Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

total skor untuk kelemahannya adalah sebesar 0,6768. Hal ini, menunjukan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk kelemahan. Total skor matriks IFE sebesar 2,8267 menunjukkan bahwa kondisi internal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada dalam kondisi yang kuat atau diatas rata – rata, karena skor kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor kelemahan mengindikasikan bahwa dalam pengembangan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut mampu memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelamahan yang ada.

7.1.2. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

Evaluasi faktor eksternal merupakan langkah untuk merencanakan dan mengarahkan tindakan yang akan diambil perusahaan berdasarkan perkembangan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Analisis eksternal perusahaan menidentifikasi faktor – faktor kunci peluang Opportunities dan ancaman Threats dimana faktor – faktor tersebut digunakan dalam menganalisis matriks EFE. Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan. Pengisian matriks EFE dilakukan dengan cara yang sama dengan matriks IFE. Berdasarkan hasil matriks EFE, diketahui bahwa faktor peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan akan berdampak baik terhadap perkembangan agrowisata tersebu adalah faktor infrastruktur serta akses jalan yang bagus dan mudah serta jumlah wisatawan yang terus bertambah pada saat long weekend dengan skor masing – masing adalah 0,3785 dan 0,3535 Tabel 16. Faktor infrastruktur jalan yang cukup baik serta akses menuju tempat Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang mudah sangat mendukung terhadap perkembangan industri agrowisata terutama di Puncak. Perkembangan industri agrowisata terutama di Puncak tidak terlepas dari tingginya minat konsumen yang ingin berlibur dengan suasana alam perkebunan sehingga infrastuktur dan akses jalan yang baik di kawasan puncak tersebut akan sangat memudahkan perjalanan konsumen untuk berlibur ke tempat – tempat wisata yang diinginkannya. 95 Tabel 16. Hasil Matriks Eksternal Factor Evaluation IFE Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Rata – rata No. Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam agrowisata atau berwisata back to nature . 0,0895 2,667 0,2386 B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat – saat libur panjang atau long weekend. 0,0922 3,833 0,3535 C. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. 0,0959 3,500 0,3356 D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. 0,0988 3,000 0,2963 E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor – Puncak – Cianjur – Bandung yang ramai dilalui masyarakat. 0,0987 3,833 0,3785 Total Skor Faktor Kekuatan 1,6025 Ancaman F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. 0,0885 3,000 0,2656 G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. 0,1006 2,500 0,2515 H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. 0,0941 2,500 0,2353 I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. 0,1245 2,000 0,2490 J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. 0,1171 2,333 0,2733 Total Skor Faktor Kelemahan 1,2748 Total Skor EFE 2,8773 Faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman utama bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah faktor konsumen yang memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain serta intensitas persaingan bisnis agrowisata yang relatif tinggi dengan skor masing – masing adalah 0,2656 dan 0,2733. Intensitas persaingan bisnis agrowisata yang cukup tinggi dapat terlihat dari banyaknya bisnis agrowisata yang ada dan berada tidak hanya dikawasan Puncak saja. Bisnis agrowisata tersebut juga banyak bermunculan dikawasan lain seperti Cipanas, Cianjur, Cisarua dan dibeberapa kawasan wisata lainnya di Kabupaten Bogor. Tingginya persaingan bisnis agrowisata tersebut juga didukung dengan konsumen yang bebas memilih tempat wisata yang mereka inginkan. Konsumen yang bebas memilih tempat wisata yang mereka inginkan dapat meningkatkan 96 persaingan usaha, dikarenakan setiap agrowisata yang ada akan berusaha mendapatkan konsumen dengan cara seperti melakukan promosi usaha. Hal ini menyebabakan para pelaku usaha agrowisata seperti Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII harus berupaya melakukan promosi usaha untuk menarik minat konsumen agar lebih sering berlibur ke tempat Agrowisata Gunung Mas dibandingkan ketempat agrowisata lainnya. Berdasarkan analisis matriks EFE diketahui bahwa total skor peluang untuk Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 1,6025 dan total skor untuk kelemahannya adalah sebesar 1,2748 dan total skor matriks EFE sebesar 2,8773. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi eksternal lingkungan usaha yang mempengaruhi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dalam kondisi yang baik, karena peluang usaha yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dapat mengatasi ancaman yang ada. 7.2. Analisis Matriks Internal – Ekstenal IE Tahap selanjutnya dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan adalah melakukan analisis internal – eksternal yang menghasilkan matriks Internal – eksternal IE. Analisis internal – eksternal dilakukan untuk mempertajam hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis yang akan menghasilkan matriks Internal – ekstenal IE ini berguna untuk mengetahui posisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII saat ini didalam matrik IE, sehingga dapat memberikan pilihan alternatif strategi. Matriks IE akan menunjukkan posisi kekuatan dan keberhasilan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan dengan melihat skor pada sel – sel dalam matriks IE. Berdasarkan hasil penjumlahan total skor pada matriks IFE dan EFE maka didapatkan skor masing – masing sebesar 2,8267 dan 2,8773. Skor tersebut merupakan input bagi analisis matriks IE yang nantinya dipetakan pada matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan saat ini. Penentuan posisi perusahaan sangat penting bagi perusahaan dalam memilih alternatif strategi untuk menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam usaha yang dijalankan. Nilai skor matriks IFE sebesar 2,8267 menggambarkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII berada pada kondisi internal diatas rata 97 – rata. Sedangakan nilai skor matrik EFE sebesar 2,8773 mengambarkan bahwa Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Pemetaan terhadap masing – masing total skor dari faktor – faktor internal dan eksternal menggambarkan posisi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII saat ini, yaitu pada sel V dalam matriks Internal – eksternal IE Gambar 8. Posisi ini memberikan gambaran keadaan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang berada pada kondisi hold and maintain atau pelihara dan pertahankan. TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR INTERNAL Kuat 3,0 – 4,0 Rata – rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 – 4,0 3,0 I II III Sedang 2,0–2,99 2,0 IV V VI TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL Rendah 1,0–1,99 1,0 VII VIII IX Gambar 8 . Matriks Internal – Eksternal IE Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Strategi yang umumnya diterapkan oleh perusahaan pada posisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang bertujuan meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Peningkatan pangsa pasar ini dapat dilakukan dengan menjangkau pasar – pasar yang sebelumnya belum disentuh oleh pesaing – pesaing lain. Hal ini dapat dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan promosi usaha. Penetrasi pasar sebaiknya 98 dilakukan dengan memperluas pasar yang baru dan mempertahankan pasar yang sudah ada. Strategi pengembangan produk adalah strategi untuk meningkatkan penjualan dengan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Strategi pengembangan produk dapat dilakukana dengan cara selalu membuat produk produk baru yang memiliki cirri khas tersendiri dan berbeda dengan para pesaing. Strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya menghasilkan alternatif strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matriks SWOT agar strategi yang dihasilkan dapat lebih dikembangkan pada analisis matriks SWOT tersebut. 7.3. Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat analisis yang menggabungkan faktor – faktor strategis internal dan eksternal yang terdapat pada matriks IFE dan EFE. Matriks SWOT mengembangkan empat alternatif strategi berdasarkan kekuatan strength, kelemahan weaknesses, peluang opportunity, dan ancaman treats bagi perusahaan. Keempat alternatif strategi tersebut adalah strategi SO strength- opportunity , strategi ST strength-treats, strategi WO weaknesses-opportunity, dan strategi WT weaknesses-threat. Tujuan dari matriks SWOT adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin strategi – strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh perusahaan. Pemilihan strategi utama dari matriks SWOT disesuaikan dengan posisi perusahaan dan bersifat melengkapi analisis matriks IE yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, diperoleh enam alternatif strategi yang terdiri dari dua alternatif strategi SO, dua alternatif strategi WO, satu alternatif strategi ST dan satu alternatif strategi WT Tabel 17. Tabel 17 . Hasil Matriks SWOT Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas 99 PTPN VIII INTERNAL EKSTERNAL Kekuatan : S 1. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. 2. Lokasi wisata yang strategis. 3. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. 4. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. 5. Mempunyai perkebunan dan pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. Kelemahan : W 1. Promosi yang belum intensif dan gencar. 2. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek – objek wisata yang ada. 3. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. 4. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. 5. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. 6. Harga tiket masuk yang tegolong murah berkisar dibawah Rp. 10.000. Peluang : O 1. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam agrowisata atau berwisata back to nature . 2. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat – saat libur panjang atau long weekend. 3. Kecenrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. 4. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. Stategi SO: • Menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya, sehingga dapat menerima pesanan konsumen lebih banyak lagi dan melakukan pengembangan objek – objek wisata baru yang lebih inovatif. S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1, O2, O3, O4 Strategi WO: • Melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket – paket liburan tertentu. W1, O1,O2, O3, O5 • Menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi dalam setiap objek wisata dan dalam sistem kerja agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara maksimal. W2, W3, W4, W5, O4 5. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor – Puncak – Cianjur – Bandung yang ramai dilalui masyarakat. • Melakukan kerja sama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha untuk menjaga dan memelihara infrastruktur jalan serta lalu lintasnya agar memudahkan konsumen yang akan berkunjung ke Agrowisata Gunung Mas. S2, S6, O5 Ancaman : T 1. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. Strategi ST: 2. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. 3. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. • Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada dengan ciri khas tersendiri sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. S1, S2, S3, S4, S5, T1, T2, T3, T4, T5 Strategi WT: 4. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. 5. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. • Melakukan kerja sama dengan tempat – tempat wisata lain di sekitar puncak dan cipanas agar dapat membuat paket wisata yang berbeda atau pun melakukan paket wisata bersama. W1, W2, W3, W4, W5, T1, T2, T3, T4, T5 100

7.3.1. Strategi SO