Pangsa Gas Bumi Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 77

b. Pangsa Batubara

Batubara masih merupakan energi yang mendominasi energi mix bagi pembangkit tenaga listrik, pada tahun ini pangsa batubara untuk pembangkit listrik mencapai 44,06 dari target yang ditetapkan sebesar 49, atau dengan kata lain capaian kinerja sebesar 93,88.

c. Pangsa Panas Bumi

Pangsa energi panas bumi ditahun 2012 melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 4,75 dari target sebesar 4,24 atau capaian 112,03. Hal ini disebabkan adanya penambahan potensi energi lebih besar dari kenaikan jumlah kapasitas terpasang.

d. Pangsa Tenaga Air 7

Realisasi pangsa tenaga air pada tahun ini lebih rendah dari targetnya yang sebesar 7 dan tercapai hanya sebesar 6,44, angka di juga masih dibawah angka relaisasi di tahun 2011 yang sebesar 7. Penurunan pangsa tenaga air di sebabkan karena pembangunan PLTMH di yang direncanakan sebesar 1,58 MW di 25 lokasi gagal direalisasikan karena mengalami kegagalan dalam proses lelang, dan akan di usulkan pada kegiatan tahun 2013.

e. Pangsa Bio Diesel Bio Energi

Mulai Tahun 2011 bio diesel mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, walaupun pangsa biodiesel masih relatif rendah yaitu 0,08, namun pemanfaatan biro diesel sebagai pembangkit tenaga listrik semakin meningkat. Hal ini terlihat pada pangsa pemanfaatan bio disel di tahun 2012 meningkat sebesar 0,12 dari yang ditargetkan sebesar 0,8atau meningkat sebesar 150 dari tahun 2011. 78 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012

5.3. Capaian Kinerja Tujuan Strategis

Tujuan I : Terjaminnya Pasokan Energi Dan Bahan Baku Domestik Salah satu peran dominan sektor ESDM dalam pembangunan nasional adalah menjamin pasokan energi dan mineral dalam negeri, baik untuk bahan bakar maupun bahan baku. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada dasarnya Indonesia memiliki sumber energi yang beranekaragam dan jumlahnya memadai. Hingga saat ini, minyak bumi masih merupakan tulang punggung energi Indonesia, meskipun cadangannya terbatas dan terdapat beraneka ragam sumber energi non-BBM yang penggunaannya semakin digalakan oleh Pemerintah. Dalam menjamin penyediaan energi domestik, telah dilakukan optimasi produksi energi fosil yaitu minyak bumi, gas bumi dan batubara. Produksi minyak bumi, sebagai energi tidak terbarukan, cenderung menurun dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2008, produksi minyak berada di bawah level 1 juta barel per hari. Namun, dengan adanya temuan cadangan baru seperti Blok Cepu, maka dalam jangka pendek akan terjadi kenaikan produksi minyak Indonesia yang tidak akan bertahan lama karena terjadi natural decline rate yang cukup tinggi sekitar 12per tahun. Sebagaimana diketahui, sekitar 60 produksi minyak Indonesia dipasok untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya sebesar 40 untuk ekspor. Selanjutnya, terkait pasokan bahan baku domestik, sektor ESDM memberikan kontribusi utamanya pada pasokan gas dan bahan mineral. Pemakaian gas domestik dimanfaatkan untuk industri pupuk, kilang petrokimia, kondensasi, LPG, PGN, PLN, Krakatau steel, industri lainnya. Selanjutnya pasca diterbitkan UU Migas Nomor 22 tahun 2001, alokasi gas bumi domestik mencapai 63,5, sedangkan alokasi gas bumi ekspor sebesar 36,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada tataran kebijakan dan perencanaan, upaya pengutamaan pasokan gas bumi domestik sudah berjalan sangat baik. Meskipun saat ini kebijakan alokasi gas untuk domestik sudah diprioritaskan, namun ekspor gas juga tetap diperlukan untuk mencapai skala keekonomian dari suatu lapangan gas bumi, mengingat harga gas bumi domestik pada umumnya lebih rendah dibandingkan untuk ekspor. Disamping gas bumi, bahan mineral juga berperan penting sebagai pemasok bahan baku industri. Bahan mineral tersebut antara lain tembaga, emas, perak, bauksit, nikel, timah, intan dan besi. Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, ditetapkan 5 lima sasaran sebagai berikut: Sasaran 1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2011. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1. Produksi minyak bumi MBOPD 950 860 90.53 2. Produksi gas bumi MBOEPD 1.596 1.458 91,35 3. Produksi CBM MBOEPD 21,7 - 4. Produksi batubara Juta Ton 332 386 116 Tabel 5.9. Indikator Kinerja Sasaran 1