Jumlah pengawasan terhadap penugasan Badan Usaha untuk penyediaan dan pendistribusian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 195 Penyesuaian II, melainkan masih terdapat kuota yang tidak disalurkan di tahun 2012 sebesar ±0,269 KL atau 269.000 Liter. Realisasi yang masih di bawah kuota nasional disebabkan adanya kebijakan penambahan kuota nasional di akhir tahun yang telah disetujui oleh Pemerintah dan DPR. Kuota nasional APBN tahun 2012 beberapa kali mengalami perubahan dan penyesuaian sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.87. Kuota Nasional BBM PSO Kuota Nasional BBM PSO 2012 juta KL APBN 2012 APBN-P 2012 APBN-P Penyesuaian 2012 APBN-P Penyesuaian II 2012 37,33 39,84 43,88 45,33 Meskipun realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu pada tahun 2012 tidak melebihi kuota nasional yang ditetapkan Pemerintah, namun jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 sebesar 41,786 juta KL, terdapat peningkatan realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu sebesar 7,84. Padahal, mengingat besarnya beban subsidi BBM pada APBN dan keterbatasan produksi minyak, perlu dilakukan pengendalian terhadap konsumsi BBM Bersubsidi setiap tahunnya. Dalam rangka pengendalian penggunaan BBM bersubsidi, pada tanggal 07 Februari 2012, Pemerintah mengeluarkan Perpres No.15 tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Perpres ini merupakan perubahan dari Perpres No. 55 tahun 2005 jo Perpres No. 9 tahun 2006 tentang Harga Jual Eceran BBM Dalam Negeri yang terdiri atas Bensin Premium, Kerosin minyak tanah dan Minyak Solar. Untuk pelaksanaannya secara operasional BPH Migas perlu diberi payung hukum untuk mengatur pengendalian volume BBM bersubsidi untuk masing- masing pengguna, disesuaikan dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah, terutama terkait dengan sanksi yang diberikan kepada Badan Usaha yang tidak mematuhi peraturan perundangan berlaku, diantara peraturan yang telah diterbitkan oleh BPH Migas yaitu Peraturan BPH Migas Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pengendalian Bahan Bakar Minyak Jenis Tertentu untuk Mobil Barang yang digunakan pada Kegiatan Perkebunan dan Pertambangan dan Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerbitan Surat Rekomendasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Untuk Pembelian Bahan Bakar Minyak Jenis Tertentu. Realisasi kegiatan Pengawasan Terhadap Penugasan Badan Usaha Untuk Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu BBM Subsidi tahun lalu berjumlah 11 kegiatan, sementara tahun ini berjumlah 22 kegiatan atau terdapat peningkatan sebesar 100. Hal ini dapat disebabkan adanya tupoksi BPH Migas yang harus dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku, namun belum dilakukan secara mendalam dan spesifik, sehingga dilakukan penambahan kegiatan di pertengahan tahun 2012 yang mengakomodasi keadaan tersebut. Kegiatan pengawasan selama tahun 2012 adalah : 1. Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu BBM Bersubsidi Tahun 2012; 2. Monitoring dan Evaluasi Sistem Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu Bersubdidi Menggunakan Kartu Fasilitas kepada Transportasi Darat; 3. Monitoring Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu pada Hari Besar Nasional; 4. Monitoring Penerimaan dan Pengeluaran Jenis BBM Tertentu dari Depot sampai Lembaga Penyalur Rantai Pasok untuk Mengantisipasi Kelangkaan; 5. Pengawasan Pendistribusian BBM Tertentu BBM Bersubsidi kepada Sektor TransportasiAngkutan Laut; 6. Pengawasan Penyaluran Jenis BBM Tertentu dalam rangka Pengamanan Kebijakan Satu Harga; 7. PengawasanMonitoring Ketahanan Stok dalam Rangka Menjaga Ketersediaan BBM; 8. Pengawasan dan Evaluasi Penyaluran Jenis BBM Tertentu di Wilayah Perbatasan; 9. Pengawasan Operasional Pendistribusian BBM Bersubsidi Badan Usaha P3JBT; 196 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 10. Monitoring dan Evaluasi Counterpart Kegiatan Pengembangan Uji Coba Pengawasan Sistem Pendistribusian Tertutup Jenis BBM Tertentu untuk Sektor Nelayan; 11. Evaluasi ketersediaan Lembaga Penyalur Jenis BBM Tertentu di Wilayah Perbatasan; 12. Evaluasi Ketersediaan Lembaga Penyalur Jenis BBM Tertentu di Wilayah Indonesia Bagian Timur 13. Monitoring Penyediaan BBM dari Produk Kilang Dalam Negeri; 14. Monitoring Penyediaan BBM dari Produk Impor; 15. Pengawasan Penyaluran Jenis BBM Tertentu di Titik Serah Penyalur Daam Rangka Pengamanan Harga Jual Sesuai dengan Harga Eceran Ketetapan Pemerintah; 16. Monitoring dan Inventarisasi Wilayah Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Minyak Tanah Terkait dengan Pelaksanaan Program Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 Kg; 17. Monitoring dan Evaluasi Atas Permintaan Tambahan Alokasi Volume dan Realokasi Kuota Dalam Rangka Mengantisipasi Overkuota Jenis BBM Tertentu; 18. Monitoring dan Evaluasi Sistem Pelaporan BU Penyediaan dan Pendistribusian JBT Secara On line; 19. Monitoring Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan dan Penyimpanan BBM serta Fasilits Penunjangnya Milik Badan Usaha; 20. Monitoring dan Inventarisasi Data Penyalur BBM di Wilayah Terpencil dalam Rangka Menjamin Kelancaran Penyediaan dan Pendistribusian BBM; 21. Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBN Sebagai Campuran Jenis BBM Tertentu; 22. Monitoring Losses Pada Setiap Rantai Pendistribusian Jenis BBM Tertentu;

4. Jumlah Pemberian Hak Khusus pada Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004, Hak Khusus adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi danatau pada Wilayah Jaringan Distribusi berdasarkan lelang. Selanjutnya dalam Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 19 Tahun 2010, Hak Khusus di bedakan menjadi 4 empat macam, yaitu :  Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi tertentu berdasarkan lelang.  Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Wilayah Jaringan Distribusi tertentu adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Wilayah Jaringan DIstribusi tertentu berdasarkan lelang.  Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa Dedicated Hilir pada Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang.  Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Pipa Dedicated Hilir adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Pipa Dedicated Hilir pada Wilayah Niaga Tertentu tidak berdasarkan lelang. Realisasi kegiatan ini tahun 2012 adalah pemberian hak khusus untuk 2 dua pipa transmisi atau tercapai 100 dari target dan 2 dua pipa dedicated hilir atau tercapai 66,7 dari target. Disamping itu, saat ini sedang dilakukan proses pemberian hak khusus pipa dedicated hilir untuk 2 dua Badan Usaha. Adapun rincian pemberian Hak Khusus kepada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha Gas Bumi melalui pipa tahun 2012 adalah sebagai berikut:  PT PGN Persero Tbk, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor : 02KTBPH Migas Kom2012 tanggal 23 April 2012 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dari Pertamina Receiving Point, di Pagardewa Sumatera Selatan ke Bojonegara Banten;  PT Surya Cipta Internusa, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor : 17KTBPH Migas Kom2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Pemberian Hak Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 197 Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir dari Metering System PT Gresik Migas ke Metering System PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur;  PT Banten Inti Gasindo, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor : 16KDBPH Migas Kom2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Pemberian Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir dari Metering System Cilegon PT Pertamina di Cilegon ke PT Styron Indonesia di Merak, Provinsi Banten;  PT PDPDE Gas, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor : 23KDBPH MigasKom 2012 tanggal 3 Desember 2012 tentang Pemberian Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir dari Ultrasonic Meter USM Simpang Abadi ke Stasiun Meter PT Lontar Papyrus Pulp And Paper Industry di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Saat ini sedang diproses terhadap usulan permohonan Hak Khusus Badan Usaha antara lain :  PT Indogas Kriya Dwiguna, yaitu permohonan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui PipaDedicated Hilir dari TA 3 Lapindo Brantas Inc, Kalidawir ke Mother Station PT Banten Gas Synergi di Gebang Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur;  PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, yaitu permohonan penyesuaian Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui PipaDedicated Hilir Distribusi Surabaya - Gresik, Distribusi Sidoarjo - Mojokerto dan Distribusi Pasuruan - Probolinggo. Pembangunan pipa transmisi hasil lelang ruas transmisi Gas Bumi BPH Migas pada tahun 2006 telah melaksanakan lelang ruas transmisi 3 tiga ruas transmisi Gas Bumi dengan hasil sebagai berikut: 1 Ruas Transmisi Gas Bumi Gresik – Semarang GRESEM dengan panjang pipa 258 KM, kapasitas 350-500 MMSCFD, total investasi US 179,70 juta dan toll fee sebesar US 0,25MMBtu. 2 Ruas Transmisi Gas Bumi Cirebon – Semarang CISEM dengan panjang pipa 255 KM, kapasitas 350-500 MMSCFD, total investasi US 169,41 juta dan toll fee sebesar US 0,36MMBtu. 3 Ruas Transmisi Gas Bumi Bontang Kaltim – Semarang Jateng KALIJA dengan panjang pipa 1115 KM, kapasitas700-1000 MMSCFD, total investasi US 1,2588 miliar dan toll fee sebesar US 0,814MMBtu. Progres pembangunan masing - masingruas transmsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Progres pembangunan Ruas Transmisi Gresik

– Semarang GRESEM a. Perizinan prinsip di 7 tujuh KabKota dan 2 Provinsi serta pembebasan tanah untuk lokasi ORF telah selesai; b. FEED telah selesai 100; c. MoU kerjasama pemanfaatan izin penggunaan ROW milik PT Kereta Api Indonesia telah diperoleh pada tanggal 1 Juni 2012, saat ini sedang dibahas sistim dan besaran tarif sewanya yang akan dituangkan dalam Perjanjian Sewa; d. Perizinan dari Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air telah diselesaikan; e. Pembangunan pipa dengan panjang ± km, diameter yang on stream ditargetkan pada akhir 2014; f. Kendala saat ini salah satunya adalah belum disepakatinya usulan Tarif sewa lahan antara PT Pertamina Gas dan PT Kereta Api Indonesia dan akan ditindaklanjuti oleh Direktorat Umum PT Pertamina Persero; g. Sedang dilakukan revisi FEED dan penyelesaian dokumen Lelang EPC sehubungan dengan perubahan skenario pengaliran gas semula dari barat ke timur Semarang-Gresik menjadi timur ke barat Gresik-Semarang yang diperkirakan selesai Januari 2013; h. Telah ada kontrak payung PMC proyek Gresik-Semarang antara PT Pertamina Gas dengan PT Depriwangga; - Kelanjutan proyek menunggu Final Investment Decision FID yang sedang