Pengumpulan data

3.7 Pengumpulan data

3.7.1 Pertimbangan praktis

Batasan praktis sangat berpengaruh pada penentuan jenis survei yang cocok untuk kondisi tertentu. Merancang survei bukanlah hal yang mudah, tetapi membutuhkan kemampuan dan pengalaman tertentu. Beberapa batasan praktis yang sering dijumpai dalam beberapa kajian transportasi adalah sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.

a waktu pelaksanaan kajian Faktor ini merupakan hal terpenting karena dapat memberikan perkiraan berapa lama waktu atau usaha yang sebaiknya diberikan untuk proses pengumpulan data;

b horizon kajian Terdapat dua tipe situasi yang patut dipertimbangkan, yaitu: •

tahun rencana sangat dekat, misalnya dalam suatu kajian taktis sehingga tersedia cukup banyak waktu untuk melaksanakan kajian. Pada akhirnya diperlukan alat bantu analisis tertentu, misalnya yang membutuhkan jenis data tertentu;

• suatu kajian strategis yang horizon kajiannya (tahun rencana) bisa mencapai 20 tahunan di masa mendatang. Walaupun secara prinsip dimungkinkan penggunaan alat bantu analisis jenis apa pun, galat dalam peramalan hanya dapat diketahui dalam waktu 20 tahun mendatang. Dengan demikian, diperlukan proses pemantauan dan evaluasi untuk melihat apakah sasaran kajian tersebut tercapai.

Konsep pemodelan 107 Konsep pemodelan 107

d sumber daya kajian Beberapa hal berikut sangat perlu diketahui sebelum kita memulai suatu pengkajian, misalnya jumlah tenaga ahli yang tersedia, tingkat keahliannya, dan tingkat kemampuan fasilitas komputer yang tersedia.

3.7.2 Jenis survei

Pada umumnya survei yang akan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sistem prasarana transportasi dan sistem tata guna lahan. Untuk lebih lengkap, pembaca disarankan membaca modul pelatihan ‘Metode Survei Lalulintas dan Transportasi’ yang disusun oleh LPM-ITB bekerja sama dengan KBK Rekayasa Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, ITB (LPM-ITB, 1997e).

3.7.2.1 Sistem prasarana transportasi Survei seharusnya direncanakan untuk dapat mengetahui seluruh informasi fasilitas sistem prasarana transportasi yang dimiliki serta informasi kinerjanya dalam berbagai kondisi arus lalulintas. Kebutuhan akan data juga sangat ditentukan oleh sasaran dan tujuan kajian.

a Inventarisasi prasarana jalan Rincian data inventarisasi yang harus di- kumpulkan untuk jalan perkotaan meliputi:

1 desain geometrik, meliputi: •

potongan melintang yang terperinci, termasuk lebar jalan dan daerah milik jalan, jumlah dan lebar lajur, jalur lambat, median, bahu jalan yang diperkeras, fasilitas pejalan kaki, kereb, dan lain-lain;

persimpangan, meliputi geometrik dan radius membelok;

• alinyemen horizontal, meliputi panjang ruas, bagian jalan yang lurus dan lengkung, jari-jari tikungan dan superelevasi;

• alinyemen vertikal meliputi bagian jalan yang mendatar, kelandaian naik dan turun.

2 pengendalian lalulintas, meliputi: •

rambu lalulintas dan marka jalan, meliputi lokasi, jenis dan ukuran; •

lampu lalulintas dan lampu penerangan, meliputi lokasi dan jenis; •

persimpangan, meliputi dimensi, radius membelok, lokasi dan jenis pengendalian, dan lampu penerangan;

• parkir dan akses, meliputi lokasi setiap akses, parkir di badan jalan dan bukan di badan jalan, dan cara pengendalian parkir.

3 tata guna lahan, meliputi informasi jenis bangunan, penghalang terhadap jarak pandangan bebas serta objek yang menghalangi kelancaran lalulintas

108 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi 108 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi

4 fasilitas jalan lainnya, meliputi drainase, saluran air limbah, kabel, dan lain-lain.

Untuk keperluan perencanaan dan pemodelan transportasi, hanya sebagian saja dari keseluruhan data inventarisasi jalan yang dibutuhkan.

b Inventarisasi kinerja angkutan umum, meliputi rute bus, jumlah armada, tarif, frekuensi, lokasi terminal dan halte, jenis kendaraan (termasuk

kapasitasnya), dan survei naik − turun penumpang dalam bentuk profil pembebanan dalam satu rute.

c Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir, meliputi survei inventarisasi ruang parkir dan survei kebutuhan parkir.

1 Survei inventarisasi ruang parkir, meliputi lokasi dan kapasitas tampung parkir, waktu pengendalian, tempat larangan dan pembatasan parkir, tarif parkir (tetap atau progresif), marka jalan, dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir, dan rambu jalan.

2 Survei kebutuhan parkir, meliputi tujuan parkir, volume parkir, durasi parkir, akumulasi parkir, laju pergantian parkir, indeks parkir, dan jarak berjalan kaki.

d Inventarisasi waktu tempuh, meliputi informasi waktu tempuh (dapat dilakukan dengan survei metode pengamat bergerak dan survei pengamat statis), waktu berhenti, waktu bergerak, dan kecepatan bergerak.

Survei yang dilakukan bertujuan untuk menda- patkan informasi tata guna lahan, meliputi jenis dan intensitasnya serta karakteristik pergerakan. Contoh data tata guna lahan adalah populasi, tenaga kerja, produksi berbagai sektor, misalnya pertanian, industri, pertambangan, perikanan, dan kehutanan, biasanya tersedia dengan baik dan lengkap untuk setiap propinsi di Biro Pusat Statistik. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di tingkat I maupun II secara rutin mengumpulkan data yang berkaitan dengan tata guna lahan setiap tahunnya dan didokumentasikan secara baik dan lengkap serta dipublikasikan secara rutin, misalnya Propinsi Jawa Barat Dalam Angka.

3.7.2.2 Sistem tata guna lahan

Karakteristik pergerakan bisa didapat melalui survei wawancara rumah tangga, survei wawancara di tepi jalan, survei angkutan barang, dan survei angkutan umum. Dalam survei wawancara rumah tangga, beberapa informasi rumah tangga berikut sangat dibutuhkan, yaitu anggota keluarga, usia dan jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, pemilikan kendaraan, dan intensitas pergerakan yang dilakukan setiap harinya oleh seluruh anggota keluarga.

Tambahan lain, dalam survei wawancara rumah tangga juga bisa ditanyakan karakteristik pergerakan, misalnya jenis tata guna lahan zona asal dan zona tujuan, waktu berangkat dan tiba, tujuan pergerakan, dan moda transportasi yang

Konsep pemodelan 109 Konsep pemodelan 109

Tabel 3.8 Rekomendasi ukuran sampel survei wawancara rumah tangga

Ukuran sampel (rumah tangga) Populasi

Rekomendasi Minimum

di bawah 50.000

di atas 1.000.000

Sumber: Bruton (1985) Pada survei angkutan barang, beberapa informasi berikut sangat dibutuhkan agar

dapat menghasilkan gambaran karakteristik angkutan barang, misalnya jenis kendaraan yang digunakan, jenis dan volume barang yang diangkut, zona asal dan tujuan, karakteristik perusahaan (jika ada), informasi penggunaan transportasi multi moda, dan lain-lain. Survei angkutan umum bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah naik − turunnya penumpang untuk setiap rute, profil pembebanan untuk setiap rute, zona asal dan zona tujuan pergerakan, tujuan pergerakan, moda transportasi dari zona asal ke angkutan umum, serta moda transportasi dari angkutan umum ke zona tujuan.

Survei wawancara di tepi jalan juga menanyakan informasi yang sama dengan survei lainnya, yaitu jenis kendaraan, tingkat isian penumpang, zona asal dan tujuan, serta tujuan pergerakan. Salah satu kelemahan survei ini adalah terganggunya arus lalulintas karena kendaraan harus berhenti untuk diwawancarai. Kelemahan berikutnya adalah bahwa untuk suatu ruas jalan yang cukup tinggi arus lalulintasnya, pengambilan sampel 100% hampir tidak mungkin dapat dilaksanakan. Tabel 3.9 memperlihatkan ukuran sampel yang direkomendasikan untuk survei wawancara ditepi jalan.

Tabel 3.9 Rekomendasi ukuran sampel survei wawancara di tepi jalan

Arus lalulintas (kendaraan/jam)

Ukuran sampel

900 atau lebih

Sumber: Ortuzar and Willumsen (1994)

110 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi