Ada Yang Haram Ada Yang Halal
278
dipersilahkan untuk melakukan tawaf dan sai. Problem di Zaman Sekarang
Kalau solusi di masa nabi bagi para wanita yang sedang haidh adalah dengan cara menunggu hingga suci, rasanya sih
mudah saja. Karena boleh jadi di masa itu urusan memperpanjang masa tinggal di Makkah merupakan hal
biasa. Namun hal itu akan menjadi sulit bila dilakukan di masa
sekarang ini. Selain jumlah jamaah haji sudah sangat fantastis, juga kamar-kamar hotel semua sudah dibooking
sejak setahun sebelumnya. Sehingga urusan memperpanjang kunjungan di kota
Makkah akan menjadi urusan yang sangat sulit. Karena terkait dengan jadwal rombongan jamaah haji.
Lagi pula tidak mungkin meninggalkan wanita yang sedang haidh sendirian di kota Makkah sementara
rombongannya meninggalkannya begitu saja pulang ke tanah air. Sehingga kalau ketentuannya seorang wanita haidh harus
menunggu di Makkah sampai suci, berarti rombongannya pun harus ikut menunggu juga.
Kalau satu wanita ikut rombonganyang jumlahnya 40 orang, maka yang harus memperpanjang masa tinggal di
Makkah bukan satu orang tapi 40 orang. Kalau ada 10.000 wanita yang haidh, berarti tinggal dikalikan 40 orang. Tidak
terbayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk masalah perpanjangan hotel, biaya hidup dan lainnya.
Dan pastinya, tiap rombongan selalu punya anggota yang wanita. Otomatis semua jamaah haji harus siap-siap untuk
menuggu sucinya haidh salah satu anggotanya. Dan artinya, seluruh jamaah haji akan menetap kira-kira 2 minggu setelah
tanggal 10 Dzjulhijjah, dengan perkiraan bahwa seorang wanita yang seharusnya pada tanggal itu melakukan tawaf
ifadah malah mendapatkan haidh. Dan karena lama maksimal haidh seorang wanita adalah
279
14 hari, maka setiap rombongan harus siap-siap memperpanjang masa tinggal di Makkah 14 hari setelah
jadwal tawaf ifadhah yang normal. Semua ini tentu merupakan sebuah masalah besar yang
harus dipecahkan secara syari dan cerdas. Pil Penunda Haidh
Solusi cerdas itu adalah pil penunda haidh, di mana bila pil itu diminum oleh seorang wanita, dia akan mengalami
penundaan masa haidh. Masalahnya, bagaimana hukumnya? Apakah para ulama
membolehkannya? Dan adakah nash dari Rasulullah SAW atau para shahabat mengenai hal ini
Hukum Minum Pil Penunda Haidh
Ternyata memang para ulama berbeda pendapat tentang hukum kebolehan minum obat penunda atau pencegah
haidh. Sebagian besar ulama membolehkan namun sebagian lainnya tidak membolehkan.