PENDAHULUAN Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Nasional

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Gambar 1.3 Dasar Hukum Pelaksanaan Kebijakan Sektor ESDM Peran Kementerian ESDM tersebut juga dilaksanakan berdasarkan landasan hukum yang sudah sesuai dengan hirarki. Dimulai dari landasan konstitusional yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 2, 3 dan 5, kemudian landasan kebijakan nasional yaitu RPJP dan landasan operasional yang terdiri dari 5 Undang-undang dan peraturan turunannya sebagai amanat dari peraturan yang lebih tinggi danatau dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan negara.

1.2. Peran dan Posisi Kementerian ESDM Sebagai Regulator

1.2.1 Lembaga Pengelolaan Sub Sektor Migas

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan pembuat kebijakan pada bidang hulu-hilir migas. Untuk regulator keselamatan dan usaha penunjang hulu-hlir migas dilakukan oleh Ditjen Migas sebagai perangkat Menteri ESDM. Disamping itu, regulator usaha hulu migas juga dilakukan oleh Ditjen Migas. Sedangkan untuk hilir migas, pelaksanaan regulasi dilakukan oleh Ditjen Migas dan BPH Migas. Ditjen Migas melakukan regulasi hilir yaitu untuk bahan bakar lain BBL dan gas bumi non-pipa. Sedangkan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh BPH Migas. Pada tingkat mikro hulu migas, terdapat pelaku usaha yaitu Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap seperti Pertamina, Chevron, Medco dan badan usaha migas lainnya yang disebut sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu migas, terdapat BPMIGAS yang berperan dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Kontrak Kerja Sama oleh KKKS. Selain itu, terdapat juga badan usaha yang bergerak dalam usaha penunjang migas. Badan usaha tersebut yaitu pabrikasi peralatan dan melakukan jasa-jasa seperti konsultansi, G G, pemboran, inspeksi teknis, litbang, dikLat dan jasa-jasa lainnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 3 Gambar 1.4 Pengelolaan Sub Sektor Migas Direktorat Jenderal Migas Regulator Keselamatan dan Usaha Penunjang Hulu-Hilir Migas MENTERI ESDM MENTERI ESDM Pembuat Kebijakan Bidang Hulu Pembuat Kebijakan Bidang Hulu – – Hilir Migas Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Direktorat Jenderal Migas Regulator Usaha Hulu Regulator Usaha Hulu MAKRO Kebijakan dan Regulasi : Direktorat Jenderal Migas Direktorat Jenderal Migas Regulator Hilir BBL dan Regulator Hilir BBL dan Gas Bumi Non Gas Bumi Non - - Pipa Pipa BPH MIGAS BPH MIGAS Usaha Hulu Migas Usaha Hilir Migas BP MIGAS BP MIGAS Badan Usaha BUT Badan Usaha BUT Hulu Migas Hulu Migas Badan Usaha Badan Usaha BBL dan Gas Non BBL dan Gas Non - - Pipa Pipa Badan Usaha Badan Usaha BBM dan Gas Pipa BBM dan Gas Pipa KKS MIKRO Pelaku Usaha Regulasi Regulasi Regulasi PENGELOLAAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI USAHA PENUNJANG MIGAS BBL Bahan Bakar Lain Gambar 1.5 Pengelolaan Sub Sektor Ketenagalistrikan

1.2.2 Lembaga Pengelolaan Sub Sektor Ketenagalistrikan

Pada sub sektor ketenagalistrikan, Menteri ESDM melakukan kebijakan, regulasi keteknikan dan regulasi bisnis pada tataran makro. Sedangkan pada tingkat mikro, pengusahaan ketenagalistrikan dilakukan oleh PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan PKUK yang meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi termasuk pemasaranpenjualan. Terkait aspek korporasi, PLN berada di bawah Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sedangkan terkait aspek regulasi dan kebijakan, PLN berada di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Disamping itu, pada tataran mikro juga terdapat badan usaha swasta seperti IPP, Koperasi, BUMD, dll yang dapat melakukan usaha ketengalistrikan yang kemudian listriknya dijual kepada PLN sebagai PKUK. DESDM TATARAN MAKRO KEBIJAKAN MIKRO KORPORASI DESDM PKUK PLN DESDM REGULASI KETEKNIKAN REGULASI BISNIS Transmisi Distribusi Pembangkitan BUMS IPP, KOPERASI, BUMD, DLL KEMENTERIAN NEGARA BUMN Meliputi pemasaran penjualan KESDM KESDM KESDM