Waktu Wajib Jumhur Ulama

145 Rasulullah SAW. Mereka terbiasa melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah di malam hari telanjang tanpa busana sambil bertepuk-tepuk dan bersiul-siul, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran. ﹶﻥﺎﹶﻛ ﺎﻣﻭ ﹾﺍﻮﹸﻗﻭﹸﺬﹶﻓ ﹰﺔﻳِﺪﺼﺗﻭ ﺀﺎﹶﻜﻣ ﱠﻻِﺇ ِﺖﻴﺒﹾﻟﺍ ﺪﻨِﻋ ﻢﻬﺗﹶﻼﺻ ﺏﺍﹶﺬﻌﹾﻟﺍ ﹶﻥﻭﺮﹸﻔﹾﻜﺗ ﻢﺘﻨﹸﻛ ﺎﻤِﺑ Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. QS. Al-Anfal : 35

B. Jenis Tawaf

Yang merupakan rukun haji adalah tawar ifadhah, dimana bila seorang haji meninggalkannya, maka ibadah hajinya itu tidak sah. Namun di luar tawaf ifadhah yang merupakan rukun dalam ibadah haji, kita juga mengenal beberapa tawaf lainnya, yang hukumnya wajib namun tidak termasuk rukun.

1. Tawaf Ifadhah

aa

2. Tawaf Qudum

aa

3. Tawaf Wada’

aa

4. Tawaf Sunnah

aa 146

C. Syarat Tawaf 1. Niat

Setiap ibadah ritual mensyaratkan niat di dalam hati, tidak terkecuali tawaf di sekeliling ka’bah. Dan niat itu intinya adalah menyengaja untuk melakukan suatu pekerjaan. Niat tawaf berarti seseorang menyengaja di dalam hati bahwa dirinya akan melakukan ibadah tawaf. Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW yang terkenal : ِّﻨﻟﺎِﺑ ﹸﻝﺎﻤﻋَﻷﺍ ﺎﻤﻧِﺇ ﻯﻮﻧ ﺎﻣ ٍﺀِﺮﻣﺍ ِّﻞﹸﻜِﻟ ﺎﻤﻧِﺇﻭ ِﺕﺎﻴ Sesungguhnya semua amal itu mensyaratkan niat. Dan setiap orang mendapatkan sesuatu berdasarkan apa yang dia niatkan. HR. Bukhari dan Muslim Memasang niat di dalam hati dijadikan syarat oleh Mazhab As-Syafi’iyah dan Al-Malikiyah. Bahkan mazhab As- Syafi’iyah mengharuskan untuk melakukan ta’yin, yakni penentuan secara lebih spesifik judul tawaf yang dilakukan. Mengingat bahwa tawaf itu ada banyak jenisnya, tidak asal sembarangan kita mengerjakan tawaf saja. Maka dalam mazhab ini, bila kita mau melakukan tawaf, di dalam hati kita harus kita jelas statusnya, tawaf apakah yang akan kita kerjakan, ifadhah, qudum, wada’ atau tawaf sunnah? Berbeda niat dan hasil akan membuat tawaf itu menjadi tidak sah. Namun terkait dengan urusan niat ini, mazhab Al- Hanafiyah dan Al-Malikiyah tidak menjadikannya sebagai syarat.

2. Menutup Aurat

Mazhab Asy-Syafi’iyah secara tegas mensyaratkan orang yang melakukan tawaf untuk menutup aurat, sementara mazhab lain meski mengharuskan tutup aurat namun tidak