Majelis Ulama Indonesia MUI

112 Karena itu dia terkena dam, yaitu satu kambing atau sepersepuluh unta atau sepersepuluh sapi yang disembelih di tanah haram dan dibagikan kepada orang miskin tanah haram.

f. Fatwa Majma Fiqih Al-Islami

Selain Lajnah Daimah, juga ada fatwa dari Majma Fiqih Al-Islami yang kami kutipkan bagian terpentingnya saja : Jika hal ini diketahui, maka bagi orang-orang yang haji dan umrah lewat jalan udara dan laut serta yang lainnya tidak boleh mengakhirkan ihram sampai mereka tiba di Jeddah. Sebab Jeddah tidak termasuk miqat yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Demikian pula orang-orang yang tidak membawa pakaian ihram, maka mereka juga tidak boleh mengakhirkan ihram sampai ke Jeddah. Jadi untuk keluar dari khilaf ini, tidak ada salahnya berihram di atas pesawat. Dan masalah itu tidak sesulit yang dibayangkan, asalkan ada kemauan. Apa susahnya memakai pakaian ihram yang cuma dua lembar itu lalu niat. Kecuali bila memang tidak paham manasik haji atau memang tidak punya niat yang baik. Bahkan jamaah haji dari negeri lain pun sudah mempraktekkannya. Dan tidak ada masalah yang berarti untuk melakukannya. Tinggal bagaimana yang punya kebijakan saja. Sayangnya mereka yang punya kebijakan malah kurang bijak dalam bersikap. Alih-alih memberikan solusi, yang terjadi sebaliknya malah menciptakan masalah besar, dengan cara mendoktrin para jamaah haji agar mengambil miqat dari bandara Jeddah. Seharusnya ke depan, yang perlu dikerjakan bukan main doktrin, tetapi mengedukasi para jamaah haji dengan sebaik- 113 baiknya, agar semua merasa puas dengan ibadah haji yang dilakukannya. Sebab tugas penyelenggara haji bukan sekedar memberi fasilitas transportasi dan akomodasi saja, tetapi yang paling utama adalah tugas mengedukasi. Dan memang sudah jadi rahasia umum bahwa ada ratusan ribu jamaah haji dari negeri kita, yang ketika sudah sampai di tanah suci, masih belum mengerti apa-apa tentang manasik haji, apalagi masalah agama.