Desensitisasi pengobatan TB-HIV EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT OAT DAN ARV

88 Penggunaan • Protease Inhibitor PI dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan lipid. Beberapa ahli menganjurkan monitoring kimia serum secara reguler tetapi lebih diutamakan untuk dilakukan atas dasar tanda dan gejala. Pengukuran • Viral Load VL = HIV RNA sampai sekarang tidak dianjurkan untuk memonitor pasien dalam ART dalam keadaan terbatas fasilitas dan kemampuan pasien. Pemeriksaan HIV DNA perlu dipertimbangkan untuk diagnosis infeksi HIV pada bayi yang terpajan HIV di usia di bawah 18 bulan. Untuk dewasa, pemeriksaan VL digunakan untuk membantu diagnosis gagal terapi. Hasil VL dapat memprediksi gagal terapi lebih awal dibandingkan dengan hanya menggunakan monitoring klinis dan pemeriksaan jumlah CD4.

c. Monitoring lain

Enam bulan sejak memulai ART merupakan masa yang kritis dan penting. Diharapkan dalam masa tersebut akan terjadi perbaikan klinis dan imunologis, kadang terjadi toksisitas obat. Selain itu bisa juga terjadi suatu SPI. Pada keadaan tersebut, pasien seolah-olah mengalami perburukan klinis yang sebetulnya merupakan suatu keadaan pemulihan respons imunitas yang kadang sampai menimbulkan gejala peradanganinlamasi berlebihan. Sindrom Pulih Imun adalah perburukan kondisi klinis sebagai akibat respons inlamasi berlebihan pada saat pemulihan respons imun setelah pemberian terapi antiretroviral. Sindrom pulih imun mempunyai manifestasi dalam bentuk penyakit infeksi maupun non infeksi. Sindrom pulih imun infeksi ini dideinisikan sebagai timbulnya manifestasi klinis atau perburukan infeksi akibat perbaikan respons imun spesiik patogen pada ODHA yang berespons baik terhadap ARV. Manifestasi klinis yang muncul sangat bervariasi dan tergantung dari organisme penyebab. Organisme yang paling sering menyebabkan IRIS adalah M.tuberculosis, M.avium, Cryptococcus neoformans dan Cytomegalovirus. Manifestasi klinis IRIS yang utama adalah: a. Munculnya lagi gejala penyakit infeksi yang pernah ada sebelumnya dan telah teratasi infeksinya, penyebab terbanyak adalah TB. b. Munculnya infeksi yang sebelumnya asimtomatik, umumnya disebabkan oleh M.avium, jarang oleh M.tuberculosis. c. Penyakit autoimun dan inlamasi seperti sarkoidosis. Gejala klinis IRIS bersifat sementara misalnya demam, limfadenopati yang bertambah, tuberkuloma intraserebral menjadi muncul kembali, efusi pleura, sindrom distress pernapasan, infeksi subklinis menjadi manifest atau gejala klinis memburuk pada pengobatan TB yang adekuat. Perburukan klinis TB pada pemberian ARV selain disebabkan oleh IRIS, dapat pula disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap antigen M.tuberculosis yang mati. Hal ini bukan suatu kegagalan pengobatan dan bersifat sementara. IRIS dapat juga disebabkan oleh mikobakteria atipik, PCP, Varicella zoster, virus herpes simplex. Beberapa kriteria yang mendukung diagnosis IRIS pada TB-HIV 3 dari kriteria sebagai berikut: a. Manifestasi klinis atipikal setelah ARV mulai diberikan. 89 b. Viral load 1 log10 per mL. c. CD4 meningkat. d. Bukan TB relaps atau resisten OAT. e. Bukan karena ketidakpatuhan minum obat. f. Bukan akibat efek samping obat. g. Bukan karena infeksi lain atau keadaan lain karena HIV. Tabel 22. Penyakit infeksi dan non infeksi penyebab SPI pada ODHA Penyakit Infeksi Penyakit non Infeksi Mycobacteria Mycobacterium • tuberculosis Mycobacterium avium • complex Mycobacteria lainnya • Cytomegalovirus Herpes viruses Guillain- Barre’ syndrome Herpes zoster Herpes simpleks Sarkoma Kaposi’s Cryptococcus neoformans Pneumonia Pneumocystis jirovecii PCP Histoplasmosis capsulatum Toksoplasmosis Hepatitis B Hepatitis C Leukoensefalitis multifokal progresif Parvovirus B19 [110] Strongyloides stercoralis infection Infeksi parasit lainnya Molluscum contagiosum kutil genital Sinusitis Folikulitis Penyakit rematologi otoimun Artritis rematoid Systemic lupus erythematosus SLE Graves disease Penyakit tiroid otoimun Sarkoidosis reaksi granulomatus Tinta tato Limfoma terkait AIDS Guillain-Barre’ syndrome Pneumonitis limfoid intersisial Sumber : Murdoch D. Immune reconstitution inlammatory syndrome IRIS: review of common infectious manifestations and treatment options. AIDS Research and Therapy 2007, 4:9 doi:10.11861742-6405- 4-9 Gejala yang muncul dan terkait dengan TB antara lain demam, pembesaran limfonodi, iniltrat meluas, distres pernapasan, nyeri kepala berat dan paralisis. Bila terjadi IRIS maka pemberian obat-obatan OAINS Obat Anti Inlamasi Non Steroid seperti Ibuprofen akan sangat membantu bila kasusnya ringan. Pemberian kortikosteroid seperti Prednison dapat diberikan bila kasusnya berat. Dosis Prednison adalah 0,5mgkgBB yang diberikan selama 21 hari. Tidak disarankan untuk menghentikan ART tanpa berkonsultasi kepada dokter spesialis di unit layanan HIV yang ada di RS.