AKUNTABILITAS KINERJA Gambaran Umum Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 53 5.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Kementerian ESDM, telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM No. 13 Tahun 2013, tanggal 6 Februari 2013. Pada tahun 2013 ini, Capaian Kinerja Utama Kementerian ESDM Tahun 2012 adalah sebagai berikut: No. Uraian Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah penerimaan negara di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap target APBN Triliun Rp 404,82 413,78 102,21 2. Jumlah realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral Milyar US 36,96 28,78 87,34 3. Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor energi dan sumber daya mineral yang telah ditawarkan dan ditandatangani: a. Penawaran WK Migas Konvensional WK 35 42 120,00 b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional KKS 28 13 46,43 c. Penawaran WK Non Konvensional WK 15 9 60,00 d. Penandatanganan KKS Non Konvensional KKS 15 12 80,00 e. WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang WKP 5 8 160,00 4. Jumlah produksi : a. Minyak bumi MBOPD 950 860 90,53 b. Gas bumi MBOEPD 1.596 1.458 95,60 c. Batubara Ton 332 386 116,26 d. Mineral - Logam Tembaga Ton 594.721 447.500 75,25 - Emas Ton 56 75 133,93 - Perak Ton 183 436 238,25 - Timah Ton 89.610 94.800 105,79 - Bijih Nikel Ton 13.025.000 37.100.000 284,84 - Bauksit Ton 15.900.000 29.100.000 183,02 - Bijih Besi Ton 5.488.110 10.500.000 191,32 - Ni + Co in matte Ton 75.700 72.900 96,30 - Ferronikel Ton Ni 19.000 19.600 103,16 e. Listrik MWh 190.940 193.663 101,43 f. Uap panas bumi Ton 71.000.000 62.553.828 88,1 g. Bioetanol Kilo Liter 6.000 Tabel 5.1. Capaian Indikator Kinerja Utama 54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 No. Uraian Satuan Target Realisasi Capaian h. Biodiesel Kilo Liter 900.000 700.000 77,77 i. Biogas M 3 10.000 9.305 93,05 5. Persentase pengurangan Volume Subsidi: a. BBM Ribu KL 40.000 44.980 112,45 b. LPG 3 Kg Ribu MT 3.606 3.906 108,32 c. Listrik 65,6 100,2 152,74 6. Persentase pemanfaatan produk di sektor energi dan sumber daya mineral : a. Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya 65 53 81,54 b. Persentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik 60 45,2 75,33 c. Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik 82 67,25 82 d. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi 7,5 7,5 100 e. Rasio Elektrifikasi 73,6 76,56 104,02 f. Penurunan Intensitas Energi 2,99 2,55 117,25 7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional: a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan sumber daya mineral 99,3 100,30 b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan di sektor energi dan sumber daya mineral 55,5 65 117,12 8. Persentase kemampuan pasokan energi BBM dalam negeri 65 53 81,54 9. Persentase peningkatan peran sektor sektor energi dan sumber daya mineral dalam pembangunan daerah : a. Jumlah Dana Bagi Hasil Rp Triliun 30,27 36,39 120,22 b. Jumlah Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Community Development Rp Miliar 1.959 2.260,4 115,36 c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN dan Non-BBN DME 50 52 104,00 d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja Rekomend asi 70 73 104,29 e. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Wilayah 4 5 125,00 f. Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi Wilayah 1 3 300,00 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 55 No. Uraian Satuan Target Realisasi Capaian 10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi : a. Pangsa Gas Bumi 30 22,60 75,33 b. Pangsa Batubara 49 44,06 89,92 c. Pangsa Panas Bumi 4,24 4,75 112,03 d. Pangsa Tenaga Air 7 6,44 92,00 e. Pangsa Bio Energi 0,08 0,12 150,00 Penjelasan dari masing-masing indikator kinerja utama Kemenreeian ESDM tahun 2011, diuraikan sebagai berikut: 1. Prosentase penerimaan negara Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap target APBN Pada tahun 2012, realisasi penerimaan sektor ESDM mencapai Rp. 413,78 triliun atau sekitar 28 dari total penerimaan nasional. Penerimaan sektor ESDM tersebut, bila dibandingkan dengan target APBN-P 2012 yang sebesar Rp. 404,82 triliun, capaian kinerjanya mencapai 102,21, sedangkan jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2011 yang sebesar Rp. 352,15 triiliun adalah sebesar 117,5. Realisasi penerimaan dari sub migas yang melampaui target antara lain disebabkan karena tingginya harga Minyak Mentah Indonesia ICP dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, serta Faktor dominan yang mempengaruhi besarnya penerimaan sektor ESDM yaitu produksi dan harga. Harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price ICP dan produksilifting minyak bumi merupakan asumsi dasar yang sangat menentukan dalam postur APBN. Sedangkan realisasi penerimaan sub sektor Energi Baru Terbarukan yang juga melebihi target sebesar 112 di sebabkan karena proyek Panas Bumi Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu telah mencapai NOI. 2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Total investasi sektor ESDM pada tahun 2012 mencapai US 28,40 miliar, realisasi investasi ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US 36,96 miliar. Namun jika dibandingkan dengan investasi tahun 2011 sebesar US 27,19 juta year to date, terdapat peningkatan investasi sebesar 4,22 yaitu sebesar US 1,15 miliar. Tidak tercapainya target investasi tahun 2012 ini antara lain disebabkan karena kegiatan operasi sektor ESDM mengalami kendala seperti pengadaan lahan terutama bidang minyak dan gas bumi di daerah, dan izin dari Pemerintah Daerah. Sementara bidang ketenagalistrikan, tidak tercapainya rencana investasi tahun 2011 disebabkan oleh terkendalanya penyelesaian Proyek 10.000 MW Tahap I yang tidak sesuai jadwal akibat adanya permasalahan-permasalahan seperti pengadaan lahan, perizinan daerah, dan kendala teknis pembangkit, dan terlambatnya penerbitan DIPA SLA. 3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah ditawarkan dan ditanda tangani.

a. Penawaran Wilayah Kerja Migas

Pada tahun 2012 dilakukan dalam dua tahap pelaksanaan Penawaran Wilayah Kerja. Putaran I periode Maret 2012 sd Juli 2012 dengan penawaran sebanyak 19 wilayah kerja yang terdiri dari 5 wilayah kerja yang dilelangkan secara regular dan 14 wilayah kerja yang ditawarkan melalui lelang penawaran langsung. 56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Lelang Reguler 5 Wilayah Kerja tersebut meliputi West Pelikan, East Sokang, South Sampang, Offshore SE Mangkalihat, East Aru. Sedangkan penawaran Langsung 14 Wilayah Kerja tersebut adalah: Bireuen- Sigli, Bohorok, Mahato, Bukit Batu, South Lirik, Bengkulu I – Mentawai, Marlin, Palangkaraya, Babai, Telen, East Sepinggan, Tatihu, Aru, Udan Emas. Berdasarkan hasil penawaran wilayah kerja tahap I 2012 tersebut, telah ditandatangani sebanyak 13 KKS yaitu masing-masing 10 KKS pada tanggal 10 Juli 2012 dan 3 KKS pada tanggal 9 Oktober 2012. Gambar 5.2. Penawaran Wilayah Kerja Migas Tahap I Tahun 2012