Impor Gula Indonesia KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Gula

di Pasar Domestik dan Dunia 6.2.1. Areal Perkebunan Tebu Indonesia Persamaan luas areal perkebunan di Indonesia didisagregasi menjadi 3 persamaan berdasarkan status pengusahaan perkebunan, yaitu : 1 luas areal perkebunan besar negara, 2 luas areal perkebunan besar swasta, dan 3 luas areal perkebunan rakyat. Luas areal perkebunan besar negara berhubungan positif dengan harga gula tingkat pedagang besar, sedangkan jumlah pabrik gula, tren waktu, dan luas areal perkebunan besar negara t-1. harga riil gabah dan suku bunga BI riil berhubungan negatif dengan luas areal perkebunan besar negara di Indonesia. Hasil estimasi pada Tabel 17 menunjukkan bahwa luas areal pada perkebunan besar negara dipengaruhi secara nyata oleh jumlah pabrik gula dan luas areal perkebunan besar negara tahun t-1 Tabel 17. Hasil Estimasi Persamaan Luas Areal Perkebunan Besar Negara APTN Variabel Parameter Estimate Elastisitas Prob |T| Variabel Label SR LR Intercept -58 507.800 0.2182 Intercept HRGPB 7.019 0.410 0.676 0.1540 Harga riil gula pedagang besar HRGB -8.931 -0.216 -0.356 0.2310 Harga riil gabah JPG 1 401.404 1.063 1.752 0.1025 Jumlah pabrik gula LSBR -235.054 -0.008 -0.014 0.2208 Suku bungaBI riil t-1 T 296.083 0.3051 Tren waktu LAPTN 0.393 0.0286 Luas areal perkebunan besar negara t-1 Prob|F| : 0.1338 R 2 : 0.3482 Dw : 2.0409 Dh : - Keterangan : taraf signifikansi yang digunakan α= 0.15 Harga riil gula tingkat pedagang besar berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan besar negara. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga gula tidak mempengaruhi keputusan petani pada perkebunan besar negara mengenai luas areal tanamnya. Harga riil gabah juga berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan besar negara. Perkebunan besar negara memang spesifik untuk fokus dalam membudidayakan komoditas perkebunan seperti tebu, sehingga kenaikan harga riil gabah tidak mempengaruhi luas areal perusahaan perkebunan tebu negara untuk beralih mengusahakan tanaman padi. Jumlah pabrik gula berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar negara. Perkebunan tebu sangat mengandalkan adanya pabrik gula untuk mengolah tebu menjadi gula. Pertambahan jumlah pabrik gula di Indonesia menjadi pertimbangan tersendiri bagi perkebunan besar negara untuk menambah luas areal tanamnya. Hal ini diperkuat pula oleh respon luas areal perkebunan besar negara terhadap jumlah pabrik gula yang elastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penambahan 1 persen jumlah pabrik gula akan meningkatkan luas areal perkebunan besar negara sebesar 1.063 persen dalam jangka pendek dan 1.752 persen dalam jangka panjang. Suku bunga BI riil t-1 berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan besar negara. Hal ini dikarenakan peningkatan luas areal perkebunan besar negara lebih ditentukan oleh kebijakan pemerintah sehingga tidak mengandalkan perbankan sebagai salah satu sumber permodalan. Variabel tren waktu yang merepresentasikan perbaikan teknologi, infrastruktur, dan manajemen berpengaruh secara tidak nyata terhadap areal perkebunan besar negara. Adopsi teknologi yang dilakukan oleh perkebunan besar negara tidak menjadi pertimbangan bagi perkebunan besar negara untuk meningkatkan luas areal perkebunannya, sedangkan luas areal perkebunan besar negara t-1 berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar negara. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi luas areal perkebunan besar negara untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Hasil estimasi persamaan luas areal perkebunan besar swasta yang ditunjukkan oleh Tabel 18 dipengaruhi oleh perubahan harga riil gula tingkat pedagang besar, rasio harga riil gabah, jumlah pabrik gula, suku bunga BI riil, teknologi, dan luas areal perkebunan besar swasta t-1. Berdasarkan hasil estimasi persamaan luas areal perkebunan besar swasta dapat dijelaskan bahwa variabel luas areal perkebunan besar swasta dipengaruhi secara nyata oleh jumlah pabrik gula, suku bunga BI riil, tren waktu, dan luas areal perkebunan besar swasta t-1. Perubahan harga riil gula tingkat pedagang besar tidak berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan harga riil gula tingkat pedagang besar tidak mempengaruhi keputusan perkebunan besar swasta mengenai luas arealnya. Rasio harga riil gabah juga tidak berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Perkebunan besar swasta lebih konsisten terhadap jenis tanaman yang ditanam sehingga kenaikan harga riil gabah tidak akan membuat perusahaan perkebunan besar swasta beralih mengusahakan tanaman padi sehingga menurunkan luas areal perkebunan. Tabel 18. Hasil Estimasi Persamaan Luas Areal Perkebunan Besar Swasta APTS Variabel Parameter Estimate Elastisitas Prob |T| Variabel Label SR LR Intercept -30 759.5 0.2543 SHRGPB 1.396 0.001 0.001 0.3411 Perubahan harga riil gula tingkat pedagang besar RHRGB -10 934.20 -0.179 -0.458 0.2869 Rasio harga riil gabah JPG 660.433 0.682 1.742 0.1471 Jumlah pabrik gula SBR -488.834 -0.022 -0.056 0.0527 Suku bunga BI riil T 1 655.675 0.0057 Tren waktu LAPTS 0.609 0.0007 Luas areal perkebunan besar swasta t-1 Prob|F| : .0001 R 2 : 0.9513 Dw : 2.448 Dh : -2.449 Jumlah pabrik gula t-1 berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Perkebunan besar swasta pada umumnya lebih progresif dalam melakukan pengembangan perkebunan. Hal ini diperkuat dengan perubahan luas areal perkebunan besar swasta yang sangat responsif terhadap perubahan jumlah pabrik gula baik dalam jangka panjang. Peningkatan 1 persen jumlah pabrik gula akan meningkatkan luas areal perkebunan besar swasta sebesar 0.682 persen dalam jangka pendek dan 1.742 persen dalam jangka panjang. Suku bunga BI riil juga berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Hal ini menunjukkan bahwa perkebunan besar swasta mengandalkan perbankan sebagai salah satu sumber dalam permodalan untuk peningkatan areal. Namun, respon luas areal perkebunan besar swasta terhadap perubahan suku bunga BI riil adalah ineslastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peningkatan 1 persen suku bunga BI riil akan menurunkan luas areal perkebunan besar swasta sebesar 0.022 persen dalam jangka pendek dan 0.056 persen dalam jangka panjang. Variabel tren waktu yang merepresentasikan perbaikan teknologi, infrastruktur, dan manajemen juga berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Peningkatan terhadap adaposi inovasi dan teknologi akan mendorong peningkatan luas areal pada perkebunan besar swasta. Luas areal perkebunan besar swasta t-1 juga berpengaruh secara nyata terhadap luas areal perkebunan besar swasta. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi luas areal perkebunan besar swasta untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa persamaan luas areal perkebunan rakyat dipengaruhi oleh harga riil gula tingkat petani, harga riil gabah, jumlah pabrik gula, suku bunga BI riil, tren waktu, dan luas areal perkebunan rakyat t-1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa luas areal perkebunan rakyat hanya dipengaruhi secara nyata oleh jumlah pabrik gula dan luas areal perkebunan rakyat t-1. Peningkatan harga riil gula tidak berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan luas areal perkebunan rakyat. Hal ini mengindikasikan peningkatan harga gula tingkat petani tidak mampu menjadi insentif bagi petani tebu rakyat untuk meningkatkan luas areal perkebunannya. Kenaikan harga gula tingkat petani seringkali juga diikuti dengan kenaikan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani selama masa tanam. Hal ini yang membuat kenaikan harga gula petani tidak membuat petani meningkatkan luasan areal perkebunannya. Tabel 19. Hasil Estimasi Persamaan Luas Areal Perkebunan Rakyat APTR Variabel Parameter Estimate Elastisitas Prob |T| Variabel Label SR LR Intercept -70 786.7 0.3375 HRGP 4.640525 0.088 0.193 0.3873 Harga riil gula tingkat petani HRGB -30.1531 -0.261 -0.572 0.1536 Harga riil gabah JPG 3 185.105 0.867 1.899 0.1291 Jumlah pabrik gula SBR -420.724 -0.005 -0.011 0.3345 Suku bunga BI riil T 915.7704 0.2030 Tren waktu LAPTR 0.54337 0.0098 Luas areal perkebunan rakyat t-1 Prob|F| : 0.0013 R 2 : 0.6176 Dw : 1.991 Dh : - Harga riil gabah berpengaruh secara tidak nyata terhadap luas areal perkebunan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa petani relatif konsisten dalam membudidayakan tebu dan tidak serta merta mengganti luas areal pertanamannya dengan padi sekalipun harga gabah mengalami peningkatan. Jumlah pabrik gula