Keragaan Umum Hasil Estimasi Model

perkebunan besar swasta. Peningkatan terhadap adaposi inovasi dan teknologi akan mendorong peningkatan luas areal pada perkebunan besar swasta. Luas areal perkebunan besar swasta t-1 juga berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi luas areal perkebunan besar swasta untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa persamaan luas areal perkebunan rakyat dipengaruhi oleh harga riil gula tingkat petani, harga riil gabah, jumlah pabrik gula, suku bunga BI riil, tren waktu, dan luas areal perkebunan rakyat t-1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa luas areal perkebunan rakyat hanya dipengaruhi secara nyata oleh jumlah pabrik gula dan luas areal perkebunan rakyat t-1. Peningkatan harga riil gula tidak berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan luas areal perkebunan rakyat. Hal ini mengindikasikan peningkatan harga gula tingkat petani tidak mampu menjadi insentif bagi petani tebu rakyat untuk meningkatkan luas areal perkebunannya. Kenaikan harga gula tingkat petani seringkali juga diikuti dengan kenaikan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani selama masa tanam. Hal ini yang membuat kenaikan harga gula petani tidak membuat petani meningkatkan luasan areal perkebunannya. Tabel 19. Hasil Estimasi Persamaan Luas Areal Perkebunan Rakyat APTR Variabel Parameter Estimate Elastisitas Prob |T| Variabel Label SR LR Intercept -70 786.7 0.3375 HRGP 4.640525 0.088 0.193 0.3873 Harga riil gula tingkat petani HRGB -30.1531 -0.261 -0.572 0.1536 Harga riil gabah JPG 3 185.105 0.867 1.899 0.1291 Jumlah pabrik gula SBR -420.724 -0.005 -0.011 0.3345 Suku bunga BI riil T 915.7704 0.2030 Tren waktu LAPTR 0.54337 0.0098 Luas areal perkebunan rakyat t-1 Prob|F| : 0.0013 R 2 : 0.6176 Dw : 1.991 Dh : - Harga riil gabah berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa petani relatif konsisten dalam membudidayakan tebu dan tidak serta merta mengganti luas areal pertanamannya dengan padi sekalipun harga gabah mengalami peningkatan. Jumlah pabrik gula berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan luas areal perkebunan rakyat. Namun peningkatan jumlah pabrik gula ini responsif pada jangka panjang dalam mempengaruhi luas areal perkebunan rakyat. Peningkatan 1 persen jumlah pabrik gula akan meningkatkan luas areal perkebunan rakyat sebesar 0.867 persen dalam jangka pendek dan 1.899 persen dalam jangka panjang. Suku bunga BI riil t-1 juga berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan rakyat. Hal ini mengindikasikan bahwa petani pada perkebunan rakyat kurang tertarik untuk mengakses permodalan dengan pihak perbankan, demikian pula dengan perbankan yang tidak tertarik untuk membiayai usaha pertanian dengan alasan resiko yang terlalu tinggi high risk dan keuntungan yang relatif rendah low profit. Hal ini yang kemudian membuat petani beralih pada rentenir untuk memperoleh modal pembiayaan usahataninya. Variabel tren waktu yang merepresentasikan perbaikan teknologi, infrastruktur, dan manajemen juga tidak berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan luas areal perkebunan rakyat. Petani perkebunan rakyat relatif masih tertinggal dalam melakukan adopsi teknologi. Luas areal perkebunan rakyat t-1 juga berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan rakyat. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi luas areal perkebunan besar negara untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

6.2.2. Produktivitas Gula Hablur Indonesia

Sama halnya dengan persamaan luas areal perkebunan, persamaan produktivitas gula hablur Indonesia juga didisagregasi menjadi 3 persamaan, yaitu : 1 produktivitas gula hablur negara, 2 produktivitas gula hablur swasta, dan 3 produktivitas gula hablur rakyat. Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 20 produktivitas gula hablur negara dipengaruhi secara nyata oleh harga riil gula tingkat pedagang besar, perubahan harga riil pupuk, luas areal perkebunan besar negara t-1, rendemen tebu, dan tren waktu. Harga riil gula tingkat pedagang besar berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas gula hablur negara. Respon produktivitas gula hablur negara terhadap harga riil gula tingkat pedagang besar adalah inelastis dalam jangka pendek. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga riil gula tingkat pedagang