Permasalahan dalam penggunaan data arus lalulintas
8.6 Permasalahan dalam penggunaan data arus lalulintas
Arus lalulintas sangat berguna sebagai data utama dalam proses penaksiran MAT, tetapi masih terdapat beberapa masalah yang terkait dengan penggunaannya. Permasalahan tersebut timbul karena arus lalulintas tidak pernah luput dari galat.
8.6.1 Masalah perhitungan arus lalulintas
Yang dibutuhkan untuk menghitung arus lalulintas adalah data perencanaan yang sederhana untuk setiap zona dan data arus lalulintas pada beberapa ruas jalan tertentu. Data arus lalulintas sebenarnya cerminan pergerakan arus antarzona dan rute yang dipilih. Jadi, volume arus lalulintas untuk ruas jalan tertentu menyediakan informasi mengenai semua pergerakan antarzona yang menggunakan ruas tersebut. Dua masalah penting diterangkan berikut ini.
392 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi
Gambar 8.1 memperlihatkan bahwa arus lalulintas pada ruas 5 − 6 adalah penjumlahan arus pada ruas 1 − 5 dan 2 − 5. Karena itu, dengan mengetahui data arus pada ruas 1 − 5 dan 2 − 5, tidak ada gunanya menghitung arus
8.6.1.1 Ketergantungan
pada ruas 5 − 6 karena berdasarkan kondisi kontinuitas, V ˆ 56 = V ˆ 15 + V ˆ 25 . Secara prinsip dibutuhkan data arus lalulintas pada hanya 3 ruas saja untuk mendapatkan
arus untuk semua ruas jalan pada gambar 8.1.
Gambar 8.1 Jaringan sederhana dengan arus lalulintasnya Sumber: Tamin (1988abcd)
Karena itu, dari sisi ekonomi, perlu diperhatikan cara memilih ruas jalan yang cocok untuk mendapatkan data arus lalulintasnya. Menghilangkan data arus lalulintas pada ruas jalan yang saling terkait dapat mengurangi jumlah persamaan untuk menaksir MAT, tanpa harus kehilangan informasi sedikit pun. Karena itu, dari segi efisiensi biaya, perlu ditentukan ruas jalan yang tepat untuk menghitung arus lalulintasnya.
Masalah ketidakkonsistenan dalam perhitungan arus lalulintas timbul jika kontinuitas arus tidak dipenuhi oleh data hasil pengamatan. Pada gambar 8.1, pengamatan bisa menghasilkan persamaan:
8.6.1.2 Ketidakkonsistenan
V ˆ 56 ≠ V ˆ 15 + V ˆ 25 (8.50) atau
V ˆ 15 + V ˆ 25 ≠ V ˆ 63 + V ˆ 64 (8.51) Permasalahan ketidakkonsistenan bisa timbul karena galat manusia atau mungkin
juga karena perhitungan dilakukan pada saat yang tidak bersamaan. Akibatnya, tidak ada solusi MAT yang menghasilkan kembali arus lalulintas yang tidak konsisten. Salah satu cara untuk menghindari masalah ini adalah dengan memilih ruas jalan yang saling tidak berkaitan untuk dihitung arus lalulintasnya. Metode lainnya dengan melakukan perbaikan untuk mengatasi jenis galat seperti ini.
8.6.2 Masalah kurang-terspesifikasi
Pertimbangkan daerah kajian yang dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut zona; setiap zona diwakili oleh pusat zona. Anggaplah terdapat N buah zona di dalam daerah kajian. Semua zona ini dihubungkan dengan jaringan jalan yang terdiri dari beberapa ruas jalan. Setiap ruas jalan dicirikan pada kedua ujungnya
Model transportasi berdasarkan data arus lalulintas
kajian tersebut terdiri dari N² sel, [N² − N] sel jika pergerakan intrazona diabaikan. Tahap terpenting dari proses penaksiran model kebutuhan akan transportasi dari
data arus lalulintas adalah identifikasi rute yang dilalui oleh setiap pergerakan dari setiap zona asal i ke setiap zona tujuan d. Dengan kata lain, proporsi pergerakan antarzona asal i dan zona tujuan d harus diidentifikasi untuk setiap ruas jalan l yang dianalisis. Dalam kasus ini, peubah l p digunakan untuk mendefinisikan proporsi
id
pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d yang bergerak melalui ruas jalan l. Jadi, dengan kata lain, arus pada setiap ruas jaringan jalan adalah produk dari:
• pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d atau kombinasi berbagai jenis pergerakan yang bergerak antarzona di dalam suatu daerah kajian (=T id ); dan
• proporsi pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d yang menggunakan ruas
jalan l yang didefinisikan sebagai l p (0
≤ p id ≤ 1).
id
Total arus Vˆ pada ruas jalan tertentu merupakan penjumlahan setiap pergerakan l
antarzona di dalam daerah kajian yang menggunakan ruas jalan tersebut. Secara matematis, hal tersebut dapat dinyatakan sebagai:
l = ∑∑ T id . p id
Jelaslah bahwa nilai l p ditentukan oleh pemilihan rute yang dilakukan oleh setiap
id
pengendara di dalam daerah kajian. Peubah l p dapat diperkirakan dengan
id
menggunakan teknik pembebanan rute yang sesuai. Beberapa teknik pembebanan rute tersedia mulai dari teknik sederhana all-or-nothing sampai ke teknik yang lebih kompleks, yaitu teknik pembebanan keseimbangan. Bagi pembaca yang berminat, beberapa teknik pembebanan rute telah dijelaskan secara terperinci pada bab 7.
Jika semua nilai l p dan data arus lalulintas
Vˆ diketahui, terdapat N² jumlah T l id yang tidak diketahui yang harus dihitung dari satu set persamaan linear simultan
id
(persamaan 8.52) yang jumlahnya tergantung pada jumlah data arus lalulintas yang tersedia. Terdapat beberapa masalah utama yang terkait dengan penggunaan model yang diusulkan, baik dari segi matematis maupun dari segi praktis.
• Dari segi matematis dibutuhkan sejumlah N² data arus lalulintas yang tidak saling terkait untuk mendapatkan MAT [T id ] dari satu set persamaan linear simultan (8.52). Jumlah persamaan yang tersedia tergantung pada jumlah ruas yang didapatkan data arus lalulintasnya.
• Secara praktis, hanya sebagian kecil ruas jalan saja yang bisa didapat data arusnya. Meskipun semua ruas jalan dapat dihitung, jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang tidak diketahui sehingga tidak mungkin didapat solusi akhir. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat lebih dari satu buah MAT yang jika dibebankan kembali ke jaringan jalan
394 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi 394 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi
id
hasil pengamatan. Pendekatan untuk mengatasi masalah kurang-terspesifikasi telah dikembangkan
oleh beberapa peneliti. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan membatasi solusi yang mungkin dengan melakukan asumsi mengenai perilaku pergerakan. Hal ini didiskusikan lebih rinci pada subbab berikut ini.