Laporan pajanan Konseling dan tes HIV

118 Catatan: i. HIV Asimptomatis atau diketahui viral load rendah y.i. 1500 RNAmL. ii. HIV Simptomatis, AIDS, serokonversi akut atau diketahui viral load tinggi, bila dikhawatirkan terdapatnya resistensi obat, konsultasikan kepada ahlinya. Pemberian PPP tidak boleh ditunda dan perlu tersedia sarana untuk melakukan perawatan lanjutan secepatnya. iii. Contoh pasien meninggal dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan darah. iv. Contoh jarum dari tempat sampah. v. Pernyataan “Pertimbangkan PPP” menunjukkan bahwa PPP merupakan pilihan tidak mutlak dan harus diputuskan secara individual tergantung dari orang yang terpajan dan keahlian dokternya. Namun, pertimbangkanlah pengobatan dasar dengan 2-obat PPP bila ditemukan faktor risiko pada sumber pajanan atau bila terjadi di daerah dengan risiko tinggi HIV. vi. Bila diberikan PPP dan diterima serta sumber pajanan kemudian diketahui HIV negatif maka PPP harus dihentikan. vii. Pada pajanan kulit, tindak lanjut hanya diperlukan bila ada tanda-tanda kulit yang tidak utuh seperti, dermatitis, abrasi atau luka.

e. Pemberian PPP dengan ARV

Pemberian PPP dimulai sesegera mungkin setelah pajanan. Pengobatan kombinasi dianjurkan karena lebih efektif dibandingkan pengobatan tunggal. Kombinasi dan dosis yang direkomendasi adalah: 2 Obat : AZT + 3TC -- Duviral • 3 Obat : AZT + 3TC + EFV Efavirens atau AZT + 3TC + LPVr • Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis: • ZDV 300 mg 2x per hari setiap 12 jam 9 3TC Lamivudin 150 mg 2x per hari setiap 12 jam 9 EFV Efavirens 600 mg setiap 24 jam 9 LPVr: 400 mg100 mg 2 x per hari setiap 12 jam 9 Penting sekali tersedia jumlah ARV yang cukup untuk pemberian satu bulan penuh sejak awal pemberian PPP. Pengobatan dianjurkan diberikan dalam jangka minimal 2 minggu dan paling lama sampai 4 minggu. NVP • tidak dianjurkan untuk PPP. EFV tidak diberikan pada wanita hamil trimester 1 atau bila diberikan ke WUS selama pemberian • ARV harus dipastikan tidak akan hamil KB