Persentase pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada usaha minyak dan gas bumi
176 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Dalam rangka mendukung dan menumbuh kembangankan produksi dalam negeri sehingga mampu mendukung kegiatan investasi migas, dilakukan pembinaan terhadap industri barang dan jasa dalam
negeri dengan memberikan ratingperingkat sesuai hasil penelitian dan penilaian kemampuan meliputi aspek legal status usaha dan finansial, teknis kemampuan produksi dan sistem manajemen, jaringan
pemasaran dan layanan purna jual.
Selanjutnya hasil produksi diklasifikasikan menjadi barang diwajibkan, dimaksimalkan dan diberdayakan dengan syarat sebagai berikut :
1. Barang diwajibkan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen
dan memiliki nilai TKDN + BMP ≥ 0 dan TKDN barang ≥ 2
2. Barang dimaksimalkan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen dan memiliki nilai TKDN + BMP
40 dan TK DN barang ≥ 2
3. Barang diberdayakan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas dan memiliki nilai TKDN barang 25
Salah satu strategi untuk peningkatan kemampuan produksi dalam negeri adalah dengan melakukan pengendalian importasi barang operasi perminyakan. Pembinaan dan pengawasan yang bertujuan
untuk melindungi produk dalam negeri dan agar dapat memenuhi kebutuhan barang operasi perminyakan telah tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM No. 037
tahun 2006 tentang tata cara pengajuan rencana impor dan penyelesaian barang yang dipergunakan untuk operasi kegiatan usaha hulu migas. Peraturan yang terkait dengan pengajuan Rencana Kebutuhan
Barang Impor RKBI antara lain meliputi:
– PP. No. 45 Tahun 1985 tentang Barang Yang Digunakan untuk Operasi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Pasal 3 bahwa Menteri Pertambangan dan Energi melaksanakan pengawasan atas
kebutuhan impor dan penggunaan Barang Operasi. – Peraturan pelaksanaan tentang pengaturan Barang Operasi melalui SKB 3 Menteri tahun 1997
Menteri Pertambangan, Menteri Keuangan dan Menperindag. – PP No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas, Pasal 78 perlu ditetapkan Keputusan
Menteri ESDM tentang tatacara pengajuan rencana impor dan penyelesaian barang yang dipergunakan untuk operasi kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
– Peraturan Menteri ESDM No. 037 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Rencana Impor dan Penyelesaian Barang Yang Dipergunakan Untuk Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
– Peraturan Menteri Keuangan No. 20PMK.0102005 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor Tidak Dipungut atas Impor barang Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil Migas.
– Peraturan Menteri Keuangan No 177PMK.0112007 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor barang Untuk Kegiatan Hulu Minyak dan Gas serta Panas Bumi;
Realisasi pelaksanaan kegiatan selama 3 tahun terakhir
Realisasi hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian impor barang operasi perminyakan selama 3 tahun terakhir terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.76. Realisasi Hasil Pelaksanaan Pengendalian Impor Barang Operasi Perminyakan URAIAN
2010 2011
2012
Jumlah RKBI buah 1047
1134 1939
Nilai RKBI Juta USD 5,781.38
3,759.31 4,773.34
Nilai RIB Juta USD 4,846.00
3,524.79 3,773.84
RIB barang sewa 3,500.00
2,268.67 2,484.94
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 177
URAIAN 2010
2011 2012
RIB impor 1,346.00
1,256.12 1,535.14
MFG BATAM Juta USD 499
470.58 486.89
FAB LOKAL Juta USD 99.82
127.28 108.35
ADP Juta USD 2,26
11.65 3.05
Non operasi 0.209
5.41 quota impor
15.48 353.66
intervensi Juta USD 601.08
625.20 957.36
Berdasarkan data tersebut diatas, terlihat bahwa telah terjadi kenaikan intervensi sebesar US 332,16 juta atau naik 53,12 dibandingkan tahun lalu dan perbandingan antara intervensi dengan RKBI yang
diajukanpun naik 3,43 dari sebelumnya 16,63 menjadi 20.06. Hal ini berarti bahwa pengendalian impor barang operasi memberikan pengaruh peningkatan pemanfaatan produk dalam negeri pada
pengadaan barang operasi di KKKS. Pemanfaatan penggunaan produk dalam negeri berdasarkan Rencana Impor Barang dari 50 tahun lalu saat ini 62,36 dari target 56 atau terjadi peningkatan
dan telah melampaui target. Hambatan pencapaian target pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada usaha migas berdasarkan rencana impor barang disebabkan oleh :
1 Penggunaan teknologi baru oleh KKKS dalam upaya meningkatkan produksi yang menggunakan barang operasi yang belum tersedia di dalam negeri.
2 Pengawasan barang operasi baru dilakukan berdasarkan pengajuan RKBIMasterlist oleh KKKS dan umumnya pengajuan RKBIMasterlist sesudah proses lelang selesai.
Manfaat dari kegiatan pengendalian impor barang operasi adalah sebagai berikut : – Optimalisasi penggunaan produksi dalam negeri dengan cara mencegah impor barang yang sudah
dapat diproduksi di dalam negeri – Memastikan bahwa KKKS yang mengajukan Rencana Kebutuhan barang Impor RKBIMasterlist
masih bekerja dalam kurun waktu dan wilayah kerja sesuai kontrak dengan Pemerintah – Memastikan jumlah dan spesifikasi barang yang akan diimpor sesuai dengan rencana tujuan
penggunaannya – Mencegah impor barang yang berlebihan
– Memastikan jumlah barang yang diimpor sesuai dengan kebutuhan dan rencana kegiatan KKKS dalam kurun waktu tertentu
– Memastikan spesifikasi barang yang diimpor tidak berlebihan dibandingkan tujuan penggunaannya. – Memastikan tidak terjadinya overspec hanya karena menghindari penggunaan produksi dalam
negeri
Tantangan dan Kendala
Kemampuan Industri Penunjang Migas Dalam Negeri belum optimal karena belum meningkatkan kapasitas teknologi berbasis research and development
1 TKDN Industri Penunjang migas masih rendah, karena : – Industri bahan baku hulu seperti : green pipe, seamless pipe, round bar studbolt, stainless
steel, steel plate belum ada – Kapasitas Industri dalam negeri masih rendah valve, stud bolt, pressure gauge, forging,
mechanical seal – Spesifikasi Produk belum sesuai forging, casting
– Produk masih lisensi luar negeri casing, tubing, wellhead, valve, pressure valve 2 Perusahaan Modal Dalam Negeri PMDN masih terbatas, karena :
– Kebutuhan modal besar dan peralatan berteknologi tinggi
178 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
– Akses pasar terbatas baik dalam negeri maupun luar negeri 3 Sebagian besar teknologi dari luar negeri, hal ini disebabkan karena :
– Kurang terlibatnya lembaga penelitian dan universitas dalam negeri dalam mengembangkan produksi barang dan jasa berteknologi tinggi
Saran
Untuk mendukung peningkatan kemampuan produksi dalam negeri perlu dilakukan pengendalian impor barang operasi perminyakan secara berkelanjutan.