persamaan simultan. Identifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition
menurut Koutsoyiannis 1977 dapat ditentukan dengan rumus : K-
M ≥ G-1 ……………………………..………….………..………31 dimana :
K = Total variabel dalam model variabel endogen dan eksogen
M = Jumlah variabel endogen dan eksogen terbanyak dalam
persamaan G
= Total persamaan jumlah variabel endogen dalam model Apabila K
–M lebih besar dari G–1 maka persamaan teridentifikasi berlebih dikatakan over-identified. Jika K
–M sama dengan G–1 maka persamaan teridentifikasi tepat exactly-identified dan jika K
–M lebih kecil dari G
–1 maka persamaan dikatakan dikatakan under-identified. Hasil identifikasi setiap persamaan struktural haruslah exactly-identified atau over-identified untuk
dapat menduga parameter-parameternya. Model Perdagangan Gula Indonesia yang telah dirumuskan terdiri dari 30
persamaaan dengan 20 persamaan struktural dan 10 persamaan identitas. Model ini terdiri dari 30 variabel endogen G dan 74 predetermined variables yang
terdiri dari 15 lag variabel endogen dan 59 variabel eksogen, sehingga total variabel dalam model adalah 104 variabel K. Jumlah variabel yang paling
banyak dalam persamaan adalah 7 variabel M. Berdasarkan kriteria order condition
, maka dapat disimpulkan bahwa setiap persamaan struktural yang terdapat dalam model adalah over identified.
4.3.2. Metode Estimasi Model
Berdasarkan hasil identifikasi model yang menyatakan model over identified
, maka estimasi model dapat dilakukan dengan metode 2SLS Two Stage Least Squares
atau metode 3SLS Three Stage Least Squares. Koutsoyiannis 1977 menjelaskan bahwa metode 3SLS sensitif terhadap perubahan spesifikasi
model. Apabila terdapat perubahan spesifikasi pada salah satu persamaan dalam sistem maka dapat mempengaruhi semua estimasi parameter. Sedangkan menurut
Gujarati 2004, metode 2SLS tidak terlalu sensitif terhadap terhadap kesalahan spesifikasi model serta dapat memberikan estimasi parameter secara konsisten dan
tidak bias. Selain itu, metode 3SLS memerlukan data sampel yang lebih besar daripada metode 2SLS karena semua parameter struktural diestimasi pada waktu
yang sama Sinaga, 1989. Berdasarkan pertimbangan ketersediaan data dan kemungkinan adanya perubahan dalam spesifikasi model untuk alternatif simulasi
kebijakan, maka metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2SLS.
4.3.2.1.Uji Statistik F
Pengujian statistik F digunakan untuk mengetahui dan menguji apakah variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan keragaman variabel
endogen Koutsoyiannis, 1977. Mekanisme untuk menguji hipotesis dari estimasi parameter secara bersama-sama uji statistik F adalah sebagai berikut :
Hipotesis : H
o
μ β
1
= β
2
= β
3
=…..= β
i
= 0 H
1
μ minimal ada satu β
i
≠ 0 dimana :
i = banyaknya variabel penjelas dalam suatu persamaan β= estimasi parameter
Kriteria yang digunakan dalam pengujian estimasi model adalah : 1.
Apabila nilai probabilitas Pr uji statistik F taraf α = 5 persen maka H ditolak. Artinya variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan
keragaman dari variabel endogen. 2.
Apabila nilai probabilitas Pr uji statistik F taraf α = 5 persen maka H diterima. Artinya variabel penjelas secara bersama-sama tidak mampu
menjelaskan keragaman dari variabel endogen.
4.3.2.2.Uji Statistik-t
Uji statistik-t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel penjelas secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap variabel endogennya.
Adapun mekanisme pengujian hipotesis dari estimasi parameter secara parsial uji statistik t adalah sebagai berikut :