Prinsip utama Prosedur Kewaspadaan Standar di Fasyankes Prinsip PPI TB di Fasyankes

112 manajerial, pengendalian administratif, pengendalian lingkungan dan penggunaan perlindungan diri.

a. Dukungan Manajerial

Dukungan manajerial dimulai dengan membangun komitmen seluruh petugas Fasyankes dalam menjalankan PPI TB. Membangun komitmen dapat dilakukan melalui sosialisasi PPI TB pada petugas Fasyankes sehingga petugas dapat meningkatkan pelaksanaan PPI TB. Untuk melaksanakan dukungan manajerial, kepala Fasyankes perlu membentuk tim pelaksana PPI di mana salah satu tugasnya melaksanakan PPI TB. Tim ini terdiri dari ketua dan anggota sekurang-kurangnya 1 orang dari tiap unit. Tim ini mempunyai tugas pokok dan fungsi: 1. Membuat rencana kerja terpadu PPI termasuk PPI TB di Fasyankes. 2. Membuat SOP PPI termasuk PPI TB di Fasyankes mengacu pada standar. 3. Mensosialisasikan kegiatan PPI termasuk PPI TB di Fasyankes. 4. Melaksanakan kegiatan surveilans. 5. Melakukan monitoring dan evaluasi.

b. Pengendalian administratif

Upaya pengendalian administratif merupakan prioritas pertama dalam implementasi PPI TB karena mempunyai dampak yang paling besar dalam pencegahan penularan TB di Fasyankes dan tidak tergantung dengan sarana yang ada. Upaya ini dapat mencegah terjadinya penyebaran droplet infeksius, dengan demikian akan menurunkan pajanan kuman TB pada pasien dan petugas. Upaya ini mencakup: Melaksanakan triase dan pemisahan kasus berpotensi infeksius. • Menerapkan etika batuk untuk mencegah penyebaran kuman patogen. • Mempersingkat waktu pasien berada di Fasyankes dengan mensegerakan pelayanan terhadap • pasien yang batuk. 113 Pengendalian administratif tertuang dalam lima langkah penatalaksanaan pasien seperti tabel di bawah ini: Tabel 28. Lima Langkah Penatalaksanaan Pasien Untuk Mencegah Penularan TB di Fasyankes Langkah Tindakan Uraian I Triase Pemisahan pasien yang batuk atau sudah didiagnosis TB dari pasien lainnya yang tidak batuk. Ini dapat dilaksanakan dengan anamnesis singkat saat pendaftaran. Pasien dengan batuk 2 minggu harus didahulukan penanganannya. II Penyuluhan Mengajarkan etika batuk kepada pasien untuk menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin dengan lengan baju. Bila tersedia, berikan tisu atau masker. III Pemisahan Suspek dan pasien TB dianjurkan untuk menunggu di ruang tunggu poli DOTS yang mempunyai ventilasi yang baik sesuai standar PPI. IV Pemberian Layanan Segera Mendahulukan pasien kunjungan ulang TB agar mengurangi waktu pajanan terhadap pasien lain. V Pemeriksaan untuk TB atau Rujukan Pemeriksaan untuk diagnosis TB sebaiknya dilakukan di Fasyankes setempat. Apabila tidak tersedia pemeriksaan laboratorium TB maka pasien dapat dirujuk ke Fasyankes terdekat yang memiliki Fasilitas tersebut PRM.

c. Pengendalian Lingkungan

Upaya pengendalian lingkungan di area yang berisiko tinggi diperlukan jika risiko pajanan droplet infectious tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Jadi pengendalian lingkungan merupakan pertahanan lini kedua untuk mencegah penyebaran TB. Perlu diketahui bahwa jika pengendalian administrasi lini pertama tidak dilaksanakan secara adekuat maka kontrol lingkungan ini tidak akan dapat menghilangkan risiko tersebut.