LPG 3 Kg Sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi. Untuk menjamin keamanan pasokan mineral,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 69

c. Listrik

Pada tahun 2012 realisasi subsidi listrik tidak dapat mencapai target yang ditetapkan, karena dari target sebesar Rp 65,6 triliun, subsidi listrik diperkirakan membengkak menjadi sebesar Rp.100,2 triliun. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain: Naiknya ICP dari semula 95 USDbarrel menjadi 111 USDBarrel, kurs semula Rp 8.700 menjadi Rp 8.734; Target pasokan gas sebesar 320 TBTU diperkirakan hanya tercapai sebesar 284 TBTU; Mundurnya COD beberapa PLTU Batubara program 10.000 MW Tahap I, repowering PLTU Batubara reguler, dan menurunnya capacity factor, sehingga target semula pasokan batubara sebesar 37 juta ton diperkirakan terealisasi 29 juta ton. 6. Persentase pemanfaatan produk sektor ESDM : a. Prosentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM dan hasil olahannya. Berdasarkan estimasi hasil produksi BBM di kilang dalam negeri PT Pertamina, Pusdiklat Migas Cepu, TPPI dan PT TWU pada tahun 2012, jumlah BBM yang dihasilkan sebesar 38,2 juta KL dimana demand BBM dalam negeri mencapai 71,7 juta KL. Dengan demikian, kemampuan pasokan kilang dalam negeri hanya mampu mensuplai sebesar 53 dari total permintaan kebutuhan konsumsi BBM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan produksi BBM dari kilang dalam negeri masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 65. Hal tersebut di atas disebabkan antara lain karena setiap tahunnya, kemampuan pasokan BBM dari kilang domestik terus menurun persentasenya dibandingkan dengan BBM impor yang masuk ke Indonesia. Hal ini terkait tingkat produksi BBM dari kilang dalam negeri yang stagnan akibat tidak adanya penambahan kilang minyak yang baru sejak tahun 1994, sedangkan konsumsi BBM yang terus meningkat dengan adanya perkembangan industri dan meningkatnya jumlah kendaraan secara luar biasa. Sebagai gambaran, konsumsi BBM PSO Premium, Kerosene, Solar pada tahun 2011 sebesar 41.79 juta KL, pada tahun 2012 meningkat menjadi 45.27 juta Kl dan tahun 2013 diprediksi menembus 48 juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri. b. Prosentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik Permintaan gas bumi di dalam negeri semakin meningkat antara lain disebabkan adanya kenaikan harga minyak bumi dunia, pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak BBM, dan peningkatan kepedulian terhadap lingkungan. Pada 2012 Prosentase Pemanfaatan Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri ditargetkan sebesar 60 persen. Penetapan target sebesar 60 tersebut disebabkan oleh masih terdapatnya kontrak ekspor jangka panjang pada tahun 2012. Namun pada realisasinya di tahun 2012 ini hanya sebesar 45,2 produksi gas yang dimanfaatkan untuk domestik. Alokasi Produksi dan Pemanfaatan gas bumi tahun 2012, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. 70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Gambar 5.18. Grafik Pemanfaatan Produksi Gas Bumi Gambar 5.19. Alokasi Pemanfaatan Produksi Batubara c. Prosentase hasil pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik. Dalam rangka mencukupi kebutuhan batubara di dalam negeri, maka pemerintah menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation DMO. Diterapkannya DMO batubara cukup efektif untuk turut menjamin ketersediaan batubara dalam negeri. Berdasarkan KepMen ESDM No. 1991 K30MEM2011 Tentang Penetapan Kebutuhan Dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012, dinyatakan bahwa Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri end user domestic oleh pemakai batubara tahun 2012 adalah sebesar 82,07 juta ton. Namun, pada bulan Agustus 2012 telah terjadi penurunan kebutuhan DMO batubara untuk PLTU dari 67,96 juta ton menjadi 53,13 juta ton, sehingga DMO batubara 2012 mengalami perubahan dari 82,07 juta ton menjadi 67,25 juta ton sesuai Keputusan Menteri ESDM No. 909 K30DJB2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri ESDM Nomor 1991 K30MEM2011 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012. Dengan demikian target jumlah pasokan batubara untuk dalam negeri sebesar 82 juta ton sesuai dengan target penetapan kinerja tahun 2012 berubah menjadi 67,25 juta ton, sehingga realisasi pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tercapai 100.