Lingkup Kegiatan Ciapus Bromel

47 mendapakan bibit anakan sebagai bakal calon tanaman bromelia dewasa dan indukan baru. Perusahaan akan menjual suatu varietas bromelia jika sudah memenuhi prasyarat jumlah minimal stok, yaitu anakan ukuran S dan M minimal berjumlah 100 bromelia. Kegiatan perbanyakan indukan bromelia lebih dominan dengan cara vegetatif daripada dengan cara generatif. Hal ini dikarenakan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan perbanyakan melalui generatif walaupun hasilnya relatif lebih banyak dibandingkan perbanyakan dengan cara vegetatif. Selain kegiatan pembelian dan perbanyakan, perusahaan juga pernah melakukan kegiatan penyilangan antar varietas, hal ini bertujuan untuk menambah keragaman dan nilai tambah berupa keunikan bromelia yang dihasilkan. Akan tetapi penyilangan memerlukan waku yang relatif lama dan risiko kegagalannya tinggi. Selain dari beberapa cara di atas, indukan juga diperoleh dari suatu mutasi tanaman dari perbanyakan indukan awal. Mutasi ini mencapai 15-30 persen dari perbanyakan indukan secara vegetatif. b Pot bromelia Ciapus Bromel menggunakan pot yang berukuran S 15 cm 2 , M 20 cm 2 , L 24 cm 2 , XL 30 cm 2 dan 35 cm 2 , 40 cm 2 , 50 cm 2 , 60 cm 2 , dan 70 cm 2 . Pot XL dibagi menjadi dua yaitu ukuran 30 cm 2 dan 35 cm 2 . Bromelia yang telah ditanam di pot 30 cm 2 tidak akan dimasukan ke pot 35 cm 2 akan tetapi langsung di pindahkan k pot 40 cm 2 dan sebaliknya. Ciapus Bromel membeli pot dari toko Ibu Ulih. Pada bulan Mei tahun 2010 harga satu lusin pot ukuran S adalah Rp 6800,00, satu lusin pot ukuran M adalah Rp 11.000,00, satu lusin pot ukuran L adalah Rp 18.500,00, dan satu lusin ukuran XL adalah Rp 33.000,00 pot 30 cm 2 dan Rp 47500,00 pot 35 cm 2 . c Cocopeat, obat-obatan, dan pupuk bromelia Ciapus Bromel membeli cocopeat bersama dengan PT. Godong Ijo Asri dari produsen cocopeat di Tasikmalaya. Pembelian tersebut menggunakan nama PT. Godong Ijo Asri dan biaya pengangkutan cocopeat dari tasikmalaya di tanggung oleh PT Godong Ijo asri. Biaya 48 pengangkutan dari Sawangan ke Ciapus Bromel tetap di tanggung sendiri oleh Ciapus Bromel. Pada bulan April 2010 harga satu bungkus cocopeat adalah Rp 11.000,00. Pembelian cocopeat rata-rata dilakukan Ciapus Bromel satu kali dalam satu tahun. Ciapus Bromel membeli obat-obatan Cofidor, Siputox, Dursbant, Curacron, dan Agristick dan pupuk NPK dari PT. Godong Ijo Asri. Obat-obatan dan pupuk tidak dibeli dalam jumlah besar. Pembelian pupuk NPK maksimal satu karung dan obatan- obatan masing-masing maksimal lima buah. d Media tanam bromelia Media tanam sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis dibeli dari Toko Syuaib yang lokasinya berada 1 km dari Ciapus Bromel. Ciapus Bromel telah bekerjasama dengan Toko Syuaib sejak tahun 2006, bahkan pemilik Ciapus Bromel telah bekerjasama sejak tahun 2003. Ciapus Bromel membeli sekam mentah 50 karung setiap bulannya dengan harga Rp 5000,00 per karung. Untuk sekam bakar, Ciapus Bromel membeli sebanyak 50-100 karung setiap bulannya. Harga satu karung sekam bakar adalah Rp 8000,00 sedangkan pembelian akar pakis setiap bulannya adalah 20 karung dengan harga Rp 13.500,00 per karungnya. Karung sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis adalah karung dengan ukuran muatan 25 kg. 2 Kegiatan budidaya Kegiatan budidaya Ciapus Bromel dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Berikut ini merupakan proses budidaya bromelia secara generatif dan vegetatif. a Generatif Proses perbanyakan tanaman bromelia berawal dari biji bunga. Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun. Bunga tersebut akan tua atau matang setelah 1-3 bulan dari munculnya bunga. Setelah itu bunga yang telah tua diambil dan dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin- anginkan selama 3-6 hari, lalu disemai ke dalam pot yang berisi media cocopeat dan sekam bakar yang telah dicampur, kemudian tutup dengan plastik. Setelah 3 bulan, tanaman akan tumbuh setinggi 2 cm dan siap 49 dipindahkan ke dalam pot berukuran 15 cm. Selanjutnya tanaman hanya disiram hingga 4-6 bulan, kemudian dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1-2 gram. Tanaman tersebut siap dijual setelah 3 bulan berikutnya. Setelah itu bromelia dapat dipindahkan kembali ke pot yang berukuran lebih besar, yaitu pot 20 cm setelah 3 bulan dan dipupuk kembali tanaman dengan dosis yang sama. Tiga bulan kemudian, tanaman siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 24 cm. Selama proses pemeliharaan hingga siap dijual, tanaman disiram setiap tiga hari sekali untuk musim hujan dan dua hari sekali untuk musim kemarau. Selain itu, tanaman pun disemprot dengan menggunakan pestisida setiap dua minggu sekali. b Vegetatif Proses perbanyakan tanaman bromelia secara vegetatif dilakukan melalui penusukan pada titik tumbuh tanaman. Tanaman siap ditusuk setelah berumur sekitar delapan bulan atau setelah tanaman berada di pot 20 cm. Tanaman ditusuk dengan menggunakan besi seukuran jari-jari sepeda dari titik tumbuh tanaman hingga akar. Setelah 2-3 bulan penusukkan, akan muncul beberapa anakan dari ketiak bromelia. Pada umumnya, jumlah anakan yang mampu dihasilkan dengan cara vegetatif ini sebanyak 3-10 buah. Selama menunggu munculnya anakan, tanaman hanya disiram tanpa dipupuk atau disemprot dengan pestisida. Setelah 2- 3 bulan, anakan bromelia diangkat dan diangin-anginkan selama 10-15 hari, kemudian ditanam ke dalam pot berukuran 15 cm. Setelah panen anakan pertama, tanaman induk dipupuk dan akan menghasilkan anakan kembali setelah 2-3 bulan. Tanaman induk baru akan mati setelah panen anakan sebanyak 3-4 kali. Proses yang dilakukan selanjutnya sama dengan perlakuan tanaman pada cara generatif, di mana tanaman disiram dan dipupuk saat dipindahkan ke dalam pot yang berukuran lebih besar hingga tanaman siap dijual. Pada umumnya untuk pot berukuran 15 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 3-4 bulan dari bibit anakan. Sedangkan untuk pot berukuran 20 cm dan 24 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 6 50 bulan dan 9 bulan dari bibit anakan. Untuk menjaga kualitas tanaman, setiap enam bulan sekali media tanaman bromelia harus diganti. 3 Kegiatan Pemasaran Ciapus Bromel a Pasar Ciapus Bromel Definisi pasar dalam pemasaran adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut Tjiptono 2008. Pasar Ciapus Bromel terdiri dari pasar konsumen dan pasar institusional. Pasar konsumen adalah individu dan rumah tangga yang menyukai tanaman hias pot. Pasar konsumen Ciapus Bromel mendapatkan bromelia dari agen dan kegiatan pameran. Sedangkan pasar institusional adalah produsen bromelia lainnya serta landscaper dan kontraktor taman. Ciapus Bromel langsung menjual bromelia ke pasar institusional tanpa adanya perantara. b Segmentasi, Targetting, dan Positioning Ciapus Bromel Ciapus Bromel menerapkan target marketing di mana perusahaan melakukan segmentasi pasar kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen yang dipilih tersebut. i Segmentasi Segmentasi merupakan proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek Tjiptono 2008. Basis segmentasi pasar Ciapus Bromel untuk pasar konsumen adalah pendapatan dan untuk pasar institusional adalah jenis industri. Segmentasi pasar konsumen meliputi konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan dibawah Rp 1.500.000,00 per bulan golongan bawah, konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan Rp 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00 per bulan golongan menengah, konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatani 51 Rp 2.500.000,00- Rp 3.500.000,00 per bulan golongan atas, dan konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan gologan sangat atas. Pengelompokan pendapatan berdasarkan BPS 2008, diacu dalam Ridwan 6 . Segmentasi pasar institusional meliputi industri bromelia yaitu produsen bromelia dan industri properti residensial serta komersial. ii Targetting Targetting adalah kegiatan evaluasi segmentasi pasar yang berakhir pada pemilihan salah satu atau lebih segmen yang akan fokus dilayani perusahaan. Ciapus Bromel menetapkan targetnya mengikuti pola spesialisasi selektif. Tujuan pemilihan pola spesialisasi selektif dalam penentuan target ini adalah dalam rangka penyebaran risiko, di mana jika terjadi penurunan pembelian pada salah satu target pasar, maka penjualan Ciapus Bromel tidak terlalu terpengaruh, karena tetap memperoleh pendapatan dari target lainnya. Ciapus Bromel memilih dua target dari beberapa segmen pasar yang telah diidentifikasi. Target Ciapus Bromel adalah landscaper, kontraktor taman, dan konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah ke atas. Latar belakang pemilihan landscaper dan kontraktor taman sebagai target terkait dengan karakteristik pembeliannya. Secara umum para landscaper dan kontraktor taman membeli dalam kuantitas yang relatif banyak dan cenderung tidak terpengaruh pada tren dibandingkan dengan konsumen akhir. Walaupun harga bromelia yang harus ditawarkan kepada target tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga bromelia yang ditawarkan kepada konsumen akhir. Latar belakang pemilihan konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah atas sebagai target adalah kekurangpekaan 6 Ridwan A. 2009. Keterkaitan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Masyarakat. http:ridwan- belitung.blogspot.com . [Diakses 24 Februari 2010]. 52 konsumen tersebut terhadap harga sehingga Ciapus Bromel dapat menetapkan harga yang tinggi walaupun jumlah pembeliannya relatif sedikit dibandingkan segmen dari pasar oganisasional. iii Positioning Kegiatan positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran Tjiptono 2008. Bagi konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah atas, Ciapus Bromel ingin menempatkan bromelia Ciapus Bromel sebagai bromelia yang berkualitas dan fashionable. Sedangkan bagi para landscaper dan kontraktor taman, Ciapus Bromel menginginkan penanaman image bahwa bromelia Ciapus Bromel merupakan bromelia yang berkualitas dengan harga murah. c Wilayah pemasaran Wilayah pemasaran untuk target konsumen adalah Jabodetabek sedangkan bagi segmen pasar berupa produsen bromelia, wilayah pemasarannya hingga bulan Mei tahun 2010 meliputi Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, Riau, Palembang, dan kalimantan. Pemilihan wilayah Jabodetabek sebagai wilayah pemasaran untuk target konsumen menurut manajemen perusahaan dikarenakan tingkat daya beli dan pola konsumsi mayarakat terhadap barang non primer di wilayah Jabodetabek relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Faktor lainnya yang menjadi latar belakang pemilihan wilayah Jabodetabek adalah adanya keterbatasan sumberdaya Ciapus Bromel jika harus melakukan kegiatan pameran di luar wilayah Jabodetabek dan tidak adanya distributor ataupun agen Ciapus Bromel di luar wilayah Jabodetabek. Untuk target para landscaper dan kontraktor taman, Wilayah pemasaran yang akan pertama kali dituju Ciapus Bromel adalah Jabodetabek. Pertimbangannya relatif sama dengan pertimbangan pemilihan wilayah pemasaran bagi konsumen akhir dan dasar 53 pertimbangan lainnya adalah jumlah properti residensial serta properti komersial jauh lebih banyak di wilayah Jabodetabek.

5.6. Hubungan antara Ciapus Bromel dengan PT. Godong Ijo Asri

PT. Godong Ijo Asri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, baik produksi, distribusi maupun pemasaran, dan memfokuskan bisnisnya pada tanaman Adenium. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1997 oleh Chandra Gunawan Hendarto yang juga merupakan pendiri sekaligus pemilik Ciapus Bromel. Akan tetapi Ciapus Bromel bukan merupakan unit bisnis PT. Godong Ijo Asri. Posisi Ciapus Bromel hanya sebagai rekanan bisnis. Salah satunya adalah sebagai pemasok bromelia kepada PT. Godong Ijo Asri dengan menerapkan sistem kerjasama konsingensi. Selain kerjasama penjualan, Ciapus Bromel juga membeli input dari PT. Godongijo Asri terutama pestisida, cocopeat, dan pupuk. Kerjasama juga dilakukan dalam hal kegiatan impor. Ciapus Bromel mengatasnamakan PT. Godongijo Asri dalam melakukan aktivitas impor indukan bromelia. Biaya yang menyangkut bongkar muat dan pengangkutan di pelabuhan ditanggung oleh Ciapus Bromel. Namun jika kegiatan impor dilakukan bersama- sama dengan PT. Godong Ijo Asri, biaya ditanggung bersama. Besarnya biaya ditentukan oleh space yang terpakai ataupun berat barang masing-masing perusahaan. PT. Godong Ijo Asri memiliki enam belas agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Akan tetapi akibat krisis di tahun 2008- tahun 2009 hanya ada empat agen PT. Godong Ijo Asri yang masih aktif. Adanya agen ini turut membantu pemasaran bromelia Ciapus Bromel di wilayah domisili agen tersebut. 54 VI. ARSITEKTUR STRATEGI CIAPUS BROMEL

6.1. Visi dan Misi Ciapus Bromel

Dalam upaya penyusunan suatu perencanaan strategi dari suatu organisasi, maka analisis visi dan misi merupakan unsur atau komponen yang paling penting dilakukan. Langkah ini perlu dilakukan karena segala aktivitas dan rencana yang akan dilakukan oleh perusahaan, harus selaras dengan visi dan misi yag telah dirumuskan. Visi dan Misi Ciapus Bromel belum dituangkan secara tertulis dan belum dikomunikasikan ke seluruh karyawan Ciapus Bromel. Dari hasil wawancara dengan pemilik, dapat diidentifikasi visi perusahaan adalah menjadi perusahaan bromelia terkemuka yang menghadirkan nuansa tropis penuh warna di tengah masyarakat Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut Ciapus Bromel memiliki beberapa misi, yaitu; 1 menjamin ketersediaan bromelia yang berkualitas; 2 memberlakukan bromelia sebagai suatu fashion; 3 menjadikan bromelia sebagai tanaman taman di Indonesia; 4 menciptakan dan menjaga hubungan yang kondusif dengan stakeholder. Ketidaktertulisan visi dan misi secara jelas merupakan suatu yang harus dibenahi oleh Ciapus Bromel. Visi dan misi yang tidak jelas akan mengaburkan tujuan yang ingin dicapai oleh Ciapus Bromel. Efek negatif ketiadaan visi dan misi adalah Ciapus Bromel sulit untuk mewujudkan cita-citanya dalam rentang waktu yang telah ditetapkan. Lebih jauh lagi, ketidakjelasan visi dan misi akan menyulitkan untuk membangun komitmen, kesadaran, dan atmosfer yang sama guna mencapai cita-cita Ciapus Bromel. Perumusan visi dan misi secara dini akan memungkinkan Ciapus Bromel untuk menjadi market leader di Industrinya karena sudah ada arahan yang jelas bagi stakeholder internal untuk melangkah mencapai cita-citanya.

6.2. Tujuan Ciapus Bromel

Untuk menggapai salah satu misinya, yaitu menjadikan bromelia sebagai tanaman taman di Indonesia serta mengantisipasi fluktuasi nilai penjualannya, Ciapus Bromel memiliki tujuan menjadi suplier kontraktor taman dan landscaper di Indonesia. Dengan demikian, Ciapus Bromel bukan hanya bertindak sebagai penjual bromelia dalam bentuk tanaman pot tetapi juga akan bertindak sebagai