298.4 Corporate Social Responsibility Comdev Sektor ESDM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 149 – mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pola kemitraan sehingga dapat membantu kelancaran KKS – mendukung peran sektor ESDM dalam menciptakan pembangunan nasional yang berkelanjutan yaitu merupakan sumber pendapatan negara, pendorong pertumbuhan, sumber energi dan bahan baku industri domestik dan menciptakan efek multiplier  Corporate Social Responsibility CSR Sub Sektor Kelistrikan Realisasi penggunaan dana CSR di Sub Sektor Kelistrikan dan pengembangan EBT pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 84,6 Milyar. Angka realisasi penggunaan dana CSR di sub sektor ketenagalistrikan mulai tahun 2010 mengalami penurunan secara terus menerus. Pada tahun 2010 Dana CSR untuk Sub Sektor kelistrikan adalah sebesar Rp 90,3 Milyar, kemudian pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,4 dibandingkan dengan realisasi di tahun 2010. Selanjutnya di tahun 2012 ini mengalami penurunan kembali sebesar 5,2 yaitu dari Rp 89 Milyar ditahun 2011 menjadi Rp 84,6 Milyar di tahun 2012. Kemudian dalam rangka pengembanganpemberdayaan masyarakat daerah sekitar usaha ketenagalistrikan pada tahun 2012 ini Kementerian ESDM menggunakan dana CSR ini untuk:  Bidang Ekonomi, yaitu untuk peningkatan pendapatan, perbaikan jalan, sarana pertanian, pembangunanperbaikan sarana ibadah.  Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu untuk kelompok usaha dengan menyelenggarakan pelatihan dan perencanaan.  Bidang Kesehatan, yaitu melaksanakan kesehatan terpadu diantaranya penyediaan air bersih.  Bidang Lingkungan yaitu dengan melaksanakan penanaman bakau dan reklamasi tambang.  Bidang lainnya yaitu untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial seperti: penyuluhan dan pembangunan sarana olah raga. Dalam rangka meningkatkan partisipasi pelaku usaha dalam pemberdayaan masyarakat, Kementerian ESDM cq Ditjen Ketenagalistrikan melaksanakan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Community Development Comdev di subsektor ketenagalistrikan. Hal ini terbukti dengan bertambahnya jumlah pelaku usaha yang berpartisipasi dalam Comdev. Pada tahun 2012 terdapat 16 unit usaha yang melkasanakan program Comdev yaitu : PT. PLN Persero, PT. Indonesia Power, PT. Pembangkitan Jawa Bali, PT. Asrigita Prasarana, PT. Makassar Power, PT. Energi Sengkang, PT. Sumber Segara Prima Daya, PT. Geo Dipa Energi, PT. Central Java Power, PT. Sumber Segara Prima Daya, PT. Krakatau Daya Listrik, PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT. Makassar Tene, PLTGU Cilegon, PT. Meppo Gen, dan PT. Cirebon Electric Power. Kegiatan yang dilakukan pelaku usah tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Community Development oleh PT. PLN Persero  Kegiatan Bimbingan belajar untuk pemudapemudi Papua yang dipersiapkan agar dapat masuk dalam seleksi UMPTN Universitas Negeri,  Pasar murah BUMN kerjasama dengan Pegadaian,  Bantuan kepada Laziz untuk Beasiswa Santri PETIK Pesantren Teknologi Informatika ,  Bantuan Perlengkapan Audio Visual dan perlengkapan Cinema Universitas Indonesia,  Bantuan Laboratorium Universitas Sumatera Utara  Bantuan 150 Sumur Gali di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah,  Bantuan Sahabat PLN Goes to School dalam pembuatan Sepeda listrik dan Video publikasi program Provinsi DKI Jakarta,  Bantuan Upgrading Kompetensi 1000 guru-guru SMK Negeri di seluruh Indonesia. 2. Community Development oleh PT. Indonesia Power  Pengembangan Desa Siaga di Garut, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Barat Barat  Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak di Bandung, Garut, Pasuruan, Denpasar, Buleleng dan Jembrana  Klinik Bhakti Indonesia Power di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut 150 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012  Pengolahan Limbah Abu Batubara di Suralaya  Perbaikan Daerah Aliran Sungai di Sub DAS Cikapundung 600Ha, Pangalengan 70Ha dan Sub DAS Serayu  Perbaikan Kawasan Terumbu Karang di pesisir utara Bali  Perbaikan Kawasan Mangrove di pesisir utara Bali, Merak, Tanjung Priok, Semarang dan Surabaya  Kelompok Usaha Bersama Berprestasi di Suralaya  Persatuan Organisasi Rakyat Tatar Alam Bandung di Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat  Lembaga Pengelola Pesisir di Buleleng  Sekolah Lapangan Pengelolaan DAS di Jawa Barat dan Jawa Tengah 3. Community Development oleh PT. Pembangkit Jawa Bali  Program peningkatan kesehatan  Bantuan korban bencana alam  Program Pengembangan prasarana dan umum  Bantuan sarana dan prasarana ibadah  Program pendidikan dan pelatihan  Program pengembangan kelompok swadaya masyarakat  Program peningkatan kapasitas usaha masyarakat berbasis potensi sumber daya setempat

3. Jumlah jaringan distribusi listrik kms dan gardu distribusi listrik MVA.

Pembangunan daerah juga dilakukan melalui program listrik perdesaan lisdes, yaitu melalui pembangunan Gardu Distribusi dan Jaringan Distribusi. Pada tahun 2012, realisasi pembangunan jaringan distribusi dapat melampaui dari target yang ditetapkan yaitu 11.311 kms atau 136. Namun Angka ini menurun bila dibandingkan dengan realisasi di tahun 2011, yaitu yang mencapai 17.306 kms. Demikian pula dengan pembangunan gardu distribusi, di tahun 2012 realisasi juga melebihi target, yaitu sebesar 249 MVA atau 116,9. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 juga mengalami penurunan yang cukup besar yaitu dari 369,6 MVA Kms di tahun 2011 menjadi 249 MVA di tahun 2012 atau menurun sebesar 48,2. Secara rinci target dan realisasi pembangunan gardu dan jaringan distribusi dapat dilhat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.53. Pembangunan Gardu dan Jaringan Distribusi Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 Target Realisasi Capaian 1. Gardu Distribusi MVA 45 369,6 213 249 116,9 2. Jaringan Distribusi Kms 5.674 17.306 8.286 11.311 136,5

4. Desa Mandiri Energi

Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60 kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi terbarukan, yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat, khususnya energi terbarukan, untuk pemenuhan kebutuhan energi dan kegiatan yang bersifat produktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja dan kesejahteraan masyakat pada umumnya melalui penyediaan energi terbarukan yang terjangkau dan berkelanjutan. Desa Mandiri Energi DME merupakan program yang baru diluncurkan pada tahun 2007 dan merupakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 151 terobosan dalam mendukung diversifikasi energi dan penyediaan energi daerah perdesaan Konsep pengembangan DME diformulasikan menjadi dua kelompok DME yaitu DME berbasis BBN dan DME berbasis Bahan Bakar Nabati BBN dan non-BBN. Desa Mandiri Energi DME berbasis BBN menggunakan bahan baku energi jarak pagar, kelapa sawit, singkong dan tebu. Sedangkan DME berbasis non-BBN memanfaatkan sumber energi setempat yaitu mikrohidro, angin, surya dan biomassa. Pemenuhan kebutuhan sumber energi mandiri bagi desa-desa di Nusantara terus ditingkatkan agar program ini memberikan manfaat langsung berupa kemandirian energi dan peningkatan ekonomi perdesaan melalui pemberdayaan potensi daerah. Pada tahun 2012 direncanakan pembangunan DME sebanyak 50 desa, sampai dengan akhir Desember 2012, seluruh pembangunan DME tersebut dapat terselesaikan, bahkan melebihi target, yaitu 52 DME yang terdiri dari DME berbasis BBN sebanyak 44 DME dan 8 DME berbasis non BBN . Sehingga total DME yang telah dibangun sejak tahun 2009 sebanyak 433 DME. Tabel 5.54. Perkembangan Desa Mandiri Energi DME berbasis BBN Tahun 2012 No Indikator Realisasi DME Total Akumulasis.d Tahun 2012 2009 2010 2011 2012 1 DME berbasis Non BBN 62 34 19 8 238 2 DME berbasis BBN 28 16 32 44 195 Total DME 90 50 51 52 433 Pembangunan DME Tahun 2012 berbasis BBN dilaksanakan di 10 Provinsi yang menggunakan digester Biogas, sedangkan DME berbasis Non BBN dilaksanakan di 7 Provinsi. Secara rinci lokasi DME yang berhasil diwujudkan di tahun 2012 ini dapat dilihat pada tabel berikut: