Peningkatan industri jasa penunjang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 183 Gambar 5.94. Jumlah Surat Keterangan Terdaftar Migas Tahun 2011 Bentuk pembinaan usaha penunjang migas yang dilakukan oleh Ditjen Migas adalah dengan surat keterangan terdaftar yang diberikan kepada badan usaha penunjang migas yang kompeten dan berkualifikasi serta memenuhi persyaratan teknis dan nonteknis.  Jumlah industri jasa penunjang Ketenagalistrikan Badan usaha penunjang tenaga listrik saat ini dituntut untuk bekerja secara profesional, hal ini karena badan usaha penunjang tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang usaha penyediaan tenaga listrik yang andal, aman dan akrab lingkungan. Peningkatan jumlah dan mutu badan usaha penunjang tenaga listrik pada tahun 2012 difokuskan pada badan usaha penunjang tenaga listrik bidang konsultansi penyediaan tenaga listrik. Pada tahun ini jumlah industri jasa penunjang bidang ketenagalistrikan di targetlan sebanyak 40 perusahaan, namun yang dapat direalisasikan adalah hanya 11 perusahaan, sehingga capaian kinerja ini hanya sebesar 27,5. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pembagian wewenang dalam pemberian izin usaha ketenagalistrikan sudah dipisah antara pemerintah pusat dan daerah. Pembagian wewenang tersebut berdasarkan kepada kepemilikan saham badan usaha tersebut. Jika badan usaha tersebut kepemilikan sahamnya mayoritas adalah asing danatau BUMN, maka perizinan dikeluarkan oleh Menteri. Akan tetapi jika badan usaha tersebut kepemilikan sahamnya mayoritas adalah dalam negeri maka perizinannya dilakukan oleh BupatiWalikota. Semenjak Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan diterbitkan, telah dikeluarkan 6 usaha penunjang tenaga listrik sesuai dengan klasifikasi, kualifikasi dan sertifikat yang dimiliki oleh badan usaha, sebagai berikut: 184 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Tabel 5.80. Daftar Badan Usaha Penunjang Ketenagalistrikan No. Badan Usaha Nomor dan tanggal SK Menteri Keterangan 1. PT CHD Power Plant Operation Indonesia No. 381-1220600.12010 Tgl. 26 Juli 2010 BUPTL Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik Golongan I 2. PT Cirebon Power Services No. 577-1220600.42010 BUPTL Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik Golongan I 3. PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali No.800-1220600.42011 Tgl. 30 Nopember 2011 BUPTL Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik Golongan I 4. PT JBCS Indonesia No. 642-1220600.42010 Tgl. 31 Desember 2010 BUPTL Konsultansi Tenaga Listrik Golongan I 5. PT Indra Karya No. 460-1220600.42011 Tgl. 12 Juli 2011 BUPTL Konsultansi Tenaga Listrik Golongan I 6. PT DEC Indonesia No. 1230-1220600.42011 Tgl. 10 Desember 2012 a. Klasifikasi Usaha: Jasa Konsultansi Perencanaan dan Pengawasan Tenaga Listrik, Bidang Pembangkitan, Sub Bidang PLTA. b. Kualifikasi Usaha: BESAR. 7. PT DEC No. 1230-1220600.42011 BUPTL Jasa Konsultansi Perencanaan dan Pengawasan Tenaga Listrik, Bidang Pembangkitan, Sub Bidang PLTA, Kualifikasi Besar 8. PPILN Keputusan MESDM No. 0994 K20MEM2012 Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah 9. PT LPE No.1038-1220640.52012 Instalasi Pembangkit, Distribusi, Pemanfaatan TT, Pemanfaatan TM  Jumlah industri jasa penunjang mineral dan batubara Pengukuran kinerja mengenai Jumlah industri jasa penunjang sub sektor pertambangan umum mineral dan batubara telah melampaui target sebesar 117 dari target sebesar 800 tercapai sebanyak 938 jumlah perusahaan yang bergerak pada jasa pertambangan. Hal ini menunjukkan kalau industri jasa penunjang dapat terus tumbuh berkembang untuk menopang kemajuan industri pertambangan Indonesia. Ijin yang dikeluarkan untuk usaha jasa ada dua bentuk yaitu Ijin Usaha Jasa Pertambangan IUJP untuk usaha jasa pertambangan; dan Surat Keterangan Terdaftar SKT untuk usaha jasa pertambangn non inti. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 185 Gambar 5.95. Grafik Jumlah Perusahaan Jasa Pertambangan 2008 - 2012 Dari grafik di atas terlihat perkembangan jumlah perusahaan jasa pertambangan selama kurun waktu 5 tahun terakhir yang mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 21. Gambar 5.96. Grafik Perbandingan Jumlah Perusahaan Pemegang IUJP dan SKT Tahun 2012 Grafik di atas memperlihat perbandingan perusahaan pemegang IUJP dan SKT yang hanya berbeda 2. Dari total 938 perusahaan yang bergerak di industri jasa penunjang subsektor pertambangan mineral dan batubara, sebanyak 351 perusahaan memiliki IUJP atau 52,4 dan 319 perusahaan memiliki SKT atau 47,6. Persentase Bidang Perusahaan Jasa yang masuk pasca terbit Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2009, sebagai berikut : - Tertinggi adalah bidang penambangan pengangkutan - Terendah adalah bidang pengolahan dan pemurnian - Lain – lain: konstruksi ; penyelidikan umum, explorasi studi kelayakan; lingkungan pertambangan, pascatambang reklamasi ; dan keselamatan kesehatan Kerja . Dalam rangka pelaksanaan evaluasi dan pengawasan, maka telah dilakukan pengawasan perusahaan jasa di 13 lokasi, yaitu di PT. Bukit Asam, PT Kartika Selabumi Mining, PT Timah Persero, Tbk, PT Multi 186 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Sarana Avindo, PT. Antang Gunung Meratus, PT Mandiri Inti Perkasa, PT. Tanito Harum, PT. Marunda Graha Mineral, PT. Gunung Bayan Pratama Coal Blok I, PT KPC, PT Indomuro Kencana, PT Borneo Indo Bara dan PT. Arutmin Indonesia – Tambang Satui.

2. Terpenuhinya bahan baku industri pupuk

Gas bumi merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk urea, dimana hal tersebut menjadikan Pemerintah harus tetap menjaga kelangsungan pasokan gas bumi untuk pabrik pupuk, demi terjaminnya ketahan pangan. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2010 tentang Alokasi dan Pemenuhan Gas Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri, alokasi gas untuk pupuk merupakan prioritas utama setelah peningkatan produksi minyak, dimana dari tahun ketahun alokasi gas untuk pupuk semakin meningkat. Pada tahun 2009, alokasi gas untuk pupuk adalah sebesar 830 MMSCFD, meningkat sampai dengan 892 MMSCFD di tahun 2012. Isu utama dalam pemenuhan alokasi untuk pupuk yaitu adanya jaminan pasokan gas selama 20 tahun, dimana tentunya hal tersebut sangat bergantung pada kemampuan produksi dari suatu lapangan gs bumi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara lapangan gas bumi yang satu dengan lapangan gas bumi yang lain. Hal lain yang menjadi isu adalah terkait dengan daya beli willingness to pay sebagian konsumen dalam negeri yang belum sesuai dengan keekonomian lapangan. Saat ini, daya beli pabrik pupuk terhadap gas bumi sudah semakin meningat, contohnya harga gas untuk Pupuk Iskandar Muda adalah sebesar US8MMBTU, dan untuk Pupuk Kalimantan Timur ± US9MMBTU. Pasokan gas bumi untuk pupuk tidak hanya untuk pabrik existing, tetapi juga pabrik revitalisasi, yaitu pabrik Pusri IIB, Pusri IIIB, PKT 5, PKC IC dan PKG II. Hal tersebut berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2010, dimana Kementerian ESDM diamanatkan untuk memprioritaskan alokasi pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk bahan baku dan energi industri pupuk. Tabel 5.81. Rencana Pasokan Gas untuk Industri Pupuk Kontrak EXISTING REVITA- LISASI TAHUN OPERASI PJBG PT PUSRI Pusri IB 55 55 55 Pertamina EP 2012 2017 Pusri II 45 45 45 Berjalan Medco Blok SSE 2018 Pusri III 62,5 62,5 62,5 Berjalan Pertamina EP 2012 2017 Pusri IV 62,5 62,5 62,5 Berjalan Pertamina EP 2012 2017 Pusri IIB alokasi gas sebesar 45 MMSCFD untuk tahun 2015-2022 dari KKKS Medco PAU 55 mulai 2014 Donggi Senoro Baru 2014-2029 Pusri IIIB 86 mulai 2015 Tangguh III Baru Pusri IVB 86 mulai 2015 Tangguh III Baru Jumlah 225 225 452 PKT PKT-1 82,19 80 80 sd 2011 East Kal PKT-2 90,41 90 90 sd 2018 East Kal PKT-3 68,9 45 45 sd 2017 East Kal 10 MMSCFD ke KDM PKT-4 49,72 49,72 49,72 sd 2022 East Kal PKT-5 80 mulai 2012 Total EP, Sebuku, Chevron DP 2012-2021 Jumlah 291,22 264,72 344,72 PKG PKG I 65 65 Berjalan Kodeco, JOB- Petrochina, KEI 2011-2020 PKG II 85 mulai 2015 Blok Cepu mulai 2015 Jumlah 65 65 85 PKC Kujang IA 60 57 57 Berjalan PHE ONWJ 2016 2016 Kujang IB 48 39 39 Berjalan Pertamina EP 2011 2016 Kujang IC 86 PKC mengharapkan alokasi gas diperoleh dari Blok Cepu Jumlah 108 96 182 PT PIM PIM I 63 60 60 Medco Blok A 2014 2011 swap dari Bontang, untuk 2012-2013 potensi swap Bontang PIM II 55 50 50 Medco Blok A 2014 2011 swap dari Bontang, untuk 2012-2013 potensi swap Bontang Jumlah 118 110 110 TOTAL 807,22 760,72 1173,72 Keterangan PABRIK PERMINTAAN KEBUTUHAN GAS BUMI MMSCFD PEMASOK HoA Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 187 Status pasokan gas bumi untuk industri pupuk adalah sebagai berikut: PT. PUSRI – Pabrik Pusri IB, III dan IV sudah mendapatkan pasokan gas dari Pertamina EP sebesar 166 MMSCFD dan dari Pertagas sebesar 14 MMSCFD dari JOB P Talisman Ogan Komering dan JOB Golden Spike selama 5 tahun sampai dengan 2017. – Untuk pabrik revitalisasi Pusri IIB dibutuhkan gas sebesar 62 MMSCFD 45 MMSCFD berasal dari pengalihan gas Pusri II mulai tahun 2015-2022. Kekurangan pasokan gas sebesar 17 MMSCFD akan dipasok oleh Pertamina EP mulai tahun 2015-2017. – Tambahan alokasi gas sebesar 17 MMSCFD mulai tahun 2018-2022 diupayakan alokasinya oleh Pemerintah sesuai dengan surat Nomor 1711210DJM.B2012 tanggal 30 November 2012 perihal Alokasi Gas Bumi untuk Pusri IIB.