174 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Gambar 5.87. Grafik Pertumbuhan Tenaga Kerja Sub Sektor Minerba Pada gambar 5.87. terlihat bahwa pertumbuhan tenaga kerja selama empat tahun terakhir
menunjukkan hasil yang positif sebesar 17 artinya bahwa Industri pertambangan pada hakikatnya merupakan industri yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Oleh Karena itu industri pertambangan
diharapkan dapat meningkatkan angka tenaga kerja.
Sasaran 12. Terwujudnya Pemberdayaan Nasional
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.74. Indikator Kinerja Sasaran 12
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi Capaian
1. Rasio tenaga kerja asing dengan
tenaga kerja nasional Rasio
100 : 1 100 : 1
100 2.
Persentase pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada usaha minyak
dan gas bumi 56
63 112,5
3. Persentase Penggunaan Barang dan
Jasa Produksi dalam negeri dalam pembangunan sub sektor Mineral dan
Batubara 55
67 101
Terwujudnya pemberdayaan nasional dapat diukur melalui 3 indikator kinerja seperti yang tercantum pada tabel di atas, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 175
1. Rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja nasional
Realisasi penggunaan tenaga asing dengan penggunaan tenaga kerja nasional di Sektor ESDM pada tahun 2009 sampai dengan 2012 ini adalah sebagai berikut :
Tabel 5.75. Rasio Tenaga Kerja Nasional dan Tenaga Kerja Asing
Sub Sektor 2009
2010 2011
2012 TKN
TKA TKN
TKA TKN
TKA TKN
TKA
Migas 275.908
3.088 291.455
4.270 276.532
3.211 290.379
2.018 Pertambangan Umum
130.509 994
143.067 1.017
181.267 1.308
206.785 1.373
Jumlah 406.417
4082 434.522
5.287 457.799
4.519 497.164
3.391 Rasio
100 1
80 1
100 1
100 1
Dari tabel di atas, terlihat perbandingan pemakaian TKN dan TKA antara tahun 2009 sampai dengan 2012. Pada tahun 2009 penggunaan TKN terlihat jauh lebih banyak dibandingkan dengan TKA dengan rasio 100 :
1. Pada tahun 2010, jumlah penggunaan TKN dan TKA meningkat, namun penggunaan TKA meningkat lebih besar dibandingkan dengan penggunaan TKN, sehingga rasio perbandingannya menjadi 80 :1.
Kemudian pada tahun 2011 penggunaan TKN kembali meningkat dibandingkan dengan penggunaan TKA dengan rasio 100 : 1, demikian pula dengan penyerapan TKN meningkat 5 dibanding tahun 2010.
Selanjutnya
2. Persentase pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada usaha minyak dan gas bumi
Sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri pada kegiatan usaha hulu Migas, Ditjen Migas telah menyusun rancangan Peratutan menteri ESDM tentang Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Diharapkan Peraturan Menteri tersebut dapat menjadi landasan dan pengawasan peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada kegiatan
usaha hulu migas.
Gambar 5.88. Grafik Nilai Komitmen Pengadaan dan TKDN Agregat
176 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012
Dalam rangka mendukung dan menumbuh kembangankan produksi dalam negeri sehingga mampu mendukung kegiatan investasi migas, dilakukan pembinaan terhadap industri barang dan jasa dalam
negeri dengan memberikan ratingperingkat sesuai hasil penelitian dan penilaian kemampuan meliputi aspek legal status usaha dan finansial, teknis kemampuan produksi dan sistem manajemen, jaringan
pemasaran dan layanan purna jual.
Selanjutnya hasil produksi diklasifikasikan menjadi barang diwajibkan, dimaksimalkan dan diberdayakan dengan syarat sebagai berikut :
1. Barang diwajibkan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen
dan memiliki nilai TKDN + BMP ≥ 0 dan TKDN barang ≥ 2
2. Barang dimaksimalkan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen dan memiliki nilai TKDN + BMP
40 dan TK DN barang ≥ 2
3. Barang diberdayakan adalah barang produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan kualitas dan memiliki nilai TKDN barang 25
Salah satu strategi untuk peningkatan kemampuan produksi dalam negeri adalah dengan melakukan pengendalian importasi barang operasi perminyakan. Pembinaan dan pengawasan yang bertujuan
untuk melindungi produk dalam negeri dan agar dapat memenuhi kebutuhan barang operasi perminyakan telah tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM No. 037
tahun 2006 tentang tata cara pengajuan rencana impor dan penyelesaian barang yang dipergunakan untuk operasi kegiatan usaha hulu migas. Peraturan yang terkait dengan pengajuan Rencana Kebutuhan
Barang Impor RKBI antara lain meliputi:
– PP. No. 45 Tahun 1985 tentang Barang Yang Digunakan untuk Operasi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Pasal 3 bahwa Menteri Pertambangan dan Energi melaksanakan pengawasan atas
kebutuhan impor dan penggunaan Barang Operasi. – Peraturan pelaksanaan tentang pengaturan Barang Operasi melalui SKB 3 Menteri tahun 1997
Menteri Pertambangan, Menteri Keuangan dan Menperindag. – PP No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas, Pasal 78 perlu ditetapkan Keputusan
Menteri ESDM tentang tatacara pengajuan rencana impor dan penyelesaian barang yang dipergunakan untuk operasi kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
– Peraturan Menteri ESDM No. 037 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Rencana Impor dan Penyelesaian Barang Yang Dipergunakan Untuk Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
– Peraturan Menteri Keuangan No. 20PMK.0102005 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor Tidak Dipungut atas Impor barang Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil Migas.
– Peraturan Menteri Keuangan No 177PMK.0112007 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor barang Untuk Kegiatan Hulu Minyak dan Gas serta Panas Bumi;
Realisasi pelaksanaan kegiatan selama 3 tahun terakhir
Realisasi hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian impor barang operasi perminyakan selama 3 tahun terakhir terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.76. Realisasi Hasil Pelaksanaan Pengendalian Impor Barang Operasi Perminyakan URAIAN
2010 2011
2012
Jumlah RKBI buah 1047
1134 1939
Nilai RKBI Juta USD 5,781.38
3,759.31 4,773.34
Nilai RIB Juta USD 4,846.00
3,524.79 3,773.84
RIB barang sewa 3,500.00
2,268.67 2,484.94