73
kegiatan mengamati, menanya, menalar atau mengasosiasi, mencoba, dan  mengomunikasikanmembentuk  jeraring.  Siswa  melakukan
rangkaian  kegiatan  tersebut  secara  berurutan,  sehingga  proses pembelajaran  menjadi  lebih  bermakna  dan  menyenangkan.  Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan langkah pembelajaran saintifik yang  dikembangkan  oleh  Daryanto  yaitu  mengamati,  menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau mengomunikasikan.
e. Pendekatan tematik integratif
1 Pengertian pembelajaran tematik integratif
Peningkatan  mutu  pembelajaran  di  sekolah  akan  selalu mendapatkan  perbaikan-perbaikan  sevara  berkelanjutan.  Perbaikan
dan  penyempurnaan  pembelajaran  di  sekolah  dilakukan  melalui perubahan  kurikulum  sekolah  oleh  pemerintah.  Kunandar  dalam
Majid,  2014:  117  mengatakan  bahwa  perubahan  kurikulum merupakan hal biasa serta merupakan suatu keniscayaan dalam rangka
mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru di semua
jenjang pendidikan sejak tahun pelajaran 20132014. Kurikulum baru tersebut  disebut  sebagai  Kurikulum  2013.  Salah  satu  karakteristik
pembelajaran  dalam  Kurikulum  2013  yaitu  pembelajaran  dengan menggunakanmenerapkan  pendekatan  tematik  integratif.  Model
pembelajaran tematik integratif dikembangkan pertama kali pada awal tahun  1970-an  bagi  anak-anak  berbakat  dan  bertalenta  gifted  and
74
talented,  anak-anak  yang  cerdas,  program  perluasan  belajar,  dan peserta didik yang belajar cepat Majid, 2014: 118.
Majid 2014: 118 selanjutnya menjelaskan bahwa konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari dua orang tokoh
pendidikan  yakni  Jacob  tahun  1989  dengan  konsep  pembelajaran interdisipliner  dan  Fogarty  pada  tahun  1991  dengan  konsep
pembelajaran integratif. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model  pembelajaran  integratif  dengan  sistem  pembelajaran  yang
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok untuk aktif  menggali  dan  menemukan  konsep,  serta  prinsip-prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan ontentik. Pembelajaran  tematik  merupakan  suatu  pendekatan  dalam
pembelajaran  yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam  intra  pelajaran  maupun  antar  mata  pelajaran  Majid,  2014:
122. Pemaduan tersebut dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengetahuan  dan  keterampilan  secara  utuh,  sehingga  proses
pembelajaran menjadi
lebih bermakna
dan meyenangkan.
Pembelajaran  tematik  adalah  pembelajaran  yang  dirancang berdasarkan
berdasarkan tema-tema
tertentu, yang
dalam pembahasannya,  tema-tema  tersebut  ditinjau  dari  berbagai  mata
pelajaran. Pada dasarnya, pembelajaran berbasis tema berbeda dengan
pembelajaran  berbasis  unit  pelajaran.  Sundayana  2014:  19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menyebutkan salah satu perbedaan dari keduanya adalah terletak pada peran guru. Dalam pembelajaran berbasis tema, guru berperan sebagai
fasilitator  dan  motivator  dalam  mendorong  peserta  didiknya  untuk mengambil  prakarsa.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  tematik
mengharuskan guru untuk memilih dan mengembangkan tema secara berkolaborasi  antarpeserta  didik,  serta  antar  guru  dan  peserta  didik.
Selanjutnya,  Sundayana  2014:  19  juga  mengatakan  bahwa  guru sebaiknya menggunakan prinsip belajar yang berkembang dan berakar
dalam  kearifan  lokal,  serta  harus  ditumbuhkembangkan  lagi  dalam suasana pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan  uraian  tentang  konsep  pembelajaran  tematik tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan  suatu  pendekatan  dalam  proses  pembelajaran  yang menggabungkan  mata  pelajaran-mata  pelajaran  yang  berbeda,  yang
kemudian dipadukan dalam satu tema untuk diajarkan. Pembelajaran tematik membantu siswa untuk belajar secara holistik dan berimbang.
2 Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik
Kurikulum  2013  berupaya  untuk  menjawab  tantangan dalam  dunia  pendidikan  kita  saat  ini.  Untuk  menjawab  tantangan
tersebut,  Kurikulum  2013  menggunakan  pendekatan  pembelajaran yang  mampu  memberikan  kebermaknaan  bagi  peserta  didik.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan tersebut adala pendekatan pembelajaran  tematik.  Pembelajaran  tematik  merupakan  suatu
76
pendekatan  dalam  pembelajaran  yang  sengaja  mengaitkan  atau memadukan beberapa kompetensi dasar dan indikator dari kurikulum
atau standar isi beberapa mata pelajaran yang berbeda untuk menjadi satu kesatuan yang kemudian dikemas dalam satu tema.
Penerapan pembelajaran
tematik didasarkan
pada karakteristik  anak  usia  sekolah  dasar.  Pada  usia  tersebut,  seluruh
aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang  sangat  luar  biasa.  Pada  umumnya,  anak  masih  melihat
segala sesuatu  sebagai  suatu  kesatuan holistik, mampu memahami hubungan  antar  konsep  secara  sederhana  serta  proses  pembelajaran
masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung Daryanto, 2014: 8.
Melihat  tugas  perkembangan  anak  usia  sekolah  dasar tersebut,  pembelajaran  tematik  dengan  memanfaatkan  tema  akan
sangat bermanfaat dan berguna bagi peserta didik. Anak-anak belajar secara holistik karena tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Oleh
karena  itu,  dalam  pelaksanaan  pembelajaran  yang  menggunakan pendekatan  tematik  memiliki  berbagai  kekuatan.  Kadir  dan  Hanun
2014:26 menyebutkan lima keuntungan pembelajaran tematik yaitu: a
Dapat  mengurangi  overlapping  atau  tumpang  tindih  antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran disajikan dalam
satu unit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b Menghemat  pelaksanaan  pembelajaran,  terutama  dari  segi
waktu.  Alasannya  karena  pembelajaran  tematik  dilaksanakan secara terpadu.
c Peserta  didik  mampu  melihat  hubungan-hubungan  yang
bermakna sebab isimateri pembelajaran lebih berperan sebagai sarana, bukan tujuan akhir.
d Pembelajaran menjadi holistik dan menyeluruh.
e Keterkaitan antara satu  mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya  akan  menguatkan  konsep  yang  telah  dikuasai  anak didik,  karena  didukung  dengan  pandangan  dari  berbagai
perspektif. Senada  dengan  Kadir  dan  Hanun,  Daryanto  2014:  33  juga
menyebutkan lima keuntunganmanfaat pembelajaran tematik yaitu: a
Materi-materi  dari  berbagai  mata  pelajaran  yang  berbeda memiliki  keterkaitan  konsep,  sehingga  pembelajaran  lebih
bermakna dan utuh. b
Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian karena mata pelajaran dikemas dalam satu tema.
c Peserta  didik  dapat  mengembangkan  beberapa  konsep  yang
sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda. d
Melatih  peserta  didik  untuk  semakin  banyak  membuat hubungan  beberapa  konsep,  sehinga  mampu  memproses
informasi yang baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
e Menghemat  waktu  karena  mata  pelajaran-mata  pelajaran
dikemas secara terpadu. Kekuatan  pembelajaran  tematik  yang  telah  disebutkan  di
atas, tentunya juga memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaan. Terutama  pada  perancangan  dan  pelaksanaan  evaluasi.  Oleh  karena
itu,  selain  memiliki  kekuatan,  pembelajaran  tematik  juga  memiliki kelemahan.  Puskur  Balitbang  Diknas  dalam  Majid,  2014:  93
mengidentifikasi  beberapa  aspek  keterbatasan  pembelajaran  tematik yaitu sebagai berikut:
a Aspek guru
Guru  harus  berwawasan  luas,  memiliki  kreativitas  tinggi, keterampilan metodologis  yang handal,  rasa percaya diri  yang
tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Guru juga  dituntut  untuk  terus  menggali  informasi  baru  dann
membaca banyak buku. b
Aspek peserta didik Pembelajaran  tematik  menuntut  kemampuan  belajar  peserta
didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik dan kreativitas.
c Aspek sarana dan sumber belajar
Pembelajaran  tematik  memerlukan  bahan  bacaan  atau  sumber informasi  yang  cukup  banyak  dan  bervariasi.  Selain  itu,
pembelajaran tematik juga membutuhkan fasilitas internet. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d Aspek kurikulum
Kurikulum  harus  luwes,  berorientasi  pada  pencapaian ketuntasan  pemahaman  peserta  didik,  bukan  pada  pencapaian
target penyampaian materi. e
Aspek penilaian Pembelajaran  terpadu  membutuhkan  cara  penilaian  yang
menyeluruh.  Menyeluruh  maksudnya  adalah  menetapkan keberhasilan  belajar  peserta  didik  dari  berbagai  bidang  kajian
terkait yang dipadukan. Berdasarkan  pemaparan  tentang  kekuatan  dan  kelemahan
pembelajaran tematik tersebut di atas, peniliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki kekuatan karena proses
pembelajarannya  memperhatikan  tugas  perkembangan  peserta  didik secara holistik dan memberikan pengalaman belajar secara langsung
kepada  peserta  didik.  Dalam  pelaksanaannya,  pembelajaran  tematik juga  memiliki  keterbatasankelemahan.  Kelemahan-kelemahan
tersebut  berkaitan  dengan  guru,  peserta  didik,  serta  komponen pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, agar pembelajaranan tematik
dapat  berjalan dengan baik  berhasil  guru harus menguasai  tentang pembelajaran tematik terlebih dahulu.
3 Karakteristik pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 menggunakan dua jenis pendekatan dalam proses  pembelajaran.  Dua  jenis  pendekatan  yang  digunakan  dalam
80
Kurikulum 2013 yaitu pendekatan pembelajaran tematik integratif dan pendekatan  saintifik  atau  pendekatan  ilmiah.  Pada  dasarnya,  kedua
jenis  pendekatan  ini  bertujuan  untuk  membuat  proses  pembelajaran menyenangkan,  dengan  suasana  kelas  yang  memungkinkan  semua
orang  yang  ada  di  dalamnya  memiliki  rasa  menanggung  resiko bersama.
Kedua jenis pendekatan ini memiliki ciri khas yang berbeda. Pendekatan  saintifikpendekatan  ilmiah  membantu  siswa  untuk
mengalami sendiri proses pencarian ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang ia peroleh tersebut dapat terus diingat. Sedangkan, pendekatan
tematik integratif membantu  siswa untuk  belajar  secara holistik dan berimbang.  Dikatakan  holistik  dan  berimbang  karena  pembelajaran
tematik  integratif  merupakan  pendekatan  pembelajaran  yang memadukanmenyatukan  beberapa  kompetensi  dari  berbagai  mata
pelajaran ke dalam berbagai tema Majid, 2014: 122. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan  tema-tema  tertentu.  Dalam  pembahasannya,  tema-tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Mengingat pendekatan
pembelajaran  tematik  merupakan  suatu  hal  yang  berbeda  dengan pendekatan
lainnya, maka
pembelajaran tematik
memiliki karakteristik  tersendiri.  Menurut  Majid  2014:  126,  karakteristik
pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
a Berpusat pada siswa
Dalam  pembelajaran  tematik,  siswa  berperan  sebagai  subjek belajar  yaitu  siswa  yang  mencari,  menemukan,  dan  berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai  fasilitator  yang  bertugas  memberi  kemudahan  bagi
siswa dalam melakukan proses belajar. Oleh karena itu, ciri khas pembelajaran tematik yaitu student centered atau berpusat pada
siswa. b
Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk aktif mencari tahu,
menemukan,  dan  membuat  konsep-konsep  baru  berdasarkan informasi  baru  yang  ia  miliki.  Proses  belajar  seperti  ini  dapat
memberikan  pengalaman  langsung  kepada  siswa.  Dengan adanya  pengalaman  langsung,  siswa  dihadapkan  pada  sesuatu
yang  nyata  konkrit,  sebagai  dasar  untuk  memahami  hal-hal yang lebih abstrak.
c Tidak ada penanda adanya pemisahan mata pelajaran
Dalam  pembelajaran  tematik,  fokus  pembelajaran  diarahkan pada  pembahasan  tema-tema  yang  paling  dekat  berkaitan
dengan  kehidupan  siswa.  Oleh  karena  itu,  pemisahan  mata pelajaran seharusnya tidak boleh begitu jelasnampak.
82
d Menyajikan konsep dari mata pelajaran yang berbeda
Pembelajaran  tematik  berusaha  untuk  menyajikan  konsep- konsep yang sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda,
yang  kemudian  dipadukan  dalam  satu  tema.  Tujuannya  agar siswa dapat belajar konsep-konsep tersebut secara utuhholistik.
Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e Bersifat fleksibel
Maksud dari pembelajaran tematik bersifat fleksibel yaitu guru dapat  memadukan  bahan  ajar  dari  beberapa  mata  pelajaran,
kemudian dipadukan dengan kehidupan siswa dan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
f Menggunakan prinsip belajar sambil bermain
Pembelajaran  tematik  mengadopsi  prinsip  belajar  PAKEM yaitu  pembelajaran  aktif,  kreatif,  efektif,  dan  menyenangkan.
Adapun  karakteristikciri-ciri  pembelajaran  tematik  menurut TIM Pengembang PGSD yang dikutip oleh Majid 2014: 126
yaitu: 1
Holistik Konsep  yang  menjadi  fokus  dalam  pembelajaran
tematik  dilihat  dari  berbagai  bidang  studi  secara bersamaan,  tidak  dari  sudut  pandang  yang  berbeda-
bedaterkotak-kotak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2 Bermakna
Mengkaji suatu fenomena dari berbagai sudut pandang mata pelajaran yang berbeda, pada akhirnya membuat
proses  pembelajaran  lebih  menyenangkan  karena terjalin suatu skemata baru bagi siswa.
3 Otentik
Pembalajaran tematik
memungkinkan siswa
memahami  secara  langsung  konsep  dan  prinsip  yang ingin dipelajari.
4 Aktif
Proses  pembelajaran  dalam  pendekatan  tematik memungkinkan siswa untuk  aktif. Hal  ini disebabkan
karena siswa sendiri  yang mencari tahu, menemukan, merencanakan,  dan  membuat  konsep-konsep  baru,
sehingga  siswa  tidak  hanya  menjadi  pembelajar  yang pasif.
Berdasarkan  pemaparan  para  ahli  tentang  karakteristik pendekatan  pembelajaran  tematik  tersebut  di  atas,  peneliti  dapat
menyimpulkan  bahwa  ciri  khas  atau  karakteristik  utama  dalam pendekatan  pembelajaran  tematik  yaitu  bahwa  pendekatan
pembelajaran  termatik  berusaha  untuk  memadukan  konsep-konsep yang sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda untuk diajarkan
secara bersamaan. Dengan adanya proses  pemaduan ini, diharapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
proses  pembelajaran  menjadi  holistik  dan  berimbang.  Pembelajaran dengan  menggunakan  pendekatan  tematik  memberi  kesempatan
kepada siswa untuk mengalami langsung proses pencarian informasi. Sehingga,  siswa  menjadi  pembelajar  yang  aktif  bukan  pembelajar
pasif.
4 Prinsip pembelajaran tematik
Pembelajaran  tematik  merupakan  salah  satu  bagian  dari pembelajaran terpadu. Maka dari itu, pembelajaran tematik memiliki
prinsip  dasar  sebagaimana  halnya  pembelajaran  terpadu.  Ujang Sukandi dalam Trianto, 2010: 84 mengatakan bahwa pembelajaran
terpadu  memiliki  satu  tema  aktual,  dekat  dengan  siswa,  dan  ada kaitannya  dengan  kehidupan  sehari-hari.  Tema  ini  menjadi  alat
pemersatu  materi  yang  beragam  dari  beberapa  materi  pelajaran. Pembelajaran  tematik  tidak  boleh  bertentangan  dengan  tujuan
kurikulum  yang  berlaku,  tetapi  sebaliknya,  pembelajaran  tematik harus  mendukung  pencapaian  tujuan  pembelajaran  yang  termuat
dalam kurikulum. Trianto  2010:  85  menjelaskan  bahwa  secara  umum
prinsip-prinsip  pembelajaran  tematik  dapat  diklasifikasi  menjadi prinsip  penggalian  tema,  prinsip  pengelolaan  pembelajaran,  prinsip
evaluasi, dan prinsip reaksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
a Prinsip penggalian tema
Tema-tema  yang saling tumpang tindih dan berkaitan menjadi target  utama  dalam  pembelajaran.  Oleh  karena  itu,  dalam
penggalian tema harus melalui persyaratan sebagai berikut: 1
Tema  tidak  telalu  luas,  namun  dapat  memadukan beberapa mata pelajaran.
2 Tema harus bermakna sehingga dapat memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3
Tema  harus  sesuai  dengan  tingkat  perkembangan psikologis anak.
4 Tema  yang  dikembangkan  harus  mewadahi  sebagian
besar minat anak. 5
Tema  yang  dipilih  harus  memperhatikan  peristiwa- peristiwa  otentik  yang  terjadi  selama  rentang  waktu
belajar. 6
Tema  yang  dipilih  harus  relevansi  dengan  kurikulum yang berlaku dan kebutuhan masyarakat.
7 Tema  yang  dipilih  juga  harus  memperhatikan
ketersediaan sumber belajar. b
Prinsip pengelolaan pembelajaran Pengelolaan  pembelajaran  dapat  optimal  apabila  guru  mampu
menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pengelolaan pembelajaran guru harus berlaku seperti:
1 Guru  tidak  menjadi  pemeran  utama  dalam  proses
pembelajaran, sehingga
mendominasi seluruh
pembicaraan yang terjadi di dalam kelas. 2
Guru  harus  tegas  dalam  memberikan  tanggung  jawab individu  dan  kelompok  dalam  setiap  tugas  yang
menuntut kerja sama kelompok. 3
Guru  perlu  mengakomodasi  ide-ide  yang  terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c Prinsip evaluasi
Pelaksanaan  evaluasi  dalam  proses  pembelajaran  tematik diperlukan beberapa langkah positif seperti:
1 Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk
melakukan evaluasi diri, di samping evaluasi lainnya. 2
Guru  perlu  mengajak  para  siswa  untuk  mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. d
Prinsip reaksi Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa
serta tidak mengarahkan aspek yang sempit, ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
87
Selain  itu,  Kurniawan  2014:  97  menyebutkan  beberapa  prinsip pembelajaran tematik tematik yaitu sebagai berikut:
a Berpusat pada anak
Pembelajaran  tematik  menjadikan  anak  sebagai  pusat pembelajar, sehingga proses pembelajaran dirancang agar anak
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. b
Pengalaman langsung Pembelajaran  tematik  memberikan  kesempatan  kepada  anak
untuk  memperoleh  pengalaman  langsung  dalam  mencari  dan menemukan konsep-konsep baru.
c Pemisahan mata pelajaran tidak jelas
Dalam pembelajaran tematik, materi diajarkan dalam satu tema tertentu.  Tema  itulah  yang  dipelajari  dari  berbagai  sudut
pandang  dengan  menggunakan  informasi  yang  ada  dalam sejumlah  mata  pelajaran.  Sehingga,  sekat-sekat  bidang  studi
tidak kelihatan dan melebur dalam tema. d
Penyajian  beberapa  mata  pelajaran  dalam  satu  proses pembelajaran
Dalam  satu  kali  proses  pembelajaran  tematik  menyajikan bahasan  materi  dari  beberapa  mata  pelajaran,  namun  identitas
dari masing-masing mata pelajaran sudah tidak jelas lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e Fleksibel
Prinsip  fleksibilitas  dalam  pembelajaran  tematik  memiliki maksud bahwa dalam proses pembelajaran, tidak terfokus pada
satu  variasi  pembelajaran,  satu  mata  pelajaran.  Penentuan tematopik dapat menggunakan lebih dari satu cara.
f Bermakna dan utuh
Pembelajaran  tematik  mepertimbangkan  proses  pembelajaran dan isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat anak didik.
Sehingga,  pembelajaran  dapat  lebih  dipahami,  berguna,  dan sesuai kebutuhan siswa.
g Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber
Artinya  bahwa  dalam  pembelajaran  termatik  guru  harus memperhatikan  waktu  yang  tersedia  dengan  waktu  yang
dibutuhkan.  Selain  itu,  pembelajaran  tematik  juga  harus memperhatikan ketersediaan sumber yang berarti bahwa proses
pembelajaran  harus  mempertimbangkan  sumber  yang  akan digunakan, apakah bisa tersedia atau tidak.
h Tema terdekat dengan anak
Dalam  penentuan  tema  diharapkan  menggunakan  tema  yang dekat  dengan kehidupan anak-anak. Prinsip  ini sangat  penting
untuk  diperhatikan  karena  hal  ini  sejalan  dengan  penjelasan teori belajar dewasa saat ini.
89
i Pencapaian kompetensi dasar bukan tema
Seluruh proses pembelajaran yang sistematis selalu berorientasi pada  tujuan  yang  jelas.  Walaupun  pembelajaran  berdasarkan
tema, namun yang ingin dicapai adalah kompetensi dasar bukan tema.
Berdasarkan  pemaparan  kedua  ahli  di  atas  tentang  prinsip pembelajaran  tematik,  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa  prinsip
pembelajaran tematik merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan  sebelum  melaksanakan  pembelajaran  tematik.  Prinsip
pembelajaran tematik adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting,  dan  selalu  ada  dalam  proses  pembelajaran.  Prinsip
pembelajaran  tematik,  pada  dasarnya  harus  memperhatikan implikasinya terhadap guru dan peserta didik.
e. Penelitian yang Relevan