Prosentase Kemampuan pasokan energi BBM dalam negeri

74 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012

9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah

Peran sektor ESDM juga penting sebagai pendorong pembangunan daerah. Peran sektor ESDM terhadap pembangunan daerah diwujudkan, antara lain melalui dana bagi hasil DBH, kegiatan pengembangan masyarakat atau community development comdev atau corporate social responsibility CSR. Selain itu terdapat program pembangunan Desa Mandiri Energi DME, dan Pemboran air tanah yang merupakan program- program pro-rakyat sehingga pembangunan daerah dapat berjalan lebih efektif.

a. Jumlah Dana Bagi Hasil

Dana bagi hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana Undang-Undang Nomor 332004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. DBH sektor ESDM bersumber dari kegiatan minyak bumi, gas bumi dan pertambangan umum, serta panas bumi. DBH sektor ESDM pada tahun 2012 ini mencapai sebesar Rp . 36,9 triliun status sampai dengan triwulan III Tahun 2012 yang terdiri dari minyak bumi Rp. 12,4 triliun, gas bumi Rp. 10,6 triliun, pertambangan umum Rp. 13,49 triliun. Capaian DBH tahun ini melampaui dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 30,27 Triliun atau capaian kinerjanya sebesar 120,22.

b. Jumlah CSR Community Development

Di sektor energi dan sumber daya mineral, community development comdev adalah bagian dari tanggung jawab korporat Corporate Social Responsibility yang merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut berikut komunitas setempat lokal dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Kegiatan comdev dilakukan antara lain melalui: Ekonomi peningkatan pendapatan, perbaikan jalan, sarana pertanian, pembangunanperbaikan sarana ibadah, Pendidikan dan Kebudayaan kelompok usaha, pelatihan, perencanaan, Kesehatan kesehatan terpadu, air bersih, Lingkungan penanaman bakau, reklamasi dan lainnya kegiatan sosial, penyuluhan, pembangunan sarana olah raga. Pada tahun 2012 realisasi dana Comdev dan CSR sektor ESDM yang digunakan untuk pengembangan Masyarakat dan untuk mendukung kegiatan-kegiatan sangat penting di masyarakat melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 13,2, yaitu dari target Rp 1,96 Triliun realisasinya mencapai Rp 2.26 Triliun. Dana Comdev dan CSR ini berasal dari perusahaan pertambangan umum, perusahaan migas dan perusahaan listrik. Dana Comdev dan CSR ini selalu meningkat dari tahun ke tahun yang menunjukkan perhatian yang berkelanjutan terhadap pengembangan kehidupan masyarakat.

c. Jumlah Desa Mandiiri Energi berbasis BBN

Pada tahun 2012 direncanakan pembangunan DME sebanyak 50 desa, sampai dengan akhir Desember 2012, seluruh pembangunan DME tersebut dapat terselesaikan, bahkan melebihi target, yaitu 52 DME yang terdiri dari DME berbasis BBN sebanyak 44 DME dan 8 DME berbasis non BBN . Sehingga total DME yang telah dibangun sejak tahun 2009 sebanyak 433 DME. Perkembangan DME yang berhasil diwujudkan Kementerian ESDM sejak tahun 2009 hingga 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 75 Tabel 5.8 Perkembangan DME Tahun 2009-2011 No Indikator Realisasi DME Total Akumulasis.d Tahun 2012 2009 2010 2011 2012 1 DME berbasis Non BBN 62 34 19 8 238 2 DME berbasis BBN 28 16 32 44 195 Total DME 90 50 51 52 433 d. Jumlah daerah sulit air yang kebutuhan air bersihnya dapat terpenuhi melalui sumur bor air tanah Program pembangunan daerah lainnya, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah program penyediaan air bersih melalui pemboran air tanah dalam di daerah sulit air. Program tersebut dilakukan sejak tahun 1995 melalui pendanaan dari APBN. Sejak dimulainya program pengeboran air tanah tersebut, lebih dari satu juta jiwa telah menikmati ketersediaan air bersih ini. Pada tahun 2012 Kementerian ESDM menargetkan sebanyak 200 lokasi titik bor yang dapat direalisasikan, yang terdiri dari 195 titiklokasi pemboran air sumur dalam dan 5 titiklokasi pemboran sumur pantau, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah sulit air. Namun pada Triwulan II terdapat revisi DIPA sehubungan dengan penghematan anggaran, maka realisasi pelaksanaan kegiatan pengeboran air tanah menjadi 176 titik sumur produksi dan 5 titik Sumur Pantau, dengan hasil jumlah debit airtahun sebanyak 1.298.797 literjam, dan jumlah peruntukan 360.777 jiwa sehingga meningkatnya kemudahan penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat di daerah sulit air. Dengan demikian, selama periode 1995 sampai dengan 2012 ini, total pemboran air tanah yang telah dilakukan sebanyak 960 titik yang tersebar di seluruh Indonesia dengan peruntukan bagi sekitar 2,2 juta jiwa.

e. Jumlah rekomendasi wilayah kerja

umlah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja yang dimaksud dalam indikator kinerja adalah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan WKP dan Wilayah Pertambangan WP. Pada tahun 2012 ini dari 70 rekomendasi usulan WKPWUPWPN terealisasi sebanyak 73 rekomendasi, dengan rincian sebagai berikut:  5 usulan rekomendasi WKP panas bumi  30 usulan rekomendasi WUP dan 3 usulan rekomendasi WPN mineral.  30 usulan rekomendasi WUP dan 1 usulan rekomendasi WPN batubara.  4 usulan rekomendasi WKP CBM .

f. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga

Pada tahun 2012 ini, Pembangunan Jaringan gas bumi untuk Rumah tangga dapat dilaksanakan di 5 wilayah yaitu di Kota Cirebon, Kota Jambi, Kota Prabumulih, Kabupaten Sidoarjo lanjutan dan Kabupaten Bogor, dengan sambungan jaringan gas untuk rumah tangga berjumlah 18.797 SR. Pembangunan jargas di 5 wilayah ini melebihi dari yang ditargetkan di tahun ini yaitu 4 wilayah. Per 31 Desember 2012, kegiatan konstruksi kecuali Kota Jambi sudah terbangun 100 . Jaringan yang telah terbangun tersebut sudah siap dialiri, hanya saja masih harus menunggu penetapan pemenang lelang pengoperasian jaringan distribusi gas bumi yang dibangun Pemerintah dan Perjanjian Jual Beli Gas PJBG serta Perjanjian Transportasi Gas. jaringan yang telah dibangun tetap menjadi tanggung jawab kontraktor