persen terhadap permintaan dan penawaran gula Indonesia disajikan pada Tabel 39. Dampak langsung peningkatan 20 persen luas areal adalah peningkatan produksi gula kristal putih dari perkebunan besar negara sebesar 16.370 persen, perkebunan besar swasta sebesar 26.666 persen dan perkebunan rakyat sebesar 29.036 persen. Namun demikian, secara keseluruhan produksi gula akan meningkat sebesar 8.276 persen akibat kebijakan ini. Peningkatan produksi gula Indonesia ini menyebabkan peningkatan penawaran gula Indonesia sebesar 9.017 persen. Selain itu, peningkatan produksi juga menurunkan impor gula Indonesia dari Thailand dan China sebesar 9.463 persen dan 174.042 persen, sehingga total impor gula Indonesia mengalami penurunan sebesar 4.986 persen. Penurunan impor gula Indonesia ini akan menurunkan impor gula dunia sebesar 0.143 persen. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara besar dalam perdagangan gula dunia. Lebih lanjut turunnya impor gula dunia ini akan menyebabkan harga gula dunia juga mengalami penurunan sebesar 0.578 persen. Penurunan harga gula dunia ini akan ditransmisikan ke harga gula eceran yang menurun 0.758 persen melalui penurunan harga impor gula sebesar 0.319 persen. Tabel 39. Dampak Peningkatan Luas Areal Perkebunan Tebu 20 Persen terhadap Permintaan dan Penawaran Gula di Indonesia Tahun 2004-2010 No. Variable Endogen Satuan Nilai Dasar Perubahan 1 Areal perkebunan besar negara Ha 83 826.5 20.000 2 Areal perkebunan besar swasta Ha 99 508.5 20.000 3 Areal perkebunan rakyat Ha 213 487 20.000 4 Produktivitas hablur negara TonHa 4.9324 1.379 5 Produktivitas hablur swasta TonHa 7.0486 6.977 6 Produktivitas hablur rakyat TonHa 5.5915 0.372 7 Produksi GKP negara Ton 414 313 16.370 8 Produksi GKP swasta Ton 705 568 26.266 9 Produksi GKP rakyat Ton 1 197 796 29.036 10 Produksi GKP Indonesia Ton 2 317 678 25.929 11 Produksi gula Indonesia Ton 3 658 608 16.425 12 Permintaan gula rumah tangga Ton 2 599 370 0.455 13 Permintaan gula industri Ton 1 609 852 0.063 14 Permintaan gula Indonesia Ton 4 209 223 0.305 15 Penawaran gula Indonesia Ton 5 855 610 9.017 16 Harga riil gula tingkat petani RpKg 4 880.7 -1.088 17 Harga riil gula pedagang besar RpKg 5 279.4 -0.752 18 Harga riil gula eceran Indonesia RpKg 5 646.1 -0.758 19 Harga riil impor gula Indonesia RpKg 4 424.4 -0.319 20 Impor gula dari Thailand Ton 606 388 -9.463 21 Impor gula dari China Ton 8 933.5 -174.042 22 Impor gula Indonesia Ton 1 462 833 -4.986 23 Ekspor gula Brazil Ton 19 535 931 -0.033 24 Ekspor gula Thailand Ton 2 933 704 -0.058 25 Impor gula India Ton 444 435 1.323 26 Impor gula Amerika Serikat Ton 2 198 155 0.002 27 Impor gula China Ton 1 256 535 0.230 28 Harga riil gula dunia USTon 415 -0.578 29 Ekspor gula dunia Ton 46 622 553 -0.017 30 Impor gula dunia Ton 44 691 177 -0.143 Sumber : Data diolah, 2012