Haji Tamattu’ Tanggal 12 Dzluhijjah

227 Bab 17 : Fawat Ihshar Ikhtishar A. Fawat 1. Hukum Fawat 2. Dalil Tahallul dan Umrah 3. Cara-Cara Qadha: Kekeliruan ketika wuquf

B. Ihsar

1. Wajib Menyembelih Kambing 2. Tempat Menyembelih Hewan

A. Fawat Fawat artinya hal yang tertinggal dalam ibadah haji.

Yang tertinggal dalam ibadah haji adalah berihram dengan haji, baik itu haji wajib atau sunnah, baik ihram itu itu dilakukan secara benar atau keliru, kemudian ia tertinggal dari wuquf di Arafah sampai terbitnya fajar atau subuh pada hari nahr tanggal 10 Dzulhijjah, maka berarti hajinya telah terlewatkan. Hal itu karena waktu wukuq itu panjang dan wuquf di arafah itu jantungnya ibadah haji itu. Ibnu Jazy al-Maliki mengatakan, demikian juga haji itu dianggap terlewatkan dengan terlewatkannya amalan- amalan semuanya. Jika dia berdiam di Arafah sampai fajar terbit pada hari nahr, sama saja apakah dia itu berwukuf di sana atau tidak berwuquf. Dan umrahnya itu tidak terlewatkan, karena ia tal batasi dengan waktu. 228

1. Hukum Fawat

Mazhab Hanafi mengatakan, barangsiapa yang hajinya terlewatkan, maka dia harus bertahallul dengan pekerjaan- pekerjaan umrah, yaitu dengan bertawaf dan bersai tanpa harus ada ihram baru lagi, lalu ia memotong dan memendekkan rambut serta mengqadha haji tahun depannya, dan tak wajib baginya dam. Jumhur mengatakan, barangsiapa yang tertinggal hajinya, maka ia bertahallul dengan umrah, yaitu dengan thawaf, sai, cukur pendek dan gundul, mengqadha secepatnya pada tahun depannya serta harus menyembelih dam pada saat qadha dilaksanakan, selain itu manasik haji yang sudah pernah dilakukan menjadi gugur seperti bermalam di muzdalifah, wuquf di masy’aril haram, melontar dan mabit di Mina. Adapun dalil fawat: bahwa akhir wuquf itu adalah akhir malam nahr. Maka barangsiapa yang mendapati waktunya sampai fajar terbit pada hari itu, maka ia hajinya telah terlewatkan, dengan tanpa perselisihan antara para ulama. Ini berdasarkan perkataan Jabir: Haji itu tidak terlewatkan sampai fajar menyingsing pada malam jama’. Abi az-Zubair berkata, saya mengatakan kepadanya, “Apakah Rasulullah pernah mengatakan itu?” Dia mengatakan, “Ya.” Serta sabda Nabi: Haji itu Arafah. Barangsiapa datang sebelum shalat subuh pada malam jama’, maka hajinya telah sempurna.” Ini menunjukkan bahwa terlewatkannya haji dengan telah usainya malam jama’ yaitu malam di Muzdalifah. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa berwuquf di Arafah, dengan satu malam, maka ia telah mendapati haji. Barangsiapa yang itu terlewatkan di Arafah dengan satu malam, maka hendaknya dia bertahallul dengan umrah dan dia harus berhaji pada saat mendatang.” HR Daruquthni.

2. Dalil Tahallul dan Umrah