Batu Kerikil dan Jumlahnya

196 melempar tujuh butir, ternyata yang bisa dilakukan hanya empat butir, maka wajiblah atasnya dam.

D. Mabit di Mina Pada Hari Tasyriq

Mabit atau bermalam di Mina pada hari-hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzhulhijjah, oleh umumnya para ulama dimasukkan ke dalam rangkaian wajib haji. Namun ada pendapat yang memposisikan mabit itu sebagai sunnah. Dasar perbedaan pendapat di antara mereka karena hadits yang menybutkan bahwa Rasulullah SAW memberi izin kepada paman beliau sendiri, Al-Abbas bin Abdil Muththalib radhiyallahuanhu, untuk tidak bermalam di Mina pada tiga malam itu, dengan alasan bertugas memberi minum orang-orang. ﻦﻋ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺎﻤﻬﻨﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﺿﺭ ﺮﻤﻋ ِﻦﺑﺍ ﻦﻋ ٍﻊِﻓﺎﻧ ﻦﺑ ﺱﺎﺒﻌﹾﻟﺍ ﹶﻥﹶﺫﹾﺄﺘﺳﺍ ﻪﻨﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﺿﺭ ِﺐِﻠﱠﻄﻤﹾﻟﺍ ِﺪﺒﻋ ﹾﻥﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﹶﺔﱠﻜﻤِﺑ ﺖﻴِﺒﻳ ﹶﻟ ﹶﻥِﺫﹶﺄﹶﻓ ِﻪِﺘﻳﺎﹶﻘِﺳ ِﻞﺟﹶﺃ ﻦِﻣ ﻰﻨِﻣ ﻲِﻟﺎﻴﹶﻟ ﻪ Dari Nafi dari IbnuUmar radliallahu anhuma berkata; Al- Abbas bin Abdil Muththalib radliallahuanhuma meminta ijin kepada Rasulullah SAW untuk bermalam di Makkah selama malam-malam Mina, demi untuk melayani atau menyediakan minum buat Beliau. Maka Beliau mengizinkannya. HR. Bukhari Muslim Hadits ini shahih karena diriwayatkan secara muttafaq ‘alaihi oleh dua pakar ahli hadits, yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. Namun meski demikian, para ulama berbeda pendapat ketika menarik kesimpulan hukumnya. Sebagian tetap mengatakan bahwa bermalam di Mina adalah bagian dari wajib haji, sementara yang lain berkesimpulan bahwa hukumnya sunnah dan bukan wajib haji. Berikut ini 197 rinciannya. 1. Jumhur Ulama : Mabit di Mina Wajib Jumhur ulama dari kalangan mazhab Al-Malikiyah, Asy- Syafi’iyah dan Al-Hanabilah sepakat menyebutkan bahwa bermalam di Mina hukumnya bagian dari kewajiban haji. Apabila jamaah haji tidak bermalam di Mina selama malam- malam hari tasyrik, yaitu malam tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, ada kewajiban untuk membayar dam. Namun secara lebih detailnya, para ulama ini sedikit berbeda pendapat

a. Mazhab Al-Malikiyah

54 Dalam pandangan Al-Malikiyah, malam yang wajib untuk jamaah haji bermalam di Mina hanya terbatas pada dua malam saja, yaitu malam tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Malam tanggal 13 Dzulhijjah tidak diwajibkan, karena jamaah haji boleh melakukan nafar awwal. Mazhab ini juga memberi keringanan kepada para penggembala kambing dan juga izin kepada paman beliau, Al-Abbas bin Abdil Muththalib radhiyallahuanhu untuk tidak bermalam di Mina namun bermalam di Mekkah, demi untuk melayani makan dan minum beliau SAW selama di Mina.

b. Mazhab Asy-Syafi’iyah

55 Mazhab ini juga mewajibkan jamaah haji bermalam di Mina pada malam-malam tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja, sedangkan malam tanggal 13 Dzulhijjah tidak diwajibkan bermalam, karena jamaah haji boleh melakukan nafar awal. Namun bermalam di Mina dalam mazhab ini harus terjadi semalam suntuk, maksudnya hingga terbit fajar. Sehingga ketentuannya agak sedikit berbeda dengan ketentuan mabit yang mereka bolehkan di Muzdalifah, yaitu 54 Asy-Syarhu Ash-Shaghir jilid 2 hal. 65 55 Mughni Al-Muhtaj jilid 1 hal. 505