Listrik Sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi. Untuk menjamin keamanan pasokan mineral,

70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Gambar 5.18. Grafik Pemanfaatan Produksi Gas Bumi Gambar 5.19. Alokasi Pemanfaatan Produksi Batubara c. Prosentase hasil pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik. Dalam rangka mencukupi kebutuhan batubara di dalam negeri, maka pemerintah menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation DMO. Diterapkannya DMO batubara cukup efektif untuk turut menjamin ketersediaan batubara dalam negeri. Berdasarkan KepMen ESDM No. 1991 K30MEM2011 Tentang Penetapan Kebutuhan Dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012, dinyatakan bahwa Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri end user domestic oleh pemakai batubara tahun 2012 adalah sebesar 82,07 juta ton. Namun, pada bulan Agustus 2012 telah terjadi penurunan kebutuhan DMO batubara untuk PLTU dari 67,96 juta ton menjadi 53,13 juta ton, sehingga DMO batubara 2012 mengalami perubahan dari 82,07 juta ton menjadi 67,25 juta ton sesuai Keputusan Menteri ESDM No. 909 K30DJB2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri ESDM Nomor 1991 K30MEM2011 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012. Dengan demikian target jumlah pasokan batubara untuk dalam negeri sebesar 82 juta ton sesuai dengan target penetapan kinerja tahun 2012 berubah menjadi 67,25 juta ton, sehingga realisasi pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tercapai 100. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 71 Gambar 5.20. Rasio Elektrifikasi Indonesia Gambar 5.21. Grafik Intensitas Energi

d. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati BBN pada BBM Transportasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no 322008 mandatory kewajiban pemanfaatan BBN untuk transportasi baik dengan subsidi dan nonsubsidi serta untuk industri mencapai antara 3-7 persen dari total bauran energi. Pemanfaatan BBN pada BBM transportasi pada tahun ini dapat direalisasikan sesuai target sebesar 7,5. Realisasi pemanfaatan bahan bakar nabati BBN jenis biodiesel pada tahun ini mengalami peningkatan yang sangat drastis yaitu hanpir 300 dibandingkan tahun 2011 lalu yang sebesar 2,52.

e. Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi tahun 2012 ditargetkan sebesar 73,6, dan terealisasi sebesar 76,56. Rasio elektrifikasi tahun 2012 tersebut melebihi target sebesar 4,02 dan mengalami peningkatan sebesar 4,9 dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 72,95 dan sebesar 13,9 67,2 jika dibandingan dengan tahun 2010. Untuk mencapai hasil tersebut, diperlukan penambahan sambungan baru sekitar 2,4 juta setiap tahun. Dibawah ini adalah grafik perkembangan Rasio Elektrifikasi selama 3 tahun terakhir.

f. Penurunan Intensitas Energi

Intensitas energi adalah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan gross domestic product GDP atau produk domestik bruto. Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil. Intensitas energi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 2,55 BOE barrel-oil-equivalent per capita. Realisasi intensitas energi pada tahun 2011 ini menurun 17,3 dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 2,99 BOE per Capita. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan energi secara efisien semakin tinggi. Perkembangan Intensitas konsumsi energi per kapita sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar di samping ini. 72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012

7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional

a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional TKN Sektor ESDM terhadap Jumlah Tenaga Kerja

Sektor ESDM. Realisasi perbandingan penggunaan tenaga asing dan penggunaan tenaga kerja nasional di Sektor ESDM pada tahun 2009 sampai dengan 2012 ini adalah sebagai berikut : Tabel 5.6. Tenaga Kerja Nasional dan Tenaga Kerja Asing Sub Sector 2009 2010 2011 2012 TKN TKA TKN TKN TKA TKA TKN TKA Migas 275.908 3.088 291.455 4.270 276.532 3.211 290.379 2.018 Pertambangan Umum 130.509 994 143.067 1.017 181.267 1.308 206.785 1.373 Jumlah 406.417 4082 434.522 5.287 457.799 4.519 497.164 3.391 Jumlah Tenaga Kerja Sektor ESDM 410.499 439.809 462.318 500.555 Pada tahun 2012 ini penggunaan TKN mencapai 99,3 dari total tenaga kerja sektor ESDM, seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Perlu dijelaskan bahwa penetapan target sebesar 99 berdasarkan capaian realisasi tahun 2011.

b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan sektor

ESDM Secara keseluruhan realisasi persentase peningkatan pemberdayaan nasional adalah 109. Perlu diketahui, bahwa pemberdayaan kapasitas nasional sektor ESDM diukur dari 2 indikator kinerja yaitu: penggunaan tenaga kerja lokal dan penggunaan kandungan lokal produk dalam negeri. Selanjutnya realisasi penggunaan tenaga kerja lokal yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM adalah sebesar 99,3 dibandingkan target 99 atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 100,3. Begitu pula dengan penggunaan produk dalam negeri local content yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan sektor ESDM di tahun 2012 ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 117,12, atau dari target sebesar 55,5 terealisasi sebesar 65. Tabel pengukuran kinerja dari 2 indikator pendukung ini adalah: Indikator kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional Sektor ESDM terhadap Tenaga Kerja Sektor ESDM 99 99,3 100,3 2. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan sektor ESDM 55,5 65 1147,12 Tabel 5.7. Indikator Kinerja Pemberdayaan Kapasitas Nasional