Output Spss : Sig 2-tailed kelas eksperimen = 0,260 0,05 maka H
gagal ditolak. Jadi data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal.
Data pre-test kelas kontrol berdistribusi normal dan data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada bagian Lampiran C.7. b.
Post-test Output Spss :Sig 2-tailed kelas kontrol = 0,437 0,05
maka H gagal ditolak. Jadi data post-test kelas kontrol
berdistribusi normal. Output Spss : Sig 2-tailed kelas eksperimen = 0,031
0,05 maka H ditolak.
Jadi data post-test kelas kontrol berdistribusi normal dan data post-test kelas eksperimen berdistribusi tidak
normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.8.
b.2. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Pre-test
Uji rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pre-test kelas eksperimen lebih baik atau sebaliknya
menggunakan uji T independent samples test karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
datanya berdistribusi normal. Namun sebelumnya dilihat variansi kedua kelas terlebih dahulu sebagai berikut :
Misalkan : variansi nilai pre-test kelas kontrol
variansi nilai pre-test kelas eksperimen : tidak ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas
kontrol dan kelas eksperimen : ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas kontrol dan
kelas eksperimen Output Spss : Sig = 0,057
α 0,05 maka gagal
ditolak. Jadi tidak ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen atau variansi dari kedua
kelas sama. Dengan demikian data pre-test dapat dianalisis dengan uji T. Hipotesis yang akan digunakan adalah
sebagai berikut : Misalkan :
: rata-rata nilai pre-test kelas kontrol : rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen
: tidak ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
: ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
Output spss : Sig 2-tailed = 0,686 0,05 maka
gagal ditolak. Jadi tidak ada perbedaan rata-rata nilai pre- test siswa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.9.
b.3. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Post-test
Uji rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Jigsaw II lebih baik dari
model pembelajaran konvensional. Uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji
Mann Whitney U Test
karena ada salah satu data yang berdistribusi tidak normal.
Hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Misalkan :
: rata-rata nilai post-test kelas kontrol : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen
: rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol
: rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol
Output spss : Sig 2-tailed = 0,046 0,10 maka ditolak.
Jadi nilai rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada bagian Lampiran C.10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar
Agar dapat mengetahui motivasi belajar matematika kelas VIII SMP Kanisius Sleman secara individu maupun keseluruhan
sebelum dan setelah diberlakukan model pembelajan konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajarn Jigsaw II untuk kelas
eksperimen, maka perlu dianalisis data kuesioner motivasi belajar siswa. Berikut adalah analisis data kuesioner motivasi belajar
matematika siswa sebelum pembelajaran setelah pembelajaran secara
deskriptif dan inferensial. 3.a Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Deskriptif
1. Sebelum Pembelajaran
a. Analisis Motivasi Belajar Matematika Setiap Siswa:
Tabel 4.25 Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa
Sebelum Pembelajaran Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Nomor P
Kriteria Nomor
P Kriteria Absen
Absen 1
70 Tinggi
1 85
Tinggi
2
54 Sedang
2
60 Sedang
3 68
Tinggi 3
78 Tinggi
4 68
Tinggi 4
70 Tinggi
5 61
Tinggi 5
73 Tinggi
6
64 Tinggi
6
74 Tinggi
7 65
Tinggi 7
69 Tinggi
8 60
Sedang 8
59 Sedang
9 63
Tinggi 9
70 Tinggi
10 58
Sedang 10
71 Tinggi
11 81
Tinggi 11
72 Tinggi
12 69
Tinggi 12
60 Sedang
13 64
Tinggi 13
62 Tinggi
14 66
Tinggi 14
64 Tinggi
15 80
Tinggi 15
61 Tinggi
16 62
Tinggi 16
67 Tinggi
17 75
Tinggi 17
58 Sedang
18 60
Sedang 18
59 Sedang
19 63
Tinggi 19
75 Tinggi
20 84
Tinggi 20
67 Tinggi
21 74
Tinggi 21
65 Tinggi
Tabel 4.25 merupakan persentase motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria
sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.25 maka dapat dihitung
jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.26 Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per Kriteria
Kriteria Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Jumlah
Persentasi Jumlah
Persentasi Siswa
Siswa Sangat
Tinggi -
- -
- Tinggi
17 80,95
16 76,19
Cukup 4
19,05 5
23,81 Rendah
- -
- -
Berdasarkan tabel 4.26, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebelum diberlakukan pembelajaran. Pada kelas kontrol terdapat 17 siswa 80,95 yang
mempunyai motivasi belajar matematika tinggi, 4 siswa 19,05 yang mempunyai motivasi belajar
matematika cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 16 siswa 76,19 yang mempunyai motivasi
belajar matematika tinggi dan 5 siswa 23,81 yang mempunyai motivasi belajar matematika
cukup. b.
Analisis Motivasi Belajar Matematika Secara Keseluruhan Dengan memperhatikan persentase motivasi belajar
matematika per siswa dan per kriteria maka dapat diperoleh motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Peneliti akan
menjumlahkan persentasi siswa yang mempunyai motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar tinggi dan cukup. Jika hasilnya lebih dari atau sama dengan 65 maka motivasi belajar siswa akan tergolong
cukup. Pada kelas kontrol persentase siswa yang tergolong
kriteria tinggi adalah 80,95 sedangkan yang tergolong cukup adalah 19,05, sehingga hasil penjumlahannya
menjadi 100, itu berarti lebih dari 65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika
siswa kelas kontrol sebelum treatment tergolong cukup. Sedangkan pada kelas eksperimen persentasi siswa yang
tergolong kriteria tinggi adalah 76,19 sedangkan yang tergolong
cukup adalah
23,81, sehingga
hasil penjumlahannya menjadi 100, itu artinya lebih dari 65.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen sebelum
treatment tergolong cukup. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
kelas VIII SMP Kanisius Sleman sebelum dilakukan pembelajaran tergolong cukup.
2. Setelah Pembelajaran
a. Analisis Motivasi Belajar Matematika Setiap Siswa
Perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.27 Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa
Setelah Pembelajaran Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Nomor
P Kriteria
Nomor P
Kriteria Absen
Absen 1
64 Tinggi
1 88
Sangat Tinggi
2 58
Sedang 2
73 Sedang
3
65 Tinggi
3
72 Tinggi
4 76
Tinggi 4
64 Tinggi
5 59
Sedang 5
77 Tinggi
6 60
Sedang 6
78 Tinggi
7 66
Tinggi 7
69 Tinggi
8 58
Sedang 8
67 Tinggi
9
67 Tinggi
9
73 Tinggi
10 50
Sedang 10
74 Tinggi
11
84 Sangat Tinggi
11
84 Sangat Tinggi
12 67
Tinggi 12
63 Tinggi
13 66
Tinggi 13
69 Tinggi
14 64
Tinggi 14
74 Tinggi
15
68 Tinggi
15
62 Tinggi
16 65
Tinggi 16
69 Tinggi
17
72 Tinggi
17
69 Tinggi
18 65
Tinggi 18
60 Sedang
19
66 Tinggi
19
76 Tinggi
20 86
Sangat Tinggi 20
68 Tinggi
21
69 Tinggi
21
68 Tinggi
Tabel 4.27 merupakan persentase motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
dilakukan pembelajaran yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi
belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.27 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria
seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.28 Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per
Kriteria
Berdasarkan tabel 4.28, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
diberlakukan pembelajaran. Pada kelas kontrol terdapat 2 siswa 9,52 yang mempunyai motivasi belajar
matematika sangat tinggi, 14 siswa 66,67 yang mempunyai motivasi belajar matematika yang tinggi,
dan 5 siswa 23,81 yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. Pada kelas eksperimen
terdapat 2 siswa 9,52 yang mempunyai motivasi Kriteria
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Jumlah Persentasi
Jumlah Persentasi
Siswa Siswa
Sangat Tinggi
2 9,52
2 9,52
Tinggi 14
66,67 17
80,96 Cukup
5 23,81
2 9,52
Rendah -
- -
- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI