Rekomendasi Keprospekan, Potensi, dan Status Sumber Daya Geologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 211
dapat disajikan pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.114 Pengeboran Penyelidikan Potensi Mineral Ikutan dan Unsur Tanah Jarang
Serta Penyelidikan Geologi Medis
212 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
3. Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan
Gunung Api
Realisasi jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan Gunung Api PGA adalah sebanyak 68 gunungapi dipantau melaui pos PGA dan 37 gunungapi dipantau
melalui 10 Regional Center RC atau tercapai 100 dari target tahun 2012.
Kegiatan pengamatan terpadu, instalasi peralatan pemantauan gunungapi dan kegiatan pemantauan gunungapi dilakukan dalam rangka pengumpulan data dasar aktivitas vulkanik, peningkatkan kualitas
metoda pemantauan, kontinyuitas pemantauan aktivitas gunungapi serta mengetahui perkembangan terkini aktivitas gunungapi.
Penyelidikan kegunungapian merupakan penyelidikan parameter kegunungapian dalam rangka evaluasi dan dukungan data bagi pemantauan kegiatan gunungapi yang lebih baik.
Penyelidikan deformasi merupakan penyelidikan paramater fisis gunungapi untuk mengetahui perubahan bentukgeometri tubuh gunungapi, serta untuk mengetahui sumber tekanan dengan metode
deformasi GPS, EDM, Tiltmeter atau leveling.
Pada penelitian diterapkan beberapa metoda secara bersamaan yaitu metoda seismik, deformasi dan metoda lainnya seperti geokimia, magnetik dan gaya berat dalam penentuan sumber kegempaan
vulkanik, sumber deformasi gunungapi dan kondisi bawah permukaan gunungapi. Hasil analisis dan model bawah permukaan gunungapi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan strategi pemantauan pada gunungapi yang bersangkutan. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi telah melakukan penelitian pada beberapa gunungapi sejak tahun 2007 seperti
pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.94 Penelitian Kegunungapian yang Sudah Dilaksanakan Sejak Tahun 2007 - 2012
No Gunungapi
Tahun Pelaksanaan
No Gunungapi
Tahun Pelaksanaan
1 G. Kelud
2007 10
G. Batur 2010
2 G. Batur
2008 11
G. Karangetang 2010
3 G. Krakatau
2008 12
G. Lokon 2011
4 G. Kelud
2008 13
G. Semeru 2011
5 G. Talang
2009 14
G. Sinabung 2011
6 G. Lokom
2009 15
G. Galunggung 2012
7 G. Guntur
2009 16
G. Ijen 2012
8 G. Soputan
2010 17
G. Agung 2012
9 G. Marapi
2010
Gunungapi Sinabung sebelumnya merupakan gunungapi type B, namun sejak Agustus 2010 berubah menjadi Gunungapi Tipe A, sehingga diperlukan penelitian kimia batuan yang lebih terperinci yang
bertujuan untuk: 1. Mengenal kimia batuan yang dihasilkan selama sejarah erupsi secara detail, sehingga dapat
diungkapkan komposisi kimia batuan dengan perubahannya dari waktu ke waktu serta karakteristik dari gunung tersebut.
2. Menentukan komposisi kimia batuan terutama lava yang pernah dikeluarkan oleh Gunungapi Sinabung. Komposisi kimia batuan berguna untuk menentukan kemungkinan letusan letusan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 213
akan datang. 3. Meneliti petrografi endapan batuan Gunungapi Sinabung untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan
mineralogi yang dapat mengungkap karakteristik Gunungapi tersebut Uraian capaian indikator kinerja yang maksimal tersebut dapat dijelaskan bahwa dari target yang
direncanakan terlaksana dengan baik, namun demikian bukan berarti dalam pelaksanaannya tidak dijumpai kendala, kendala yang paling dirasakan adalah sangat kurangnya catatan sejarah dari aktifitas
G. Sinabung sebelumnya, sehingga diperlukan tahapan-tahapan penelitian dari awal dan komprehensip.
Dari hasil tersebut akan dapat memberikan informasi tentang kimia batuan, perubahan, serta evolusi pembentukannya yang dapat menunjang dalam melakukan mitigasi bencana erupsi G. Sinabung yang
akan datang.
Kegiatan penelitian ini dimulai pada tahun 2011 yang mencakup 3 gunungapi dan untuk G. Sinabung masih terus dilakukan penelitian termasuk untuk tahun anggaran 2013.
Selama tahun 2012 terdapat 19 gunungapi yang mengalami perubahan tingkat kegiatan baik berupa peningkatan atau penurunan aktivitas vulkaniknya. Pada akhir tahun 2012 terdapat 11 gunungapi
dengan status Waspada Level II dan 6 gunungapi berstatus Siaga Level III.
Pengolahan Data dan Sistem Informasi Manajemen
Pengolahan Data dan Sistem Informasi Manajemen meliputi proses pengiriman data dari Pos Pengamatan Gunungapi di seluruh Indonesia ke PVMBG di Bandung. Proses pengiriman data dari Pos
PGA tersebut meliputi:
1. Pengiriman data cuaca, visual, dan kegempaan harian dari setiap pos pengamatan gunungapi melalui komunikasi SSB. Data harian tersebut kemudian dicatat dan disimpan dalam media komputer serta
dijadikan database kegempaan setiap gunungapi. 2. Pengiriman data kegempaan digital dari beberapa gunungapi yang dipusatkan dalam satu regional
center RC tertentu. Dari Pos RC data ditransmisikan ke PVMBG di Bandung melalui sistem VSAT. Pos RC yang menjadi pusat pengumpulan data tersebut adalah:
- Regional Centre Tomohon, gunungapi yang terpantau meliputi G. Karangetang, G. Ruang, G.
Tangkoko, G. Lokon, G. Mahawu, dan G. Soputan, G. Ambang - Regional Centre Semeru, gunungapi yang terpantau meliputi G. Semeru, G. Bromo, dan G.
Lamongan - RC Batur, gunungapi yang terpantau meliputi G. Batur dan G. Agung
- RC Bukittinggi, gunungapi yang terpantau meliputi G. Talang, G Marapi dan G. Tandikat - RC Guntur, gunungapi yang terpantau meliputi G. Guntur, G. Galunggung, G. Papandayan, dan G.
Ciremai - RC Bajawa, gunungapi yang terpantau meliputi G. Inerie, G. Inelika dan G. Ebulobo
- RC Ende, gunungapi yang terpantau meliputi G. Iya, G. Kelimutu dan . G. Rokatenda - RC Egon, gunungapi yang terpantau meliputi G. Egon, G. Lewotobi dan G. Lereboleng
- RC Lewoleba, gunungapi yang terpantau meliputi G. Lewotolo, G. Iliboleng. G. Iliwerung dan G.
Sirung. - RC Ternate, gunungapi yang terpantau meliputi G. Gamalama, G. Gamkonora. G. Ibu, G. Kie Besi
dan G. Dukono. - RC Jawa Timur II, gunungapi yang terpantau meliputi G. Ijen dan G. Raung.
3. Transmisi data menggunakan Sistem GSM dan WIFI. Sistem ini meliputi pengiriman data gempa dari stasiun seismik ke PVMBG melalui transmisi gelombang seluler dan koneksi internet nirkabel.
Gunungapi yang menggunakan sistem ini adalah G. Salak dan G. Gede. 4. Transmisi data menggunakan Sistem Telemetri Radio. Sistem ini meliputi pengiriman data gempa
atau deformasi dari stasiun seismik ke PVMBG melalui transmisi gelombang radio. Gunungapi yang menggunakan sistem ini adalah G. Tangkubanparahu.
214 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
5. Transmisi data menggunakan SMS, transmisi jenis ini digunakan untuk mengirimkan data deformasi, temperatur dan gas dari beberapa gunungapi ke PVMBG. Gunungapi yang terpantau meliputi G.
Dieng data gas, G. Talang dan G. Batur. Setelah data kegempaan dan deformasi terkirim ke PVMBG, maka dilakukan pengolahan, evaluasi
dan pelaporan kegiatan gunungapi dalam bentuk : - Laporan Harian yang merupakan laporan aktivitas gunungapi dengan status Siaga dan Awas.
- Laporan Mingguan yang merupakan laporan aktvitas dari gunungapi dengan status Waspada. - Laporan Bulanan yang meliputi aktivitas gunungapi di seluruh Indonesia
Pengembangan Metode Pemantauan Gunung api
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 tahun 2010, Pasal 633, menyatakan bahwa salah satu tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung api adalah
melaksanakan perekayasaan serta pengamatan gunung api, baik untuk gunung api di Wilayah Barat maupun Timur Indonesia.
Dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut, Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi selama tahun 2012 telah melakukan beberapa hal, yaitu:
1 Aplikasi secara bersamaan pengukuran GPS, seismik dan metoda lainnya seperti geokimia, magnetik dan gaya berat dalam penentuan sumber kegempaan vulkanik, sumber deformasi gunungapi dan
kondisi bawah permukaan gunungapi G. Ijen, G. Galunggung, G. Agung, G. Guntur, G. Papandayan, G. Sinabung, G. Lokon, G. Bromo. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
strategi pemantauan pada gunungapi yang bersangkutan.
2 Pengamatan aktivitas kegempaan dengan menggunakan lebih dari 2 stasiun adalah G. Galunggung, G. Tangkuban Parahu, G. Guntur, G. Sinabung, G. Gede, G. Semeru, G. Kelud, G. Raung, G. Ijen dan G.
Batur,. 3 Metode pemantauan visual dengan menggunakan kamera CCTV di G. Tangkuban Parahu, G.
Galunggung, G. Papandayan, G. Sinabung, G. Lokon, G. Ijen, G. Semeru dan G. Bromo, yang ditransmisikan secara real time ke kantor PVMBG di Bandung.
Sasaran 3 :
Pemfasilitasian Yang Efektif Dan Efisien Untuk Menunjang Ketahanan Energi Nasional
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.95. Indikator Kinerja Sasaran 3 Penunjang
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi Capaian
1.
Jumlah dokumen perumusan dan perancangan kebijakan energi lintas sektor dan daerah
Dokumen 13
13 100
2.
Jumlah dokumen penetapan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi
Dokumen 7
7 100
Secara keseluruhan kinerja untuk mencapai sasaran mewujudkan pemfasilitasian yang efektif dan efisien untuk menunjang Ketahanan Energi Nasional dapat direalisasikan dengan capaian kineja 100.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 215
Sasaran 4 :
Perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.96 Indikator Kinerja Sasaran 4 Penunjang
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi Capaian
1. Opini BPK terhadap laporan keuangan
KESDM Jenis Opini
WTP WTP
100 2.
Jumlah rancangan peraturan perUUan sektor ESDM yang diselesaikan
Rancangan 25
41 164
3. Persentase
anggaran KESDM
yang menunjang Prioritas Nasional sebesar 65
100 104
104 4.
Persentase penghapusan
BMN yang
dipindahtangankan kepada pihak ketiga 90
68 75