Jumlah Subsidi BBM content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2012
160 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Tanggal 17 September 2012 dari 40 juta KL menjadi 44,04 juta KL Tanggal 3 Desember 2012 dari 44,04 juta KL menjadi 45,27 juta KL
Dalam rangka mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi, telah diterbitkan Permen ESDM No. 122012 tentang Pengendalian BBM bersubsidi, yang mengatur antara lain: Pelarangan konsumsi BBM
bersubsidi bagi kendaraan dinas Pemerintah, BUMN BUMD di Jawa dan Bali dan Pelarangan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pertambangan dan perkebunan, serta Untuk penyediaan tenaga listrik,
PT PLN Persero wajib melakukan pengendalian volume BBM sesuai dengan asumsi dalam APBN.
Dengan keterbatasannya, Pemerintah tetap terus melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi melalui kegiatan pemberian Keterangan Ahli dan penindakan penyalahgunaan BBM
periode Januari 2012 s.d Nopember 2012 dengan hasil :
1. Pemberian Keterangan Ahli sebanyak 572 kasus dengan uraian Tahap I Penyidikan
= 457 kasus Tahap II PenuntutanP-21
= 75 kasus Tahap III PersidanganInkrach
= 40 kasus 2. Barang bukti Bahan Bakar Minyak BBM
Premium = 244.642 liter
Minyak Solar = 1.427.551 liter
Minyak Tanah = 210.619 liter
Minyak Mentah = 15.807 liter
Dalam rangka pengendalian penggunaan BBM Bersubsidi, Pemerintah menerapkan kebijakan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.61. Kebijakan Pengendalian Penggunaan BBM Bersubsidi KEBIJAKAN
REGULA SI
POKOK PENGATURAN PELAKSANAAN DAN
PENGAWASAN PENANGGUNG
JAWAB
1
Pelarangan BBM bersubsidi
u kendaraan dinas
Permen ESDM
Nomor 12 Tahun
2012 tentang
Pengenda lian
Pengguna an BBM
• Jabodetabek efektif 1 Juni 2012
• Jawa – Bali efektif 1 Agustus 2012
• Pemasangan stiker • Pengawasan oleh BPH Migas dan
Pemda • Petugas pengawas di SPBU.
SekjenSestama KL, Sesmen
BUMN, Sekda, Sekper, BPH
Migas
2 Pelarangan
minyak solar bersubsidi bagi
mobil barang perkebunan
dan pertambangan
• Efektif 1 September 2012 • Mewajibkan penyediaan
tanki timbun • Pemasangan stiker pengenal
• Pengawasan oleh BPH Migas, aparat penegak hukum, dan Pemda
• Pertamina menambah SPBU non subsidi.
BPH Migas, Dinas penerbit SKPD di
masing-masing Pemda
3 Pengendalian
Sistem Distribusi:
• Penggunaan Teknologi
Informasi • Pengawasan
penyelundup an BBM
bersubsidi • Pengendalian
kuota per wilayah
Perpres No 15
tahun 2012
• Jenis BBM Tertentu dilarang diangkut dan atau
diperdagangkan ke luar negeri
• Badan Usaha dan atau masyarakat dilarang
melakukan penimbunan dan atau penyimpanan
serta penggunaan Jenis BBM Tertentu
• Penetapan alokasi BBM tertentu untuk masing-
masing konsumen pengguna jenis BBM
tertentu ditetapkan oleh BPH Migas
• Badan Pengatur melakukan pengaturan dan verifikasi
• BPH Migas bekerjasama dengan instansi terkait Kemen Kelautan,
Kemen Perhubungan, Kemendagri, Kepolisian RI, BIN, Kejaksaan dan
Pemerintah Daerah. • Pertamina harus menjamin kesamaan
jumlah jenis BBM tertentu JBT yang dikirim sama dengan yang diterima
oleh lembaga penyalur BBM bersubsidi.
• Masing-masing penggunawilayah, hanya diberikan sejumlah kuota
maksimum sebagaimana telah ditetapkan oleh BPH Migas,
kekurangannya dipenuhi dari BBM non subsidi.
• Pertamina selaku pendistribusi BBM subsidi dan BU pendamping
BPH Migas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 161
KEBIJAKAN REGULA
SI POKOK PENGATURAN
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
PENANGGUNG JAWAB
terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan
penditribusian jenis BBM tertentu bagi konsumen
pengguna mendistribusikan berdasarkan kuota.
• Apabila pengendalian kuota tidak dapat dilaksanakan maka diperlukan
tambahan volume sebesar 2.132 s.d. 5.132 ribu KL.
Dari kebijakan yang disusun dan diterapkan untuk pengendaliaan penggunaan BBM, menunjukkan hasil yang positif yaitu penggunaan BBM non subsidi Pertamax meningkat dan penggunaan Premium
BBM Bersubsidi menurun,. Trend line konsumsi Pertamax dan Premium selama bulan Mei sampai dngan Juli 2012 seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 5.80. Grafik Trend Line Konsumsi BBM Non Subsidi
2.
Jumlah Subsidi LPG
Volume LPG bersubsidi merupakan salah satu asumsi makro yang besarannya ditetapkan melalui Undang-Undang APBN maupun Undang-Undang APBN-P. Sejauh ini, Pemerintah berupaya melakukan
konversi minyak tanah ke LPG yang bertujuan untuk: 1. Melakukan diversifikasi pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM,
khususnya minyak tanah untuk dialihkan ke LPG 2. Mengurangi penyalahgunaan minyak tanah bersubsidi karena LPG lebih aman dari
penyalahgunaan 3. Melakukan efisiensi anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya
relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah 4. Menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih dan efisien untuk rumah tangga dan usaha mikro
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam melaksanakan program konversi minyak tanah ke LPG
antara lain meliputi: 1
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 2
Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. a. Bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi
dalam negeri. b. Mengurangi ketergantungan penggunaan energi yang berasal dari minyak bumi salah satunya
dengan mengalihkan ke energi lainnya.
162 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
c. Terwujudnya energi primer mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan minyak bumi menjadi kurang dari 20 dan peranan gas bumi menjadi lebih dari 30 terhadap konsumsi
energi nasional. 3 Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2007 tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan
Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg. 4
Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG. Sesuai dengan Perpres No 1042007 tentang tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan
Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg, maka penerima paket perdana LPG 3 kg sasaran konversi adalah:
Rumah tangga, yaitu konsumen yang mempunyai legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup rumah tangga dan tidak mempunyai kompor gas
Usaha mikro, yaitu konsumen dengan usaha produktif milik perorangan yang mempunyai legalitas
penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup usaha mikro dan tidak mempunyai kompor gas
Tabel 5.62. Besaran Volume LPG Tabung 3 Kg
NO JENIS
2011 2012
Capaian Target APBN
Realisasi
1. LPG juta MT
3,52 3,61
3,91 108,32
Realisasi Konversi Dan Penghematan
Dengan adanya program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg yang dimulai sejak tahun 2007, volume LPG bersubsidi setiap tahunnya bertambah. Untuk tahun 2012, volume LPG bersubsidi yang
ditetapkan dalam Undang-Undang APBN dan APBN-P adalah sebesar 3,1 juta MT serta dalam APBN-P penyesuaian sebesar 3,83 juta MT. Adapun volume LPG bersubsidi ini terdapat pada wilayah-wilayah
yang telah dikonversi mulai tahun 2007 yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo. Terhadap penyaluran LPG bersubsidi,
Pemerintah melakukan verifikasi realisasi pendistribusian isi ulang LPG bersubsidi dalam rangka pembayaran subsidi isi ulang LPG bersubsidi oleh Pemerintah kepada Badan Usaha Pelaksana PSO.
Tabel 5.63. Realisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG s.d.Desember 2012
Keterangan 2007
2008 2009
2010 2011
2012 Akumulasi
Distribusi Paket paket
3.976.450 15.077.694
24.355.355 4.714.727
5.603.933 212.958 +
1.627 53.941.117 +
1.627 Refill LPG PSO
MT 21.476
547.407 1.766.551
2.713.919 3.202.740
3.215.896 11.467.989
Penarikan Mitan KL
109.116 2.104.349
5.275.468 7.609.573
8.263.370 7.316.390
30.678.267 Tahun 2011 dan Tahun 2012 sebesar 212.958 paket adalah carry over tahun 2010 dengan beban anggaran APBN tahun
2010. Target tahun 2012 sejumlah 2,3 juta paket senilai Rp 672 miliar realisasi sebesar 1.627 paket Realisasi tahun 2007-2009 sudah diaudit BPKP dan tahun 2010-2012 hasil verifikasi Pemerintah status s.d. Oktober 2012
Realisasi tahun 2007-2009 sudah diaudit BPKP dan tahun 2010-2012 hasil verifikasi Pemerintah status s.d. Oktober 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 163
Pada tahun 2012, dilakukan pendistribusian paket perdana LPG tabung 3 kg sebanyak 2.305.156 paket untuk wilayah di 5 lima propinsi baru yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Adapun besaran volume LPG bersubsidi dipengaruhi oleh besaran wilayah yang telah terkonversi serta jumlah penerima paket perdana.
PETA PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG
Konversi 2007-2008 Konversi 2009
Konversi 2010 - 2011 Rencana Konversi 2012
Rencana Konversi 2013 wilayah baru Belum dikonversi
Rencana Konversi 2013 penyisiran
Gambar 5.81. Peta Program Koversi Minyak Tanah ke LPG
Penghematan Program Konversi
Sesuai surat BPK Nomor 16SVI012012 tanggal 30 Januari 2012 perihal Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja Prioritas atas Program Konversi Minyak Tanah ke LPG pada Kementerian ESDM, PT Pertamina
Persero, Kementerian Perindustrian dan Instansi Terkait Lainnya bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, BPK berkesimpulan bahwa Program Konversi Minyak Tanah ke LPG dari tahun 2007
sampai dengan 2010 telah dapat menghemat subsidi Pemerintah sebesar Rp 20,999 triliun.