Syarat Sa’i Makalah Haji - Makalah

173 Bab 11 : Al-Halq At-Taqshir Ikhtishar A. Pengertian B. Dasar Masyru’iyah C. Hukum Al-Halq dan At-Taqshir Umumnya ulama dari beberapa mazhab tidak memasukkan al-halq dan at-taqshir sebagai rukun haji, tetapi sebagai wajib haji. Namun dalam mazhab Asy-Syafi’iyah, keduanya dimasukkan ke dalam rukun haji. Karena itu pembahasan tentang keduanya kita masukkan ke dalam pembahasan rukun haji, yang dibahas secara khusus dalam bab tersendiri. Pertimbangannya karena buku ini ditulis untuk bangsa Indonesia, yang notabene akar- akar ilmu fiqih yang mereka pelajari sejak zaman nenek moyang tidak jauh-jauh dari mazhab Asy-Syafi’iyah.

A. Pengertian

Kata al-halq ﻖﻠﺤﻟا secara bahasa bermakna izalatu asy- sya’ri ﺮﻌﺸﻟا ﺔﻟازإ, artinya menghilangkan atau menggunduli rambut kepala hingga habis. 45 Dan secara istilah dalam ilmu fiqih, khususnya fiqih haji, 45 Lisanul Arab pada madah : ﻖﻠﺣ 174 yang dimaksud dengan al-halq tidak berbeda dengan makna secara bahasa, yaitu mencukur habis semua rambut sampai licin alias gundul atau botak. Sedangkan istilah at-taqshir ﺮﯿﺼﻘﺘﻟا adalah isim mashdar dari kata dasar qashshara َﺮﱠﺼَﻗ yang maknanya adalah farratha َطﱠﺮَﻓ, artinya mengurangi sebagian atau meringkas sesuatu. Dan secara istilah dalam ilmu fiqih khususnya fiqih haji, maknanya tidak berbeda dengan makna secara bahasa, yaitu mengurangi jumlah rambut dengan mengguntingnya sebagian.

B. Dasar Masyru’iyah

Adapun dasar masyru’iyah kedua amalan ini, adalah firman Allah SWT ketika membuat Rasulullah SAW bermimpi menunaikan ibadah haji. Dalam mimpinya itu, Allah SWT menceritakan bahwa beliau SAW dan para shahabat telah melakukan al-halq dan at-taqshir. ﺪِﺠﺴﻤﹾﻟﺍ ﻦﹸﻠﺧﺪﺘﹶﻟ ﻖﺤﹾﻟﺎِﺑ ﺎﻳﺅﺮﻟﺍ ﻪﹶﻟﻮﺳﺭ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻕﺪﺻ ﺪﹶﻘﹶﻟ ﻥِﺇ ﻡﺍﺮﺤﹾﻟﺍ ﻦﻳِﺮﺼﹶﻘﻣﻭ ﻢﹸﻜﺳﻭﺅﺭ ﲔِﻘﱢﻠﺤﻣ ﲔِﻨِﻣﺁ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺀﺎﺷ ﹶﻻ ﺎﻣ ﻢِﻠﻌﹶﻓ ﹶﻥﻮﹸﻓﺎﺨﺗ ﻚِﻟﹶﺫ ِﻥﻭﺩ ﻦِﻣ ﹶﻞﻌﺠﹶﻓ ﺍﻮﻤﹶﻠﻌﺗ ﻢﹶﻟ ﹰﺎﺒﻳِﺮﹶﻗ ﹰﺎﺤﺘﹶﻓ Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya yaitu bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan menggunduli rambut kepala dan menggunting sebagian, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. QS. Al-Fath : 27