Masyru’iyah Pengertian Makalah Haji - Makalah

230 Jika orang-orang keliru, yaitu dimana mereka itu berwuquf pada tanggal 8 atau 10 di malam bukan Arafah, maka itu sudah dianggap cukup, serta tak wajib baginya qadha. Ini karena sabda Nabi, “Hari Arafah yang dikenalkan padanya manusia.” HR Daruquthni Karena kekeliruan itu bersumber dari persaksian para saksi dengan melihat hilal sebelum sebelumnya yang berbeda sehari, maka mereka berwuquf pada tanggal 8, atau karena mereka dihalangi oleh awan dari hilal itu, maka mereka berwuquf pada tanggal 10, dan seperti ini tidak diamanahi untuk diqadha dan itu gugur. Jika mereka itu berselisih pendapat, sebagian dari mereka benar dan sebagian lagi keliru terhadap waktu wuquf, maka tidak dianggap cukup bagi mereka, karena dalam hal mereka tidak terkena kelunakan.

B. Ihsar

Ihshar itu artinya terhalang atau terkepung. Firman Allah: “Jika kami terkepung, maka hendaklah menyembelih kurban seadanya.” al-baqarah: 196 Ayat di atas berkaitan dengan terkepung dan terhalangnya Nabi saw dan para sahabat di Hudaibiyyah untuk mencapai Masjidl Haram. Jadi yang dimaksud ihshar adalah terhalang dari melakukan tawaf waktu umrah dan dari wuuquf di Arafah atau tawaf ifadhah waktu haji. Mengenai sebab yang menimbulkan keadaan ihshar ini para ulama berbeda pendapat. Maliki dan Syafii mengatakan bahwa ihshar tak mungkin terjadi kecuai karena disebabkan oleh musuh. Karena ayat di atas berkenaan dengan terhalangnya nabi saw oleh musuh. Demikian pula menurut 231 Ibnu Abbas. Tapi kebanyakan ulama, termasuk Hanafi dan Hanbali, berpendapat bahwa ihshar itu mungkin saja terjadi disebabkan segala macam rintangan yang menghalangi calon haji untuk mencapau baitullah,baik itu berupa musuh atau penyakit yang akan bertambah parah disebabkan berpindah dan banyak bergerak, atau rasa takut, hilangnya uang belanja atau meninggalnya muhrim dari seorang isteri dalam perjalanan dan berbagai macam halangan lainnya, sampai- sampai Ibnu Masud mengeluarkan fatwa bahwa seseorang yang dipatuk binatang berbisa termasuk dalam keadaan ihshar. Mereka mengambil alasan dari keumuman firman Allah dalam ayat ihshar di atas.

1. Wajib Menyembelih Kambing

Surat al-Baqarah ayat 196 secara tegas menyatakan bahwa orang yang terkepung wajib menyembelih qurban yang mudah didapatnya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Bahwa Nabi saw telah terkepung, maka ia pun mencukur rambut, menggauli isteri-isterinya dan menyembelih hewan qurbannya, sampia ia melakukan umrah pada tahun depannya. HR Bukhari Jumhur ulama mengambil hadits ini sebagai alasan diwajibkannya orang yang terkepung agar menyembelih seekor kambing, seekor sapi atau unta. Tapi menurut Malik tidak wajib. Menurut penyusun Fathu Alam, “Ia berada di pihak yang benar. Karena tidak semua orang yang terkepung itu memiliki hewan-hewan qurban. Mengenai hewan yang berada di tangan Nabi saw itu dibawanya dari Madinah dan disembelih secara sukarela. Dan inilah dia yang dimaksud oleh Allah dengan firman-Nya, yang artinya: Dan hewan qurban terhalang buat sampai ke tempatnya.’ QS. Al-Fath: 25