Pendapat yang Mengharamkan Obat Penunda Haidh

294 Tidak terkecuali dalam hal ibadah haji.

B. Kemunduran Peran Haji

Namun di masa-masa berikutnya, peran ibadah haji mengalami stangnasi yang akut, bahkan justru semakin mundur. Momen haji kemudian semata-mata hanya untuk sekedar menjalankan ritual saja, tanpa ada peran tambahan yang berarti. Penyebaran dakwah Islam nyaris sudah tidak lagi berjalan secara efektif, karena jamaah haji yang datang tidak lagi punya visi untuk bekerja sama menyebarkan agama Islam ke berbagai penjuru dunia. 1. Kemunduran Ilmu Sebagai gantinya, yang sekarang ini disebarkan kepada para jamaah haji justru pemikiran-pemikiran milik golongan dan mazhab tertentu, dengan menafikan realitas keberagaman umat Islam sedunia. Yang disebarkan sebatas pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim serta dalam bentuk yang terbatas, hanya fiqih Mazhab Al-Hanabilah saja. Dan sayangnya, kurang ada keseimbangan dalam hal ini, sehingga yang terjadi malah penindasan atas pemikiran dan mazhab yang lain, dengan dituduh sesat atau batil. Contoh sederhana, buku tentang haji serta berbagai booklet yang resmi diterbitkan buat jamaah haji oleh pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, nyaris menyalahkan semua mazhab fiqih yang muktamad, dan hanya membenarkan satu pendapat saja, yaitu pendapat para mufti kerajaan saja. Belum lagi buku lainnya yang mengusung pemikiran yang sering disebut dengan kelompok wahabi, salafi, atsari dan sejenisnya, cenderung menuduh sesat umat Islam yang lain. 295 Semua ini adalah bentuk nyata dari kemunduran penyebaran dakwah Islam. Alih-alih mengajak semua umat Islam menyatukan langkah menuju tersebarnya agama Islam di negeri yang masih minoritas muslim, yang terjadi malah mengajak berkelahi sesama muslim. Halaqah pengajaran ilmu-ilmu keislaman di masjid Al- Haram yang dahulu terbuka buat semua mazhab, sekarang dilarang dan dimusnahkan secara sistematis. Saat ini hanya ulama yang mendukung logika paham kalangan Wahabi dan Salafi saja yang dibolehkan membuka pelajaran di masjid Al- Haram Mekkah dan Madinah. Maka kalau dahulu para ulama kita pernah bermukim di Mekkah kemudian pulang menjadi guru besar berbagai ilmu syariah, sekarang ini mereka yang pulang berguru dari hijaz tidak lain hanya sekedar agen-agen Wahabi saja, yang membawa pemikiran-pemikiran yang cenderung mengajak umat Islam berkelahi dengan sesamanya. Ilmu-ilmu syariah dengan masing-masing mazhabnya hanya bertahan di kampus-kampus formal seperti Fakultas Syariah Universitas Ummul Qura di Mekkah, Universitas Al- Imam Muhammad Ibnu Su’ud di Riyadh atau Universitas Islam Madinah. Di kampus-kampus itu masih dibolehkan ilmu fiqih dari berbagai mazhab diajarkan, sedangkan di masjid Al-Haram Mekkah dan Madinah, semua ilmu itu boleh dibilang sudah terlarang. Maka sejak itu, kita kekurangan pasokan ulama dari dua tanah suci. Para ulama kita hanya datang dari negeri-negeri Islam yang lain, seperti Mesir, Syiria, Sudan, dan wilayah sekitarnya. 2. Kemunduran Jamaah Haji Sementara di sisi yang lain, kemunduran juga terjadi di kalangan jamaah haji. Kemunduran disini maksudnya bukan kemunduran dari segi jumlah jamaah, tetapi kemunduran dari segi kualitas dan kapasitas keilmuan para jamaah.