Sebelum Pembelajaran Analisis Hasil Penelitian
Tabel 4.27 merupakan persentase motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
dilakukan pembelajaran yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi
belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.27 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria
seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.28 Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per
Kriteria
Berdasarkan tabel 4.28, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
diberlakukan pembelajaran. Pada kelas kontrol terdapat 2 siswa 9,52 yang mempunyai motivasi belajar
matematika sangat tinggi, 14 siswa 66,67 yang mempunyai motivasi belajar matematika yang tinggi,
dan 5 siswa 23,81 yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. Pada kelas eksperimen
terdapat 2 siswa 9,52 yang mempunyai motivasi Kriteria
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Jumlah Persentasi
Jumlah Persentasi
Siswa Siswa
Sangat Tinggi
2 9,52
2 9,52
Tinggi 14
66,67 17
80,96 Cukup
5 23,81
2 9,52
Rendah -
- -
- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar matematika sangat tinggi, 17 siswa 80,96 yang mempunyai motivasi belajar matematika yang
tinggi, dan 2 siswa 9,52 yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup.
b. Analisis Motivasi Belajar Matematika Secara Keseluruhan
Dengan memperhatikan persentase motivasi belajar matematika per siswa dan per kriteria maka dapat diperoleh
motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Berdasarkan kriteria motivasi siswa secara keseluruhan pada BAB III,
peneliti akan menjumlahkan persentase siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, tinggi dan
cukup. Apabila jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi
mencapai 75 ST + T 75 maka dapat dikatakan
motivasi belajar siswa secara keseluruhan tinggi, tetapi apabila penjumlahan kriteria sangat tinggi dan tinggi
kurang dari atau sama dengan 75, maka dilakukan penjumlahan siswa yang memiliki kriteria yang sangat
tinggi ditambahkan dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup. Apabila hasilnya mencapai lebih
dari satu atau sama dengan 65 ST + T + C 65 maka
dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan cukup. Pada kelas kontrol persentase siswa yang tergolong
kriteria sangat tinggi adalah 9,52 sedangkan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tergolong tinggi
adalah 66,67,
sehingga hasil
penjumlahannya menjadi 76,19, itu artinya lebih dari 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar matematika siswa kelas kontrol secara keseluruhan tergolong tinggi. Sedangkan pada kelas eksperimen
persentasi siswa yang tergolong kriteria sangat tinggi adalah 9,52 sedangkan yang tergolong tinggi adalah
80,96, sehingga hasil penjumlahannya menjadi 90,48 dan lebih dari 75. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen secara keseluruhan tergolong tinggi. Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman setelah dilakukan
pembelajaran tergolong tinggi.
3.b. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Inferensial 1.
Uji Normalitas
Selain menganalisis data kuesioner motivasi belajar matematika siswa secara deskriptif, dilakukan juga analisis
secara inferensial. Oleh karena itu data kuesioner motivasi diuji normalitas terlehih dahulu dengan menggunakan Spss
Statistics 17.0 dengan uji sampel tunggal Kolmogorov- Smirnov. Dengan melakukan uji normalitas maka dapat
diketahui apakah data motivasi belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran berdistribusi normal atau data
berdistribusi tidak normal. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah:
: Data berdistribusi normal : Data berdistribusi tidak normal
Berikut adalah output Spss dari data kuesioner motivasi sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran: