Jumlah impor minyak mentah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 171
Tujuan VII : Terwujudnya Peningkatan Efek Berantai Ketenagakerjaan
Sektor ESDM berkontribusi secara nyata sebagai penggerak utama pembangunan melalui efek berantai Multiplier Effect. Disamping pembangunan daerah dan Pengembangan Masyarakat Community
Development, efek berantai tersebut dapat diidentifikasi dari kegiatan pembukaan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah dan peningkatan kegiatan ekonomi.
Sektor ESDM memberikan dampak backward linkage dan forward linkage. Keberadaan industri ESDM membentuk backward linkage, yaitu terciptanya industri yang mendukung kegiatan industri ESDM
tersebut. Contoh dari industri tersebut antara lain industri material dan peralatan di Batam seperti pabrikasi pipa, platform, alat-alat berat dan lain-lain. Selain itu, adanya industri ESDM juga menghidupkan
forward linkage dimana industri lain seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan industri lainnya tumbuh dan berkembang karena keberadaan dan operasi industri ESDM.
Kebutuhan sektor ESDM terhadap tenaga kerja terdidik dan trampil banyak sekali membuka lapangan kerja, meskipun sifat dari industri ESDM adalah capital intensive atau memerlukan modal besar untuk
beroperasi, bukan labour intensive atau memerlukan jumlah tenaga yang banyak sekali untuk memulai operasi industrinya. Upaya peningkatan keterampilan sumber daya manusia sektor ESDM sangat didukung
melalui kerjasama yang intensif antara pemerintah dan industri.
Salah satu upaya nyata adalah Peningkatan Kualitas SDM Nasional dalam Kegiatan Usaha Migas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja migas tingkat terampil dan ahli dalam negeri yang
memiliki kualifikasi dengan pengakuan nasional dan internasional, dalam rangka menjawab isu-isu strategis
bidang migas,
seperti: peningkatan
cadangan dan
produksi migas
nasional, pembangunanpeningkatan kapasitas sarana pengolahan, distribusi dan transmisi migas, serta
peningkatan jumlah dan kompetensi aparatur pusat maupun daerah di bidang pengelolaan dan pengawasan kegiatan usaha migas.
KESDM juga berupaya terus membina dan mengembangkan kegiatan usaha penunjang migas sebagai pilar pertumbuhan perekonomian nasional melalui langkah-langkah utama, yaitu, keberpihakan kepada
perusahaan nasional dengan memberikan preferensi, insentif, aliansi strategis kemitraan, serta proteksi; pengendalian impor barang operasi migas yang bertujuan untuk pemberdayaan produksi dalam negeri,
disamping untuk mendapatkan fasilitas bebas bea masuk dan pajak dalam rangka impor PDRI; penyusunan dan menerbitkan ADP Apreciation of Domestic Product List, yang memuat
perusahaanpabrikan yang sudah mampu memproduksi barang dan jasa dalam negeri sebagai acuan dalam pengadaan barang dan jasa di Kegiatan Usaha Migas; mewajibkan minimum TKDN Tingkat Komponen
Dalam Negeri dalam setiap pengadaan barang dan jasa dan penyiapan kebijakan untuk Perusahaan Migas Nasional yang mendominasi pada industri migas.
Dalam rangka mewujudkan peningkatan Efek Berantai Ketenagakerjaan ditetapkan 4 empat sasaran sebagai berikut:
Sasaran 11. Terwujudnya Penyerapan Tenaga Kerja
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
172 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Tabel 5.70 Indikator Kinerja Sasaran 11
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi Capaian
Jumlah Tenaga Kerja Sektor ESDM Orang
1.216.569 1.024.997
98,4
1. Jumlah tenaga kerja sub sektor migas
Orang 303.060
303.675 100,2
2. Jumlah tenaga kerja sub sektor
Ketenagalistrikan Orang
23.122 562,679
71.5 3.
Jumlah tenaga kerja sub sektor pertambangan umum
Orang 190.141
208.158 110
Pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja nasional yang berperan dalam berbagai kegiatan di sektor ESDM adalah sebanyak 1.024.997 orang atau 98,4 dari target yang telah ditetapkan sebanyak 1.216.569 orang. Jumlah
tenaga kerja ini terdiri dari tenaga kerja asing dan tenaga kerja nasional dari tiga sub sektor yaitu sub sektor migas, ketenaglistrikan dan pertambangan umum.
Penjelasan rinci tentang capaian kinerja sasaran ini dijelaskan di bawah ini. 1.
Jumlah tenaga kerja sub sektor migas
Realisasi penyerapan tenaga kerja pada sub sektor migas tahun 2012 adalah sebesar 303.675 orang dari 303.060 orang yang ditargetkan atau capaiannya sebesar 100,2. Dalam rangka menunjang terwujudnya
peningkatan efek berantai ketenagakerjaan, program yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 meliputi: program pembinaan dan pengawasan penggunaan TKA dan TKI di subsektor migas yang bertujuan agar
penggunaan TKA di subsektor migas dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam rangka alih teknologi kepada TKI.
Berdasarkan hasil pemantauan, perbandingan jumlah tenaga kerja nasional TKN dan Tenaga Kerja Asing sub sektor migas sejak tahun 2007 sampai dengan 2011, seperti table dan grafik bawah ini.
Tahun Jumlah Tenaga Kerja
TKN TKA
Jumlah
2007 290.379
2.018 292.397
2008 286.770
2.105 288.875
2009 275.908
3.093 279.001
2010 291.455
4.270 295.725
2011 276.532
3.211 279.743
2012 300.371
3304 303.675
Tabel 5.71. Tenaga Kerja Nasional dan Asing
Gambar 5.86. Grafik Tenaga Kerja Nasional dan Asing sub sektor Migas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 173