Tabel 39. Dampak Peningkatan Luas Areal Perkebunan Tebu 20 Persen terhadap Permintaan dan Penawaran Gula di Indonesia Tahun
2004-2010
No. Variable Endogen
Satuan Nilai Dasar
Perubahan
1 Areal perkebunan besar negara Ha
83 826.5 20.000
2 Areal perkebunan besar swasta Ha
99 508.5 20.000
3 Areal perkebunan rakyat Ha
213 487 20.000
4 Produktivitas hablur negara TonHa
4.9324 1.379
5 Produktivitas hablur swasta TonHa
7.0486 6.977
6 Produktivitas hablur rakyat TonHa
5.5915 0.372
7 Produksi GKP negara Ton
414 313 16.370
8 Produksi GKP swasta Ton
705 568 26.266
9 Produksi GKP rakyat Ton
1 197 796 29.036
10 Produksi GKP Indonesia Ton
2 317 678 25.929
11 Produksi gula Indonesia Ton
3 658 608 16.425
12 Permintaan gula rumah tangga Ton
2 599 370 0.455
13 Permintaan gula industri Ton
1 609 852 0.063
14 Permintaan gula Indonesia Ton
4 209 223 0.305
15 Penawaran gula Indonesia Ton
5 855 610 9.017
16 Harga riil gula tingkat petani RpKg
4 880.7 -1.088
17 Harga riil gula pedagang besar RpKg
5 279.4 -0.752
18 Harga riil gula eceran Indonesia RpKg
5 646.1 -0.758
19 Harga riil impor gula Indonesia RpKg
4 424.4 -0.319
20 Impor gula dari Thailand Ton
606 388 -9.463
21 Impor gula dari China Ton
8 933.5 -174.042
22 Impor gula Indonesia Ton
1 462 833 -4.986
23 Ekspor gula Brazil Ton
19 535 931 -0.033
24 Ekspor gula Thailand Ton
2 933 704 -0.058
25 Impor gula India Ton
444 435 1.323
26 Impor gula Amerika Serikat Ton
2 198 155 0.002
27 Impor gula China Ton
1 256 535 0.230
28 Harga riil gula dunia USTon
415 -0.578
29 Ekspor gula dunia Ton
46 622 553 -0.017
30 Impor gula dunia Ton
44 691 177 -0.143
Sumber : Data diolah, 2012
Penurunan harga gula eceran ini akan menyebabkan peningkatan permintaan gula rumah tangga sebesar 0.455 persen. Penurunan harga gula eceran
ini akan menyebabkan harga gula tingkat pedagang besar juga mengalami penurunan yang lebih besar yaitu sebesar 0.752 persen. Penurunan harga gula
tingkat pedagang besar akan meningkatkan permintaan gula industri sebesar 0.063 persen. Meningkatnya permintaan gula rumah tangga dan industri akan
meningkatkan permintaan gula Indonesia sebesar 0.305 persen. Penurunan harga gula tingkat pedagang besar akan menurunkan harga gula tingkat petani sebesar
1.088 persen.
7.2.4. Penurunan Tarif Impor Gula
Dampak penurunan tarif impor gula sebesar 49 persen terhadap permintaan dan penawaran gula Indonesia disajikan pada Tabel 40. Dampak
langsung penurunan tarif impor adalah peningkatan impor gula Indonesia dari masing-masing negara eksportir sehingga secara keseluruhan total impor gula
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 8.104 persen. Impor gula Indonesia dari China meningkat sebesar 349.532 persen, sedangkan dari Thailand hanya
meningkat sebesar 14.400 persen. Namun demikian, volume impor gula dari Thailand masih lebih tinggi daripada volume impor gula dari China.
Peningkatan impor gula Indonesia ini akan meningkatkan impor gula dunia sebesar 0.234 persen sehingga meningkatkan harga gula dunia sebesar
0.916 persen. Hal ini semakin menguatkan bahwa Indonesia merupakan negara besar importir gula di dunia sebab penurunan dan peningkatan gula Indonesia
berpengaruh terhadap pasar gula dunia. Selain itu, peningkatan impor gula dunia juga akan menyebabkan peningkatan penawaran gula Indonesia sebesar 2.013
persen. Peningkatan penawaran gula ini akan menyebabkan harga gula eceran menurun sebesar 0.324 persen, sehingga peningkatan harga gula dunia yang
akan ditransmisikan pada pasar domestik melalui peningkatan harga impor gula Indonesia sebesar 0.058 persen tidak akan meningkatkan harga gula eceran.
Penurunan harga gula eceran menyebabkan permintaan gula rumah tangga meningkat sebesar 0.035 persen. Selanjutnya, penurunan harga gula eceran akan
menurunkan harga gula tingkat pedagang besar sebesar 0.057 persen. Penurunan
harga gula tingkat pedagang besar akan meningkatkan permintaan gula industri sebesar 0.006 persen.
Tabel 40. Dampak Penurunan Tarif Impor Gula 49 Persen terhadap Permintaan dan Penawaran Gula di Indonesia Tahun 2004-2010
No. Variable Endogen
Satuan Nilai Dasar
Perubahan
1 Areal perkebunan besar negara Ha
83 826.5 -0.039
2 Areal perkebunan besar swasta Ha
99 508.5 -0.001
3 Areal perkebunan rakyat Ha
213 487 -0.013
4 Produktivitas hablur negara TonHa
4.9324 -0.047
5 Produktivitas hablur swasta TonHa
7.0486 0.000
6 Produktivitas hablur rakyat TonHa
5.5915 -0.011
7 Produksi GKP negara Ton
414 313 -0.085
8 Produksi GKP swasta Ton
705 568 -0.001
9 Produksi GKP rakyat Ton
1 197 796 -0.024
10 Produksi GKP Indonesia Ton
2 317 678 -0.028
11 Produksi gula Indonesia Ton
3 658 608 -0.018
12 Permintaan gula rumah tangga Ton
2 599 370 0.035
13 Permintaan gula industri Ton
1 609 852 0.006
14 Permintaan gula Indonesia Ton
4 209 223 0.024
15 Penawaran gula Indonesia Ton
5 855 610 2.013
16 Harga riil gula tingkat petani RpKg
4 880.7 -0.061
17 Harga riil gula pedagang besar RpKg
5 279.4 -0.057
18 Harga riil gula eceran Indonesia RpKg
5 646.1 -0.058
19 Harga riil impor gula Indonesia RpKg
4 424.4 0.513
20 Impor gula dari Thailand Ton
606 388 14.400
21 Impor gula dari China Ton
8 933.5 349.532
22 Impor gula Indonesia Ton
1 462 833 8.104
23 Ekspor gula Brazil Ton
19 535 931 0.052
24 Ekspor gula Thailand Ton
2 933 704 0.093
25 Impor gula India Ton
444 435 -2.124
26 Impor gula Amerika Serikat Ton
2 198 155 -0.004
27 Impor gula China Ton
1 256 535 -0.367
28 Harga riil gula dunia USTon
415 0.916
29 Ekspor gula dunia Ton
46 622 553 0.028
30 Impor gula dunia Ton
44 691 177 0.234
Sumber : Data diolah, 2012
Peningkatan permintaan gula rumah tangga dan industri akan meningkatkan permintaan gula Indonesia sebesar 0.024 persen. Penurunan harga
gula tingkat pedagang besar kemudian akan ditransmisikan pada harga gula tingkat petani sehingga harga gula tingkat petani menurun sebesar 0.061 persen.
Penurunan harga gula tingkat petani dan pedagang besar ini merupakan disinsentif bagi pengusaha perkebunan tebu baik negara, swasta maupun rakyat yang akan
direspon dengan penurunan luas areal perkebunan tebu sebesar 0.039 persen pada perkebunan besar negara, 0.001 persen pada perkebunan besar swasta, dan 0.013
persen pada perkebunan rakyat. Lebih lanjut, penurunan areal ini menyebabkan penurunan produktivitas gula sehingga menurunkan produksi gula Indonesia
sebesar 0.018 persen. Namun demikian, sekalipun produksi gula Indonesia mengalami penurunan tidak membuat penawaran gula Indonesia mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa gula impor mendominasi penawaran gula Indonesia.
7.2.5. Penurunan Kuota Impor Gula
Upaya peningkatan produksi gula nasional yang bertujuan untuk mencapai swasembada gula didukung oleh pemerintah dengan mengurangi kuota impor gula
sebesar 50 persen dari kuota yang telah ditetapkan oleh sebelumnya. Pembatasan kuota impor ini diharapkan dapat memacu para petani tebu untuk meningkatkan
produksinya. Adapun dampak penurunan kuota impor gula sebesar 50 persen dapat dilihat pada Tabel 41.
Penurunan kuota impor gula Indonesia sebesar 50 persen menurunkan impor gula dunia sebesar 1.407 persen. Penurunan impor gula dunia menyebabkan
penurunan harga gula dunia sebesar 5.542 persen. Hal ini menunjukkan Indonesia merupakan negara besar dalam impor gula, karena perubahan impor gula dalam
negeri mampu mempengaruhi harga gula dunia. Penurunan harga gula dunia selanjutnya akan menurunkan harga impor gula Indonesia sebesar 3.087 persen.
Penurunan harga impor gula tidak membuat harga gula eceran mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kebijakan penurunanan kuota impor menyebabkan
penawaran gula Indonesia menurun sebesar 12.128 persen.