Prinsip utama Prosedur Kewaspadaan Standar di Fasyankes Prinsip PPI TB di Fasyankes
a. Dukungan Manajerial
Dukungan manajerial dimulai dengan membangun komitmen seluruh petugas Fasyankes dalam menjalankan PPI TB. Membangun komitmen dapat dilakukan melalui sosialisasi PPI TB pada petugas Fasyankes sehingga petugas dapat meningkatkan pelaksanaan PPI TB. Untuk melaksanakan dukungan manajerial, kepala Fasyankes perlu membentuk tim pelaksana PPI di mana salah satu tugasnya melaksanakan PPI TB. Tim ini terdiri dari ketua dan anggota sekurang-kurangnya 1 orang dari tiap unit. Tim ini mempunyai tugas pokok dan fungsi: 1. Membuat rencana kerja terpadu PPI termasuk PPI TB di Fasyankes. 2. Membuat SOP PPI termasuk PPI TB di Fasyankes mengacu pada standar. 3. Mensosialisasikan kegiatan PPI termasuk PPI TB di Fasyankes. 4. Melaksanakan kegiatan surveilans. 5. Melakukan monitoring dan evaluasi.b. Pengendalian administratif
Upaya pengendalian administratif merupakan prioritas pertama dalam implementasi PPI TB karena mempunyai dampak yang paling besar dalam pencegahan penularan TB di Fasyankes dan tidak tergantung dengan sarana yang ada. Upaya ini dapat mencegah terjadinya penyebaran droplet infeksius, dengan demikian akan menurunkan pajanan kuman TB pada pasien dan petugas. Upaya ini mencakup: Melaksanakan triase dan pemisahan kasus berpotensi infeksius. • Menerapkan etika batuk untuk mencegah penyebaran kuman patogen. • Mempersingkat waktu pasien berada di Fasyankes dengan mensegerakan pelayanan terhadap • pasien yang batuk. 113 Pengendalian administratif tertuang dalam lima langkah penatalaksanaan pasien seperti tabel di bawah ini: Tabel 28. Lima Langkah Penatalaksanaan Pasien Untuk Mencegah Penularan TB di Fasyankes Langkah Tindakan Uraian I Triase Pemisahan pasien yang batuk atau sudah didiagnosis TB dari pasien lainnya yang tidak batuk. Ini dapat dilaksanakan dengan anamnesis singkat saat pendaftaran. Pasien dengan batuk 2 minggu harus didahulukan penanganannya. II Penyuluhan Mengajarkan etika batuk kepada pasien untuk menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin dengan lengan baju. Bila tersedia, berikan tisu atau masker. III Pemisahan Suspek dan pasien TB dianjurkan untuk menunggu di ruang tunggu poli DOTS yang mempunyai ventilasi yang baik sesuai standar PPI. IV Pemberian Layanan Segera Mendahulukan pasien kunjungan ulang TB agar mengurangi waktu pajanan terhadap pasien lain. V Pemeriksaan untuk TB atau Rujukan Pemeriksaan untuk diagnosis TB sebaiknya dilakukan di Fasyankes setempat. Apabila tidak tersedia pemeriksaan laboratorium TB maka pasien dapat dirujuk ke Fasyankes terdekat yang memiliki Fasilitas tersebut PRM.c. Pengendalian Lingkungan
Upaya pengendalian lingkungan di area yang berisiko tinggi diperlukan jika risiko pajanan droplet infectious tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Jadi pengendalian lingkungan merupakan pertahanan lini kedua untuk mencegah penyebaran TB. Perlu diketahui bahwa jika pengendalian administrasi lini pertama tidak dilaksanakan secara adekuat maka kontrol lingkungan ini tidak akan dapat menghilangkan risiko tersebut.Parts
» Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-infeksi TB-HIV 2013
» TUJUAN SASARAN Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-infeksi TB-HIV 2013
» RUANG LINGKUP Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-infeksi TB-HIV 2013
» Riwayat Alamiah TB Patogenesis TB
» Acquired Immune Deiciency Syndrome
» Epidemiologi HIVAIDS HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
» Stadium Klinis Sistem klasiikasi stadium klinis WHO untuk infeksi HIV dan penyakit terkait HIV
» Trombosit 50.000 HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
» Imunopatogenesis Infeksi HIV Bagaimana HIV menyerang sel
» Tuberkulosis pada perjalanan infeksi HIV
» Konsekuensi ko-infeksi HIV dan M.tuberculosis
» Pola ko-infeksi TB-HIV Pengertian
» Perbedaan TB Paru pada stadium awal dan lanjutan infeksi HIV
» Menurunkan beban HIV pada pasien TB Kegiatan membentuk mekanisme kolaborasi TB-HIV
» Kegiatan menurunkan beban TB pada ODHA
» Kegiatan menurunkan beban HIV-AIDS pada pasien TB
» PENDEKATAN DIAGNOSIS MANIFESTASI KLINIS
» Diagnosis banding berdasarkan foto toraks
» Tuberkulosis Kelenjar limfe Diagnosis TB Ekstraparu pada ODHA
» Tuberkulosis Perikard, Tuberkulosis Pleura, Tuberkulosis Abdomen
» Tuberkulosis Tulang Diagnosis TB Ekstraparu pada ODHA
» Pneumonia Pneumocystis jirovecii PCP
» Mycobacterium Avium Complex MAC
» Infeksi parasit DIAGNOSIS BANDING
» DIAGNOSIS TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV B. MANIFESTASI PENYAKIT TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» PENGOBATAN TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV 1. PADUAN OBAT DAN LAMA PENGOBATAN
» INFEKSI HIV PADA TB ANAK 1. KECURIGAAN INFEKSI HIV PADA PASIEN TB
» DIAGNOSIS TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Tuberkulosis Paru dan TB intratorakal lain
» Limfadenitis TB MANIFESTASI PENYAKIT TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Tuberkulosis susunan saraf pusat
» Tuberkulosis Abdomen MANIFESTASI PENYAKIT TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Tuberkulosis Kulit MANIFESTASI PENYAKIT TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Tuberkulosis tulang MANIFESTASI PENYAKIT TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Paduan obat dan lama pengobatan
» Dosis PETUNJUK PRAKTIS PENGOBATAN TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Pemberian OAT pada anak terinfeksi HIV
» Pemantauan dan Evaluasi Pemberian OAT pada anak terinfeksi HIV
» Efek samping OAT dan penanganannya
» Immune reconstitution inlammatory syndrome IRIS
» Pelacakan Kontak PENCEGAHAN TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Pengendalian Infeksi PENCEGAHAN TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Pemberian INH Proilaksis PENCEGAHAN TB PADA ANAK TERINFEKSI HIV
» Diagnosis infeksi HIV pada anak
» Jenis Uji HIV Uji antibodi HIV ELISA atau rapid TestUji cepat
» Tatalaksana Umum Anak terinfeksi HIV
» Kriteria Klinis Pemberian ART
» FAKTOR RISIKO HIV PADA PASIEN TB
» PENGENALAN TANDA KLINIS INFEKSI HIV PADA PASIEN TB
» Saling membangun kepercayaan dan menjaga konidensialitas.
» Mempertahankan hubungan relasi yang efektif.
» Penilaian risiko KONSELING DAN TES HIV KTS dan KTIPK
» Konidensialitas KONSELING DAN TES HIV KTS dan KTIPK
» Tes antibodi HIV Tes Dan Diagnosis HIV
» Pemeriksaan Laboratoris Untuk Tes HIV
» Konseling Pasca Tes KONSELING DAN TES HIV KTS dan KTIPK
» Memulai pengobatan ARV pada pasien sedang dalam pengobatan TB
» PENGOBATAN PENCEGAHAN KOTRIMOKSASOL PPK
» Mengenal dan Menangani Efek Samping OAT
» Efek samping OAT Efek samping ringan
» Desensitisasi pengobatan TB-HIV EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT OAT DAN ARV
» Monitoring laboratorium Monitoring Pasien dalam Terapi Antiretroviral a. Monitoring klinis
» Monitoring lain Monitoring Pasien dalam Terapi Antiretroviral a. Monitoring klinis
» Pemantauan Pemulihan jumlah sel CD4
» Diagnosis ko-infeksi TB MDR dan HIV
» Pengobatan ko-infeksi TB MDR dan HIV yang belum mendapatkan ART
» Pengobatan ko-infeksi TB MDR dan HIV yang sudah mendapatkan ART
» Contoh pemberian OAT TB MDR dan ART Kasus Mr. X:
» Manajemen Efek Samping Pengobatan OAT MDR dan ART
» PENULARAN HIV DI FASYANKES PENULARAN TB DI FASYANKES
» Prinsip utama Prosedur Kewaspadaan Standar di Fasyankes Prinsip PPI TB di Fasyankes
» Dukungan Manajerial Perilaku dan upaya menurunkan risiko penularan TB
» Pengendalian administratif Perilaku dan upaya menurunkan risiko penularan TB
» Pengendalian Lingkungan Perilaku dan upaya menurunkan risiko penularan TB
» Penggunaan Perlindungan Diri Perilaku dan upaya menurunkan risiko penularan TB
» Segera setelah terjadi pajanan
» Laporan pajanan Konseling dan tes HIV
» Proilaksis Pasca Pajanan PPP
» HIV Formulir Pencatatan dan Pelaporan di Fasyankes
» TB Formulir Pencatatan dan Pelaporan di Fasyankes
» TB-HIV Formulir Pencatatan dan Pelaporan di Fasyankes
Show more