Sistem integrasi transportasi antarmoda terpadu

9.4 Sistem integrasi transportasi antarmoda terpadu

9.4.1 Umum

Survei Asal − Tujuan Nasional yang dilakukan pada tahun 1995 memberikan indikasi tentang pola transportasi di Indonesia yang meliputi transportasi darat, sungai, laut, dan udara. Karena Indonesia negara kepulauan, tidak bisa dihindari perlunya pertukaran moda transportasi dalam suatu perjalanan, baik untuk penumpang maupun barang dari tempat asal menuju ke tempat tujuan. Biaya transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan ini merupakan kombinasi dari biaya transportasi setiap moda ditambah dengan biaya transit dari suatu moda ke moda lainnya.

Khusus untuk pergerakan barang (industri), sistem transportasi antarmoda terpadu merupakan sistem yang bertujuan melayani perdagangan dengan memberikan atau menawarkan kemudahan dalam menangani proses pengiriman barang. Kemudahan tersebut diarahkan kepada pengirim dan penerima barang (eksportir dan importir), untuk tidak lagi dibebani oleh kompleksitas yang dihadapi dalam menangani sendiri seluruh atau sebagian dari proses pengiriman barang tersebut.

Hal ini akan lebih dirasakan bilamana pengiriman barang itu melibatkan lebih dari satu moda transportasi, sehingga dalam proses pelaksanaannya, barang akan melalui beberapa tahapan ‘penerimaan’ dan ‘penyerahan’, sejak penerimaan awal sampai pada penerimaan akhir (pembeli).

Selain itu, karena keterbatasan peran setiap prasarana transportasi dalam menjangkau suatu wilayah secara menyeluruh, maka sistem integrasi antarmoda diharapkan dapat menanggulangi keterbatasan tersebut. Hal yang penting dalam integrasi antarmoda meliputi kondisi dan bentuk jaringan prasarana transportasi, titik simpul (temu) antara berbagai moda berupa terminal atau dermaga, yaitu tempat pergantian antarmoda yang satu dengan moda lainnya sehingga kontinuitas pergerakan orang atau barang dapat berlangsung dengan lancar.

Di samping itu, faktor operasional juga sangat menentukan, khususnya bagi angkutan umum seperti ketersediaan moda dengan jadwal yang teratur dan terintegrasi antara satu moda dengan moda lainnya sehingga memudahkan pengguna jasa angkutan di samping tentunya pengaturan tarif yang terjangkau masyarakat luas.

9.4.2 Waktu tempuh dan biaya transit sebagai kendala utama

Waktu tempuh adalah salah satu faktor yang paling utama yang harus sangat diperhatikan dalam transportasi. Hal ini diilustrasikan pada gambar 9.3.

504 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi

Biaya transportasi

Moda B

Biaya transit

Lokasi

Moda A

pertukaran moda

Gambar 9.3

Grafik biaya transportasi

sebagai fungsi jarak Sumber: Tamin (1998a)

Jarak

Waktu tempuh juga merupakan daya tarik utama dalam pemilihan moda yang akan digunakan oleh suatu perjalanan (manusia ataupun barang). Jelas, bertambahnya waktu tempuh pada suatu moda akan menurunkan jumlah penggunaan moda tersebut dan dengan sendirinya pula akan menurunkan tingkat pendapatannya. Akibat yang lebih jauh lagi adalah akan berkurangnya kepercayaan masyarakat akan kemampuan moda tersebut sehingga jika terdapat alternatif moda lainnya yang lebih baik, masyarakat konsumen akan lebih senang beralih dan memilih moda lain tersebut.

Deregulasi pemerintah di sektor perhubungan laut melalui Inpres 4 tahun 1985 sangat mendukung sistem transportasi antarmoda terpadu. Deregulasi itu bertujuan menurunkan biaya transportasi yang saat itu dinilai kurang efisien dan sangat tinggi. Deregulasi mencakup penghapusan peranan Bea dan Cukai, penurunan tarif pelabuhan, dan penghapusan surat Fiskal untuk pelayaran dalam negeri. Untuk perjalanan yang memerlukan beberapa moda transportasi, faktor lainnya yang lebih menentukan (selain waktu tempuh) adalah biaya transit (biaya perpindahan barang atau penumpang).

Dapat dilihat dari gambar 9.3 bahwa untuk menekan biaya transportasi, baik untuk pergerakan penumpang maupun barang dalam sistem transportasi antarmoda yang terpadu, hal yang perlu diperhatikan adalah usaha penghematan biaya transit dari suatu moda ke moda lainnya. Untuk itu perlu dibangun fasilitas sarana dan prasarana di tempat perpindahan barang dan/atau penumpang agar dapat berlangsung dengan cepat, aman, murah, dan nyaman sehingga biaya transit dapat ditekan sekecil mungkin.

9.4.3 Tempat pertukaran moda

Seperti telah diterangkan, untuk menunjang pengembangan suatu wilayah, peranan sektor industri perlu ditingkatkan dan dikembangkan, di samping sektor pertanian dan pertambangan dan lain-lainnya yang telah berperan sekarang. Hal yang penting dalam pengembangan industri yang sangat berkaitan dengan sistem jaringan transportasi adalah lokasi industri. Seperti diketahui, lokasi industri ditentukan dan sangat tergantung dari lokasi daerah pemasaran, lokasi daerah bahan mentah dan sistem jaringan transportasi yang ada.

Lokasi industri yang optimal berada pada lokasi pertukaran moda untuk menghindari biaya transit. Tetapi, jika biaya transit tersebut dapat ditekan sekecil mungkin

Masalah transportasi di negara sedang berkembang

(misalnya dengan menggunakan peti kemas), lokasi industri dapat dipindahkan ke lokasi bahan mentah untuk menghindari biaya terminal sehingga total biaya transportasi dapat ditekan. Rencana ini tentu harus ditunjang oleh sumber daya manusia yang cukup kuantitas dan kualitasnya (keterampilan tertentu).

Sumber daya manusia kadang-kadang masih merupakan kendala utama bagi pengembangan wilayah sehingga diperlukan usaha pemerintah untuk meningkatkan kecerdasan penduduk dengan melalui program pendidikan dan pelatihan secara intensif. Selain itu, tradisi atau kebiasaan setempat kadang-kadang kurang mendukung program pembangunan dan ini merupakan salah satu tambahan hambatan.

9.4.4 Peranan peti kemas dalam usaha menunjang perekonomian

Peti kemas mempunyai kemampuan gerak yang mampu mencapai dua titik lokasi (tanpa bongkar muat) dalam suatu perjalanan yang tidak mungkin dilakukan dengan satu moda transportasi saja. Dengan kata lain, pengiriman barang dengan peti kemas dari suatu tempat di Indonesia ke New York akan dapat dilakukan dengan hanya menggunakan satu peti kemas yang sama, meskipun peti kemas tersebut dalam proses perjalanannya tidak dapat lepas dari ketergantungannya pada moda-moda transportasi yang ada, baik darat, laut maupun udara. Peranan transportasi laut dalam pengiriman peti kemas merupakan mata rantai transportasi yang utama dan tidak diragukan lagi kepentingannya.

Hal ini memungkinkan pengguna jasa untuk memanfaatkannya guna melaksanakan pengiriman barang langsung dari pabrik ke tujuan akhir, tanpa dibebani oleh berbagai masalah dalam proses angkutannya. Secara singkat, kompleksitas yang dihadapi akan dapat diatasi dengan menyerahkan pengurusan serta penyelesaian pengiriman barang kepada satu badan yang harus mampu melaksanakannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan jual beli, dan mengambil alih tanggung jawab atas barang sejak diterima dan diserahkan kepada penerima.

Karena itu, sistem peti kemas dapat digunakan untuk mengurangi biaya transportasi, terutama jika sistem transportasi antarmoda terpadu digunakan. Secara umum, pengurangan total biaya transportasi bisa didapat dari yang berikut ini:

a Pengurangan biaya pengepakan Biaya dan waktu pengepakan tidak diper- lukan lagi karena peti kemas telah langsung siap untuk dimuat dan dikirim. Yang perlu diperhitungkan adalah biaya menyewa peti kemas tersebut.

b Pengurangan biaya atas kerusakan barang Peti kemas terbuat dari bahan logam sehingga kerusakan barang dalam proses bongkar muat dapat ditekan sekecil mungkin.

c Pengurangan kemungkinan barang hilang Peti kemas dilengkapi dengan sistem kunci yang kuat sehingga kemungkinan kehilangan barang dapat dikatakan tidak ada.

d Pengurangan biaya asuransi Kerusakan barang dan kehilangan barang da- pat ditekan sehingga biaya asuransi pun secara otomatis dapat ditekan.

e Pengurangan biaya pemeriksaan Biaya pemeriksaan dapat ditekan karena peti kemas bersifat seperti gudang yang dapat dipindah-pindah.

506 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi 506 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi

g Pengurangan biaya servis pintu-ke-pintu Pengiriman barang dapat dilaku- kan dengan hanya menggunakan satu peti kemas yang sama dari tempat asal sampai ke tempat tujuan dan dapat dilakukan dengan hanya satu dokumen saja sejak diterima sampai dengan diserahkannya barang tersebut kepada penerima.

Tetapi, di samping keuntungan di atas, peti kemas juga mempunyai kekurangan yang perlu diperhatikan, yaitu beratnya sendiri yang besar. Hal ini jelas akan menimbulkan permasalahan jika peti kemas tersebut diangkut melalui transportasi jalan raya. Pengangkutan peti kemas yang begitu berat melalui jaringan jalan raya jelas akan cepat mengurangi waktu pelayanan konstruksi jalan raya tersebut. Pengurangan waktu pelayanan ini beragam, yang sangat tergantung pada total beban gandar kendaraan yang digunakan.

Pengurangan waktu pelayanan mengharuskan konstruksi jalan raya secepatnya ditingkatkan kembali (pelapisan ulang) untuk memperpanjang usia pelayanannya. Program pemeliharaan jalan ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, penggunaan transportasi jalan baja (kereta api) untuk mengangkut peti kemas merupakan jawaban yang sangat tepat. Selain beban gandar, beberapa perbandingan antara sistem jaringan jalan raya dengan jalan baja dapat dilihat pada tabel 9.3.

Tabel 9.3 Perbandingan antara angkutan jalan raya dengan angkutan jalan baja

No Hal yang diperbandingkan

Jalan raya

Jalan baja

1 Pelayanan

pintu-ke-pintu, tidak membutuhkan

membutuhkan angkutan awal dan

pra- dan purna-angkutan;

angkutan lanjutan; bermobilitas

bermobilitas tinggi

rendah

2 Macam lalulintas

segala macam lalu lintas dari

hanya diperbolehkan untuk kereta

pejalan kaki sampai dengan truk

api

3 Biaya angkut

menguntungkan untuk jarak dekat

menguntungkan untuk jarak jauh

karena menghemat waktu dan

karena biaya operasi relatif lebih

biaya dan tidak perlu ada angkutan

murah

pra- dan purna-stasiun

4 Kecepatan

kecepatan sangat ditentukan oleh

kecepatan dapat lebih tinggi karena

volume lalulintas

tidak ada hambatan

5 Biaya pemeliharaan

relatif lebih murah

membutuhkan pemeliharaan yang teliti; biaya relatif lebih tinggi

6 Jenis barang

tidak cocok untuk angkutan massal

cocok untuk angkutan massal dan

yang diangkut

(besar)

berjarak jauh

7 Pengusahaan

pengusaha hanya menyediakan

pengusaha harus menyediakan

angkutan

sarananya saja (bis, truk)

sarana, prasarana, dan pengaturan lalulintas

8 Perpindahan dari

sangat mudah dan leluasa

harus melalui konstruksi khusus

satu jalur ke jalur lain

(wesel) dan persilangan

Masalah transportasi di negara sedang berkembang

Karena itu, dalam sistem transportasi antarmoda terpadu, peranan peti kemas sangat diperlukan karena dapat mengurangi biaya transportasi dan sekaligus mengurangi harga jual barang sehingga bisa lebih dapat bersaing (kompetitif) dengan produsen lainnya.