Dasar Masyru’iyah Al-Halq dan At-Taqshir 1. Pengertian
208 3. Haji Tamattu’
Buat bangsa Indonesia, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk ritual perjalanan haji di masa lalu bisa memakan
waktu yang cukup panjang, sampai enam bulan lamanya, termasuk perjalanan naik kapal laut yang konon bisa sampai
sebulan. Jadi sebulan untuk berlayar kepergian, sebulan untuk berlayar kepulangan. Dan empat untuk bermukim di
tanah suci. Saat itu para jamaah belum lagi menggunakan pesawat
terbang, tetapi menumpang kapal laut milik maskapai Eropa yang melewati terusan Suez.
Bahkan jauh sebelumnya lagi, menurut naskah sejarah Banten diceritakan suatu ketika Sultan Banten berniat
mengirimkan utusannya kepada Sultan Mekah. Utusan itu dipimpin oleh Lebe Panji, Tisnajaya, dan Wangsaraja.
Perjalanan haji saat itu harus dilakukan dengan perahu layar, yang sangat bergantung pada musim. Biasanya para
musafir menumpang pada kapal dagang sehingga terpaksa sering pindah kapal. Perjalanan itu membawa mereka
melalui berbagai pelabuhan di nusantara. Dari tanah Jawa terlebih dahulu harus menuju Aceh atau serambi Mekah,
pelabuhan terakhir di nusantara yang menuju Mekah. Di sana mereka menunggu kapal ke India untuk ke Hadramaut,
Yaman, atau langsung ke Jeddah. Lama perjalanan keberangkatan ini saja bisa makan waktu enam bulan atau
lebih. Kalau ditambah pulangnya, berarti di atas kapal laut saja sudah setahun.
Di perjalanan, para musafir berhadapan dengan bermacam-macam bahaya. Musafir yang sampai ke tanah
Arab pun belum aman. Pada masa awal perjalanan haji, tidak mengherankan apabila calon jemaah dilepas kepergiannya
dengan derai air mata; karena khawatir mereka tidak akan kembali lagi.
209
Di masa sekarang, setelah kapal laut dihapuskan, lama perjalanan hanya sekitar 10-an jam saja dengan pesawat jet
yang terbang di ketinggian 27.000 kaki di atas langit. Sehingga rata-rata waktu yang digunakan orang berhaji total
membutuhkan waktu selama 40 hari. Namun banyak juga haji program plus yang hanya mengerjakannya hanya dalam
2 minggu. Namun sebenarnya, ritual ibadah hajinya itu sendiri
tidak selama itu. Praktis kalau kita hitung sejak hari tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah hingga hari akhir di
Mina tanggal 13 Dzulhijjah, maka total ritual ibadah haji itu hanya sekitar enam hari saja. Sisanya sebenarnya bukan
termasuk ritual haji. Walapun seandainya ada yang mau mulai berihram sejak tanggal 1 Syawwal sudah dibenarkan.
Bab ini akan membahas gambaran secara umum tentang apa saja yang dikerjakan oleh para jamaah haji sesuai dengan
tanggal dan waktu. Penulis sengaja membaginya berdasarkan hari per hari, agar lebih jelas dan benar-benar dapat
menggambarkan apa yang perlu untuk dikerjakan. Tentu saja dilengkapi juga dengan variasi tiga macam
haji yang bisa diambil, baik haji ifrad, haji qiran atau pun haji tamattu’.