Dana Bagi Hasil DBH Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

x Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 tahun 2009 sampai dengan 2012.

3. Jumlah jaringan distribusi listrik kms dan gardu distribusi listrik MVA.

Pembangunan daerah juga dilakukan melalui program listrik perdesaan lisdes, yaitu melalui pembangunan Gardu Distribusi dan Jaringan Distribusi. Pada tahun 2012, realisasi pembangunan jaringan distribusi dapat melampaui dari target yang ditetapkan yaitu 11.311 kms atau 136. Namun Angka ini menurun bila dibandingkan dengan realisasi di tahun 2011, yaitu yang mencapai 17.306 kms. Demikian pula dengan pembangunan gardu distribusi, di tahun 2012 realisasi juga melebihi target, yaitu sebesar 249 MVA atau 116,9. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 juga mengalami penurunan yang cukup besar yaitu dari 369,6 MVA Kms di tahun 2011 menjadi 249 MVA di tahun 2012 atau menurun sebesar 48,2.

4. Desa Mandiri Energi

Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60 kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi terbarukan, yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat, khususnya energi terbarukan, untuk pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan yang bersifat produktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja dan kesejahteraan masyakat pada umumnya melalui penyediaan energi terbarukan yang terjangkau dan berkelanjutan. Pada tahun 2012 direncanakan pembangunan DME sebanyak 50 desa, sampai dengan akhir Desember 2012, seluruh pembangunan DME tersebut dapat terselesaikan, bahkan melebihi target, yaitu 52 DME yang terdiri dari DME berbasis BBN sebanyak 44 DME dan 8 DME berbasis non BBN . Pembangunan DME berbasis BBN dilaksanakan di 10 Provinsi yang menggunakan digester Biogas, sedangkan DME berbasis Non BBN dilaksanakan di 7 Provinsi. Sehingga total DME yang telah dibangun sejak tahun 2009 sebanyak 433 DME.

5. Jumlah sumur bor daerah sulit air.

Program pembangunan daerah lainnya, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah program penyediaan air bersih melalui pemboran air tanah dalam di daerah sulit air. Program tersebut dilakukan sejak tahun 1995 melalui pendanaan dari APBN. Sejak dimulainya program pengeboran air tanah tersebut, lebih dari satu juta jiwa telah menikmati ketersediaan air bersih ini. Pada tahun 2012 Kementerian ESDM menargetkan sebanyak 200 lokasi titik bor yang dapat direalisasikan, yang terdiri dari 195 titiklokasi pemboran air sumur dalam dan 5 titiklokasi pemboran sumur pantau, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah sulit air. Namun pada Triwulan II terdapat revisi DIPA sehubungan dengan penghematan anggaran, maka realisasi pelaksanaan kegiatan pengeboran air tanah menjadi 176 titik sumur produksi dan 5 titik Sumur Pantau, dengan hasil jumlah debit airtahun sebanyak 1.298.797 literjam, dan jumlah peruntukan 360.777 jiwa sehingga meningkatnya kemudahan penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat di daerah sulit air. Meningkatnya Kemampuan Pemanfaatan Energi Terbarukan Ketergantungan terhadap kebutuhan energi dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, sedangkan kemampuan ketersediaan sumberdaya energi konvensional dari waktu ke waktu mengalami penurunan akibat ekploitasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan pemanfaatan energi alternatif yaitu dengan jalan