RPJM 2010-2014 Kondisi Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 11 Terkait dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, khususnya Minyak bumi, gas bumi, dan batubara, mempunyai peranan besar sebagai sumber energi untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Selain sebagai pendukung pembangunan ekonomi, ketiga komoditas energi tersebut juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa negara yang sangat penting. Pada kurun waktu tahun 2004-2008 kontribusi dalam penerimaan APBN berkisar antara 25- 32 persen. Pada tahun 2008, pendapatan dari minyak dan gas bumi mencapai Rp. 304,4 trilyun atau sekitar 31,6 dari pendapatan pemerintah, dan dari pertambangan umum sebesar Rp. 41,7 trilyun 4,4. Sehingga secara total, sektor energi dan pertambangan umum memberikan kontribusi sebesar Rp. 349,5 trilyun terhadap penerimaan negara, atau sekitar 36,3. Disamping sebagai sumber devisa, minyak dan gas bumi, serta batubara juga mempunyai peranan yang besar dalam memasok energibahan bakar dan bahan baku industri di dalam negeri lihat Tabel 10.5. Untuk menjamin kebutuhan energi di dalam negeri, terus dilakukan optimasi produksi minyak dan gas bumi, serta batubara. Sejak tahun 2004 Indonesia telah berubah dari pengekspor minyak menjadi net oil importer. Namun, dengan adanya penemuan cadangan baru, seperti di lapangan minyak Blok Cepu, dalam waktu lima tahun ke depan akan terjadi kembali peningkatan produksi minyak mentah. Pada tahun 2008, sebanyak 60 dari total produksi minyak mentah dimanfaatkan untuk keperluan Bahan Bakar Minyak BBM dalam negeri, dan sisanya diekspor. Namun pasokan minyak mentah ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan BBM nasional, yakni sebesar 1.038 barel per hari. Sehingga masih diperlukan impor minyak mentah dan BBM. Pada tahun 2008, untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, sebanyak 247 barel per hari minyak mentah dan sebanyak 423 barel per hari BBM dipasok dari pasar internasional. Untuk mengurangi ketergantungan akan impor minyak mentah dan BBM, produksi dan cadangan minyak dan gas bumi terus ditingkatkan dengan memperbaiki iklim investasi explorasi dan eksploitasi. Pada tahun 2008, cadangan minyak bumi mencapai 8,21 milyar barel. Apabila diproduksi sesuai dengan tingkat produktivitas saat ini, yakni 0,357 milyar barel per tahun, maka cadangan ini diperkirakan akan bertahan selama 23 tahun. Cadangan gas bumi sebesar 170 trilyun kaki kubik TSCF dan dengan tingkat produksi saat ini mencapai 2,9 TSCF per tahun, maka cadangan diperkirakan akan bertahan selama 62 tahun. Cadangan batubara sebesar 20,98 miliar ton, dengan tingkat penambangan seperti saat ini, yakni sekitar 200 juta ton per tahun, maka cadangan ini diperkirakan akan bertahan selama 82 tahun. Potensi EBT terbesar adalah air hydro, yakni sebesar 75.670 MW. Namun pada tahun 2008, hanya sekitar 4.200 MW atau sekitar 5 dari potensial yang ada baru dimanfaatkan. Upaya pemanfaatan energi air ini terus dilakukan, terutama melalui akuisisi teknologi mikrohidro 50 kW-500kW yang telah berkembang, dan dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan listrik di pedesaan. Saat ini, kapasitas terpasang minihidro dan mikrohidro telah mencapai 86,1 MW dari 500 MW sumber daya yang tersedia. Potensi EBT terbesar kedua adalah panas bumi, dengan total potensi panas bumi sekitar 27 GW. Potensi terbesar panas bumi ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, dan sisanya tersebar di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dari potensi sebesar ini yang dimanfaatkan baru sebesar 4, yaitu PLTP di Kamojang, Lahendong, Dieng, Gunung Salak, Darajat, Sarula, Sibayak dan Wayang Windu. Potensi sumber energi biomassa juga cukup besar dan diperkirakan mencapai 50.000 MW, yang sampai saat ini hampir belum dikelola. Di samping itu, bahan baku BBN cukup bervariasi dan tersedia dengan jumlah yang cukup melimpah, seperti kelapa sawit, jarak, jagung, tebu, ubi, dan aren. 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 Ketersediaan bahan mentah yang melimpah ini membuat BBN akan menjadi salah satu fokus utama dalam pemanfaatan EBT di tahun-tahun yang akan datang. Di samping peningkatan produksi minyak dan gas bumi, serta upaya penganekaragaman energi, efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan energi terus dilakukan. Pada tahun 2008, intensitas energi, yakni rasio antara konsumsi energi final dengan produk domestik bruto PDB, menunjukkan angka yang masih cukup tinggiboros, yakni 382 TOE per juta US PDB. Walaupun demikian upaya- upaya ke arah efisiensi telah dilakukan terutama melalui gerakan penghematan, seperti promosi penggunaan lampu hemat energi, dan sebagainya. Di samping gerakan penghematan, upaya mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca CO2 telah dilakukan. Upaya-upaya itu antara lain adalah dengan dicanangkannya program percepatan pembangkit listrik 10,000 MW tahap kedua, yang sebagian besar sumber energinya berbasis panas bumi, EBT dengan tingkat emisi CO2 yang sangat rendah, penggantian BBM dengan CNG Compressed Natural Gas untuk kendaran umum di perkotaan, dsb.

2.2. Visi dan Misi Pembangunan Nasional

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Visi Indonesia 2014 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 adalah: d e n g a n penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati olehseluruh bangsa Indonesia. Guna mewujudkan visi tersebut, Pemerintah berupaya untuk mewujudkan Indonesia lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Misi pembangunan 2010 – 2014 adalah:

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera, yang tercermin pada tingkat

kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran melalui program perbaikan kualitas sumber daya manusia, TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN” Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM 2012 13 perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan.

2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi, dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan

mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia, serta kebebasan yang bertanggung jawab.

3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang, termasuk pengurangan kesenjangan

pendapatan, pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antardaerah termasuk desa-kota, dan kesenjangan gender. Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih, adil, dan tidak pandang bulu. Demikian pula, kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih. Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu: Agenda I: Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Agenda II: Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Agenda III: Penegakan Pilar Demokrasi Agenda IV: Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi Agenda V: Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan 2.3. Prioritas, Sasaran, dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional

2.3.1. Prioritas Pembangunan Nasional

Visi dan Misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas Nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa mendatang. Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11 prioritas nacional, yaitu 1 reformasi birokrasi dan tata kelola; 2 pendidikan; 3 kesehatan; 4 penanggulangan kemiskinan; 5 ketahanan pangan; 6 infrastruktur; 7 iklim investasi dan usaha; 8 energi; 9 lingkungan hidup dan bencana; 10 daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta 11 kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Secara khusus pembangunan di bidang energi menempati urutan ke-8, yaitu pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimalisasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya. Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang energi adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan: Pengambilan kewenangan atas kebijakan energi ke dalam Kantor Presiden untuk memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional; 2. Restrukturisasi BUMN: Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh BUMN lainnya;