Produksi BBM content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 93
Perkembangan kilang di Indonesia belum mengalami banyak kemajuan semenjak RU IV Balongan beroperasi pada tahun 1994. Mulai saat itu, tidak ada lagi penambahan fasilitas kilang baru milik
Pertamina. Tercatat hanya kilang milik swasta dengan kapasitas kecil, yaitu kilang milik PT TWU dan PT TPPI di Jawa Timur yang beroperasi. Penambahan kilang baru oleh Pertamina yang direncanakan akan
dibangun adalah Kilang Balongan II dan Kilang Tuban. Sedangkan pengembangan kilang existing akan dilakukan melalui penambahan fasilitas RFCC di RU IV Cilacap, proyek Centralized Crude Terminal di RU
V Balikpapan, proyek Open Access dan Calciner di RU II Dumai dan proyek revamping FCCU RU III Plaju.
Gambar 5.37. Grafik Perkembangan kapasitas kilang minyak dan hasil olahan Indonesia Berdasarkan estimasi hasil produksi BBM di kilang dalam negeri PT Pertamina, Pusdiklat Migas Cepu,
TPPI dan PT TWU pada tahun 2012, jumlah BBM yang dihasilkan sebesar
37,8
juta KL dimana demand BBM dalam negeri mencapai 71,7 juta KL. Dengan demikian, kemampuan pasokan kilang dalam negeri
hanya mampu mensuplai sebesar 53 dari total permintaan kebutuhan konsumsi BBM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan produksi BBM dari kilang dalam negeri masih di bawah target yang
ditetapkan sebesar 65.
Hal tersebut di atas disebabkan antara lain karena setiap tahunnya, kemampuan pasokan BBM dari kilang domestik terus menurun persentasenya dibandingkan dengan BBM impor yang masuk ke
Indonesia. Hal ini terkait tingkat produksi BBM dari kilang dalam negeri yang stagnan akibat tidak adanya penambahan kilang minyak yang baru sejak tahun 1994, sedangkan konsumsi BBM yang terus
meningkat dengan adanya perkembangan industri dan meningkatnya jumlah kendaraan secara luar biasa. Sebagai gambaran, konsumsi BBM PSO Premium, Kerosene, Solar pada tahun 2011 sebesar
41.79 juta KL, pada tahun 2012 meningkat menjadi 45.27 juta Kl dan tahun 2013 diprediksi menembus 48 juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina
maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri.
94 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Gambar 5.38. Grafik Produksi, Konsumsi, dan Subsidi BBM Di samping itu, beberapa kendala operasi dialami oleh kilang minyak antara lain:
– Kilang minyak Pertamina RU-VII Sorong, sampai dengan saat ini belum dapat dioperasikan oleh Pertamina sejak mengalami kendala teknis pada kolom distilasinya pada bulan Maret 2010.
– Kilang TPPI pada tahun 2012 tidak beroperasi dikarenakan adanya kendala non teknis. Pembangunan unit RFCC di RU IV cilacap dengan kapasitas 62 MBSD direncanakan akan menghasilkan
tambahan produksi 62.000 HOMC 92 25.000 – 35.000 bph, LPG, propilen, dan fuel oil. Proyek ini
direncanakan onstream pada tahun 20142015. Pembangunan kilang Balongan II dengan kapasitas 300 MBCD dan bekerjasama dengan KPI Kuwait
Petroleum Industry, direncanakan beroperasi tahun 2018 saat ini masih terkendala dengan proses pengajuan insentif yang diajukan pihak KPI. Status terakhir mengenai rencana pembangunan kilang
Balongan II adalah telah disepakati IOC partner yaitu SK Energy dan insentif yang diminta oleh KPI tidak semua dapat dipenuhi oleh Kementerian Keuangan.
Pembangunan kilang Jawa Timur dengan kapasitas 300 MBCD dan bekerja sama dengan Saudi Aramco yang direncanakan beroperasi pada tahun 2018 saat ini masih terkendala dengan proses pengajuan
insentif yang diajukan pihak Saudi Aramco. Status terakhir mengenai rencana pembangunan kilang Jawa Timur adalah saat ini dalam tahap studi tentang market di Jatim dan kajian mengenai konfigurasi kilang
Realisasi Kebutuhan BBM dan Rencana Pembangunan Kilang Minyak Baru
Kebutuhan BBM dalam negeri saat ini sekitar 47 dipenuhi dari impor. Dengan meningkatnya kebutuhan BBM dari tahun ke tahun, ketergantungan Indonesia pada impor BBM diperkirakan akan
semakin meningkat. Melihat kondisi yang ada, pemerintah telah mendorong adanya pembangunan kilang minyak baru untuk meningkatkan kehandalan penyediaan BBM dari dalam negeri.
Sebagai gambaran, pada tahun 2012 total kapasitas kilang di dalam negeri adalah sebesar 1157 MBCD, dengan estimasi produksi BBM sebesar 652 MBCD, sedangkan angka konsumsi BBM dalam negeri
sebesar 1236 MBCD. Dengan demikian timbul defisit pasokan BBM sekitar 584 MBCD atau sekitar 47 dari total kebutuhan nasional yang dipenuhi melalui impor BBM.
Sampai dengan tahun 2015, direncanakan hanya ada penambahan kapasitas produksi dari mulai beroperasinya kilang Muba 0.8 MBCD dan selesainya proyek RFCC kilang Cilacap 62 MBCD.
Diperkirakan pada tahun 2015 sudah dibutuhkan 3 unit pengolahan kilang baru dengan kapasitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 95
masing-masing 200 MBCD. Jika rencana pembangunan kilang ini terus tertunda dan terkendala, maka setiap tahunnya jumlah unit kilang baru yang perlu dibangun akan terus bertambah dan jumlah impor
BBM pun akan semakin besar.
Gambar 5.39. Grafik Supply – Demand BBM dan Rencana Pembangunan Kilang
Realisasi Insentif Investasi Pembangunan Kilang Minyak
Sampai dengan saat ini, ada beberapa rencana pembangunan kilang minyak baru, antara lain:
Tabel 5.20. Rencana Pembangunan Kilang Baru
Setelah terbitnya UU no. 222001 tentang Minyak dan Gas Bumi, telah ada beberapa investor yang berminat membangun kilang minyak, namun hanya sedikit yang terealisasi. Lambatnya realisasi
pembangunan kilang minyak antara lain disebabkan besarnya investasi yang diperlukan, resiko tinggi dan keekonomian yang marjinal. Untuk itu, dalam rangka mendukung terealisasikannya pembangunan
kilang minyak, Direktorat Jenderal Migas telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, yaitu BKPM, Depkeu, Setjen DESDM dan Pertamina guna membahas dukungan insentif investasi kilang.
96 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Sebagai hasilnya, saat ini untuk industri pengolahan minyak bumi telah diberikan insentif dengan gambaran sebagai berikut:
Tabel 5.21. Insentif untuk Pembangunan Kilang Minyak PP 62 Tahun 2008 sebagai amandemen PP 1 Tahun
2008 tentang PPh untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha danatau Daerah Tertentu
PP No. 94 Tahun 2010 dan PMK Nomor 130PMK.0112011 tentang Pemberian Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
• Pengurangan penghasilan netto sebesar 30 dari jumlah penanaman modal, dibebankan selama 6
tahun masing-masing sebesar 5 per tahun. • Pembebasan Pajak Penghasilan badan dapat
diberikan untuk jangka waktu paling lama 10 sepuluh Tahun Pajak dan paling singkat 5 lima Tahun Pajak,
terhitung sejak dimulainya produksi komersial.
• Pengenaan pajak penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri sebesar
10, atau tarif yang lebih rendah menurut persetujuan penghindaran pajak berganda yang
berlaku. • Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan
Pajak Penghasilan badan, Wajib Pajak diberikan pengurangan Pajak Penghasilan badan sebesar 50
lima puluh persen dari Pajak Penghasilan terutang selama 2 dua Tahun Pajak.
• Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat • Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun
tetapi tidak lebih dari 10 tahun dengan ketentuan sebagaimana diatur pada PP No. 1 Tahun 2008
Ket : Fasilitas pembebasan Pajak hanya dapat diberikan kepada Industri pionir industri yang memiliki keterkaitan
yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, dan memiliki
nilai strategis bagi perekonomian nasional termasuk industri pengolahan minyak bumi
Volume minyak mentah domestik dalam komposisi umpan kilang minyak dalam negeri
Jumlah minyak mentah domestik tidak termasuk kondensat yang masuk kilang minyak pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 211 juta barel, dengan jumlah total minyak mentah tidak termasuk
kondensat dan bahan baku lainnya yang diolah di kilang di sebesar 295 juta barel. Minyak mentah domestik yang digunakan antara lain dari jenis minyak SLC Minas, Duri dan Banyu Urip. Sedangkan
minyak mentah impor yang masuk kilang antara lain Arabian crude, Azeri crude dan Escravos Light.