Rasio elektrifikasi content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2012

112 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Rasio elektrifikasi tahun 2012 ditargetkan sebesar 73,6, dan terealisasi sebesar 76,56. Rasio elektrifikasi tahun 2012 tersebut melebihi target sebesar 4,02 dan mengalami peningkatan sebesar 4,9 dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 72,95 dan sebesar 13,9 67,2 jika dibandingan dengan tahun 2010. Untuk mencapai hasil tersebut, diperlukan penambahan sambungan baru sekitar 2,4 juta setiap tahun. Dibawah ini adalah grafik perkembangan Rasio Elektrifikasi selama 3 tahun terakhir. Gambar 5.48. Grafik Rasio Elektrifikasi Indonesia Realisasi rasio elektrifikasi per propinsi Tahun 2012 dapat terlihat pada peta dibawah ini, dimana masih ada 3 provinsi yaitu NTB, NTT, dan Papua yang rasio elektrifikasinya di bawah 70 . Selanjutnya perbandingan Rasio Elektrifikasi Indonesia dengan Negara-negara ASEAN di Tahun 2012 dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Dimana terlihat bahwa angka Rasio elektrifikasi Indonesia masih di bawah Sri Lanka. Sementara di 6 negara ASEAN lainnya sudah mencapai di atas 90, bahkan untuk negara Singapura sudah tidak ada lagi daerah yang belum terlistriki. Gambar 5.49. Rasio Elektrifikasi Per Wilayah Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 113 Gambar 5.50. Grafik Rasio Elektrifikasi di ASEAN 114 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 3. Jumlah Kapasitas Pembangkit listrik Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 9,5 pertahun telah dilakukan peningkatan sarana dan prasarana ketenagalistrikan. Salah satu upaya peningkatan sarana prasarana tersebut adalah dengan pelaksanaan Program Percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW Tahap I, Program Percepatan 10.000 MW Tahap II, dan Program Reguler PLN dan Independent Power Producer-IPP. Jumlah kapasitas terpasang pembangkit listrik tahun 2012 ditargetkan sebesar 48.448 MW. Pada realisasinya, kapasitas terpasang pembangkit tahun 2012 mencapai 44.064 MW atau 90,95 terhadap target tahun 2012. Kapasitas terpasang pembangkit tersebut ekivalen dengan 118 realisasi tahun 2011 sebesar 37.403 MW. Total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik nasional tahun 2012 sebesar 44.064 MW terdiri dari pembangkit milik PT PLN Persero sebesar 32.084,6 MW 73, IPP sebesar 10.286,6 MW 23 dan PPU sebesar 1.728,9 MW 4. Kapasitas terpasang pembangkit tersebut mengalami penambahan sebesar 11.687 MW sejak tahun 2004 atau meningkat sebesar 45 selama periode 9 tahun terakhir. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini: Gambar 5.51. Perkembangan Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik Nasional Sedangkan perkembangan kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik selama 3 tahun terakhir per pulau dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.35. Perkembangan Kapasitas Terpasang No. PULAU 2010 MW 2011 MW 2012 MW 1 Sumatera 5,909 5,909 7,365 2 Jawa-Bali 23,906 27,441 31,592 3 Kalimantan 1,602 1,602 1,819 4 Sulawesi 1,580 1,625 2,267 5 Nusa Tenggara 282 282 484 6 Maluku 233 233 286 7 Papua 251 251 251 NASIONAL 33,823 37,403 44,064 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 115 Distribusi penyebaran kapasitas terpasang pembangkit untuk pulau-pulau utama, seperti yang trelihat pada gambar dibawah ini Gambar 5.52. Peta Distribusi Penyebaran Kapasitas Terpasang di Inonesia Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tid ak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN Persero saja, tetapi juga dilakukan oleh pihak lain seperti swasta, koperasi, dan BUMD. Usaha penyediaan tenaga listrik yang telah dilakukan oleh swasta, koperasi atau BUMD tersebut diantaranya adalah membangun dan mengoperasikan sendiri pembangkit tenaga listrik yang tenaga listriknya di jual kepada PT PLN Persero atau lebih dikenal dengan pembangkit swasta atau Independent Power Producer IPP atau membangun dan mengoperasikan sendiri pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik secara terintegrasi yang tenaga listriknya dijual langsung kepada konsumen di suatu wilayah usaha khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit terintegrasi atau Private Power Utility PPU.

4. Jumlah Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi PLTP

Pada tahun 2012 Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP dalam APBN P ditargetkan sebesar 1.341 MW dan dapat terealisasi seluruhnya atau 100 terhadap target tahun 2013. Kapasitas PLTP tersebut ekivalen dengan 109,4 realisasi kapasitas PLTP tahun 2011 sebesar 1.226,1 MW. Kapasitas total PLTP sebesar 1.341 MW didapat dari:  PLTP Ulubelu sebesar 110 MW  PLTP Ulumbu sebesar 5 MW Perkembangan Kapasitas Terpasang PLTP sejak tahun 2009 sampai dengan 2011, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 116 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Tabel 5.36. Kapasitas Terpasang PLTP No Nama PLTP Kapasitas Terpasang MW 2009 2010 2011 1 Kamojang 200 200 200 2 Lahendong 60 80 80 3 Sibayak 12 12 12 4 Gunung.Salak 375 377 377 5 Darajat 255 270 270 6 Wayang Windu 227 227 227 7 Dieng 60 60 60 8 Ulubelu 110 9 Ulumbu 5 TOTAL 1.189 1.226 1.341

5. Jumlah lokasi fasilitas Energi Baru Terbarukan EBT

Pada tahun 2012 ini, jumlah lokasi fasilitas EBT yang ditargetkan adalah sebanyak 236 lokasi dan terealiasi sebanyak 135 lokasi, atau besarnya capaian knerja adalah sebesar 57,2. Secara rinci lokasi fasilitas EBT yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut: Tabel. 5.37. Jumlah Lokasi Fasilitas EBT No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja 1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi lokasi 1 2 200 2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas lokasi 7 10 157,14 3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH lokasi 25 4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS Terpusat lokasi 195 120 62 5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid lokasi 7 3 43 6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut lokasi 1 Jumlah Lokasi Fasilitas Lokasi 236 135 57,2