58
Bagan Penilaian dan Tata Laksana Awal Kecurigaan HIV Anak
Anak sakit berat atau TB, pajanan HIV belum diketahui dan dicurigai terinfeksi HIV
Identiikasi faktor risiko HIV: Status infeksi HIV pada ibu.
• Transfusi darah.
• Penularan seksual.
• Pemakaian narkoba suntik.
• Cara kelahiran spontan dan laktasi.
•
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan isis serta evaluasi bila •
anak mempunyai tanda dan gejala klinis infeksi HIV atau IO. Lakukan pemeriksaan penunjang dan pengobatan yang sesuai.
•
Identiikasi faktor risiko, tandagejala klinis infeksi HIV atau IO •
yang disebabkan HIV. Pertimbangkan uji diagnostik HIV dan konseling.
• Pilihan metode diagnostik tergantung umur anak.
• Jika status HIV ibu tidak dapat ditentukan dan uji virologi tidak
• dapat dikerjakan maka untuk diagnosis infeksi HIV pada anak
umur 18 bulan uji antibodi HIV harus dikerjakan.
3. Jenis Uji HIV Uji antibodi HIV ELISA atau rapid TestUji cepat
Uji cepat makin tersedia dan aman, efektif, sensitif dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosis infeksi HIV pada anak mulai umur 18 bulan. Untuk anak berumur 18 bulan, Uji cepat antibodi HIV
59
dapat dipercaya untuk mendeteksi bayi yang terpajan HIV dan untuk menyingkirkan infeksi HIV pada anak yang tidak mendapat ASI.
Uji cepat HIV dapat digunakan untuk menyingkirkan infeksi HIV pada anak malnutrisi atau keadaan klinis berat lainnya di daerah dengan prevalens HIV yang tinggi. Untuk anak berumur 18 bulan,
semua uji antibodi HIV yang positif harus dipastikan dengan uji virologi sesegera mungkin. Jika hal ini tidak tersedia maka ulangi uji antibodi pada umur 18 bulan.
Uji virologi
Uji virologi untuk RNA atau DNA yang spesiik HIV merupakan metode yang paling dipercaya untuk mendiagnosis infeksi HIV pada anak berumur 18 bulan. Beberapa laboratorium khusus dapat
melakukan uji ini. Jika anak pernah mendapatkan pencegahan dengan zidovudine ZDV selama atau sesudah persalinan, uji virologi tidak dianjurkan sampai 4–8 minggu setelah lahir karena ZDV
mempengaruhi hasil. Satu uji virologi yang positif pada umur 4–8 minggu sudah cukup untuk membuat diagnosis infeksi pada bayi muda. Jika bayi tersebut masih mendapat ASI dan uji virologi
RNA negatif maka uji tersebut perlu diulang 6 minggu setelah anak disapih untuk memastikan bahwa anak tidak terinfeksi HIV.
4. Status HIV pada Anak
Anak dengan infeksi HIV diklasiikasikan berdasarkan kriteria klinis dan kriteria imunologis.
A. Kriteria Klinis
Klasiikasi WHO berdasarkan penyakit yang secara klinis berhubungan dengan HIV
Klinis Stadium Klinis WHO
Asimtomatik 1
Ringan 2
Sedang 3
Berat 4
Pedoman klinis secara lebih detail dapat dibaca pada Buku Pedoman Tata Laksana Infeksi HIV pada Anak di Indonesia.
B. Kriteria Imunologis
Klasiikasi WHO mengenai imunodeisiensi HIV menggunakan hitung CD4+ sebagai dasar menentukan klasiikasi
60
Klasiikasi WHO tentang imunodeisiensi HIV menggunakan CD4+
Imunodeisiensi Nilai CD4+ menurut umur
11 bulan 12-35 bulan
36-59 bulan 5 tahun selmm
3
Tidak ada 35
30 25
500 Ringan
30 - 35 25 - 30
20- 25 350 - 499
Sedang 25 - 30
20 - 25 15 - 20
200 - 349 Berat
25 20
15 200 atau 15
5. Tatalaksana Umum Anak terinfeksi HIV
Langkah awal dalam tatalaksana anak yang terdiagnosis HIV adalah memastikan agar tumbuh dan kembangnya terjaga. Selanjutnya mendiagnosis dan menatalaksana IO yang ada seperti TB. Pemberian
proilaksis untuk TB, PCP dan malaria merupakan bagian penting terutama pada anak dengan kadar limfosit CD4 sangat rendah 15 atau bayi. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk pemberian ARV
yang meliputi memastikan orang dewasa yang akan menjadi pemberi minum obat, kondisi sosial ekonomi secara keseluruhan dan kepatuhan terhadap obat-obatan lain yang digunakan sebelum
memulai terapi ARV.
Gambar 4. Tatalaksana umum anak terinfeksi HIV