Metode Peramalan Prosedur Analisis 1. Identifikasi Model

b. Impor Gula Indonesia dari China MGICN s HRGINA s 1000 - MGICN d HRGINA d 1000 c. Impor Gula Indonesia dari Negara Lain MGIRW s HRGINA s 1000 - MGIRW d HRGINA d 1000

5. Kesejahteraan Pelaku Pasar

Net Surplus = Perubahan surplus produsen + Perubahan surplus konsumen + Penerimaan pemerintah dari tarif impor gula Keterangan : Subscript d = menyatakan nilai simulasi dasar Subscript s = menyatakan nilai simulasi kebijakan QGKPN = Produksi gula kristal putih perkebunan besar negara ton QGKPS = Produksi gula kristal putih perkebunan besar swasta ton QGKPR = Produksi gula kristal putih perkebunan rakyat ton DGRT = Permintaan gula rumah tangga ton DGIN = Permintaan gula industri ton HRGE = Harga riil eceran gula RpKg HRGPB = Harga riil gula tingkat pedagang besar RpKg HRGP = Harga riil gula tingkat petani RpKg HRGINA = Harga impor riil gula Indonesia RpKg TIG = Tarif impor gula Indonesia MGITH = Impor gula Indonesia dari Thailand ton MGICN = Impor gula Indonesia dari China ton MGIRW = Impor gula Indonesia dari Negara Lain ton

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia

Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk menghasilkan gula hablur yang tinggi. Gula hablur ini merupakan sukrosa yang dikristalkan, dimana dalam sistem produksi gula pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula kristal. Perkembangan luas areal perkebunan tebu dan produktivitas gula hablur di Indonesia dari tahun 2005-2011 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tahun Luas Areal ha Produktivitas tonha PBN PBS PR PBN PBS PR 2005 80 383 89 924 211 479 5.27 6.95 5.64 2006 87 227 95 338 213 876 5.20 6.58 5.74 2007 81 655 96 657 249 487 5.20 7.08 6.07 2008 82 222 101 500 252 783 4.82 7.25 6.08 2009 74 185 105 549 243 219 4.81 7.90 5.46 2010 76 250 114 494 243 513 4.13 5.94 5.32 2011 79 302 114 554 280 067 5.89 8.25 6.24 Keterangan : PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta PR : Perkebunan Rakyat : Angka sementara Sumber : Ditjenbun 2011 Saat ini perkebunan rakyat mendominasi luas areal perkebunan tebu di Indonesia. Berdasarkan data dari tahun 2005-2011 terlihat bahwa perkebunan rakyat memiliki luas areal yang terbesar dibandingkan luas areal perkebuan besar negara dan swasta. Pada tahun 2010 dari total areal perkebunan tebu nasional seluas 434 257 ha, sekitar 243 513 ha 56.08 persen diusahakan oleh perkebunan rakyat, sedangkan 76 250 ha 17.56 persen diusahakan oleh perkebunan besar negara dan sisanya 114 494 ha 26.37 persen diusahakan oleh perkebunan besar swasta. Pada periode 2005-2011 pertumbuhan luas areal perkebunan besar swasta selalu mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan 4.48 persen per tahun,