Tujuan dan Manfaat Penelitian
kemampuan pasokan industri rafinasi mencapai sekitar 2 juta ton per tahun. Berdasarkan data KPPU 2010 pelaku usaha dalam industri gula kristal rafinasi
antara lain : 1.
PT Angles Product, Bojonagara, Serang-Banten 2.
PT Jawamanis, Cilegon-Banten 3.
PT Sentra Usahatama Jaya, Cilegon-Banten 4.
PT Permata Dunia Sukses Utama, Cilacap-Jawa Tengah 5.
PT Dharmapala Usaha Sukses, Cilacap-Jawa Tengah 6.
PT Sugar Labinta 7.
PT Makassar Tene 8.
PT Duta Sugar International. Pelaku industri gula kristal rafinasi dalam negeri sepenuhnya mengimpor
gula mentah untuk kemudian diolah menjadi gula kristal rafinasi. Adanya peningkatan jumlah pabrik gula dalam negeri juga meningkatkan jumlah gula
mentah yang diimpor setiap tahunnya. Berikut ini adalah data peningkatan impor gula mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri yang
membutuhkan gula kristal rafinasi.
Tabel 2. Jumlah Impor Gula Mentah di Indonesia Tahun 2003-2009
Tahun Perusahaan Rekomendasi ton Izin Impor ton
Jumlah ton
2003 5
394 070 398 070
350 582 2004
5 923 000
757 750 478 250
2005 5
1 226 000 999 100
808 200 2006
6 1 081 000
1 056 250 952 387
2007 6
1 492 450 1 447 700
1 255 522 2008
7 1 661 230
1 404 730 1 231 470
2009 8
1 670 000 1 670 000
1 670 000
Sumber : GAPMMI, 2010
Industri yang menjadi konsumen gula kristal rafinasi antara lain industri makanan, minuman, dan farmasi. Sejak tahun 2002 hingga September 2008
pemerintah memperbolehkan industri makanan dan minuman mengimpor sendiri gula kristal rafinasi. Namun seiring dengan berkembangnya industri gula kristal
rafinasi dalam negeri dan terus menurunnya harga dunia gula kristal rafinasi yang ternyata berimbas kepada petani gula, maka kemudian pada bulan September
2008 pemerintah membatasi impor gula kristal rafinasi yang dilakukan oleh industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman tersebut
kemudian diarahkan untuk melakukan pembelian gula kristal rafinasi dari produk pabrik gula kristal rafinasi dalam negeri.
Gula Kristal Putih Gula Pasir
Gula kristal putih merupakan gula yang paling banyak digunakan untuk rumah tangga dan diproduksi oleh pabrik-pabrik gula di dekat perkebunan tebu
dengan cara menggiling tebu dan melakukan proses pemutihan. Gula kristal putih dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu gula kristal putih ICUMSA 250, Gula
kristal putih 2 dengan nilai ICUMSA 250-350, dan Gula kristal putih 3 dengan nilai ICUMSA 350-450. Semakin tinggi nilai ICUMSA maka warna gula akan
semakin cokelat dan rasanya akan semakin manis. Tahapan proses memproduksi gula kristal putih antara lain tebu
→ gilingan → nira → evaporator → kristal → sentrifugal
→ sulfitasi → gula kristal putih gula pasir. Pelaku industri gula kristal putih didominasi oleh BUMN, yaitu PTPN dan
RNI dengan jumlah sebanyak hampir 10 perusahaan yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Produksi gula kristal putih di dalam negeri sebagian besar berasal
dari enam pelaku usaha saja, yaitu PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, RNI, Gunung Madu, dan Sugar Group. Secara keseluruhan pangsa produksi gula kristal putih
dapat dilihat dalam gambar berikut :
Sumber : Dewan Gula Indonesia, 2010
Gambar 1. Pangsa Produksi Gula Kristal Putih Perusahaan di Indonesia Tahun 2009
18.96
18.72
15.64 9.16
8.61 6.24
6.16 5.59
4.15 1.78
1.42 1.36
0.98 0.84
0.38
01 Sugar Grop 02 PTPN X
03 PTPN XI 04 PT Gula Madu Plant
05 PT RNI 06 PT Kebon Agung
07 PTPN IX 08 PTPN VII
09 PT RNI II 10 PT Pemuka Sakti Manis Indah
11 PT Madubaru 12 PTPN II
13 PTPN XIV 14 PT Gorontalo
15 PT Laju Perdana Indah 01
02
03 4
05 06
07 08
9 10
11 12
13 14
15