3.1.6. Konsep Perumusan Strategi
Menurut David 2006, teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi kerangka kerja keputusan yang dapat dipakai untuk semua ukuran dan
tipe organisasi serta dapat membantu ahli strategi, mengevaluasi dan memilih strategi. Kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta
pernyataan misi yang jelas merupakan landasan untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan
internal dan mengatasi kelemahannya. Terdapat tiga tahapan yang harus dilalui Untuk dapat merumuskan strategi yang tepat berdasarkan kekuatan dan
kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta pernyataan misi yang jelas tersebut.
• Tahap input
Tahap input merupakan tahap pertama dalam merumuskan strategi. Tahap input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik
sangat diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. Teknik dalam perumusan strategi pada tahap input adalah dengan analisis
Evaluasi Faktor Internal IFE dan Evaluasi Faktor Eksternal EFE.
• Tahap pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap ke dua yang berfungsi untuk mencocokan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta pelung dan
ancaman dari faktor eksternal. Pada tahap pencocokan terdapat lima cara yang dapat digunakan berdasarkan kerangka penyusunan strategi, yaitu matriks SWOT,
SPACE, BCG, IE, dan Grand Strategy. Seluruh cara tersebut dapat digunakan tergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk mencocokan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokan faktor – faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci
untuk membuat strategi alternatif yang cocok bagi perusahaan untuk diterapkan. Matriks Internal-Eksternal IE merupakan salah satu perangkat yang cukup baik
untuk digunakan karena matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai EFE dan total nilai IFE, selain itu matrik IE juga salah satu alat analisi yang
42
dapat meminimalkan hasil strategi alternatif yang memiliki subjektifitas cukup tinggi. Sehingga, pengunaan Matriks Internal-Eksternal IE adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih baik dengan mengetahui posisi perusahaan. Matriks IE merupakan alat analisis yang berperan
dalam pemetaan divisi-divisi perusahaan dalam sebuah diagram skematis, sehingga dapat digolongkan ke dalam matriks portofolio.
• Tahap keputusan
Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan yang merupakan tahapan membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas
dari strategi – strategi alternatif yang akan dijalankan. Informasi yang diperoleh pada tahap input dan pencocokan, digunakan dalam tahap keputusan ini. Dalam
tahap keputusan ini digunakan analisis Matriks Perencanaan Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic Matriks QSPM, teknik ini secara objektif
menunjukan strategi alternatif yang paling baik. Menurut David 2006, analisis matriks QSPM dirancang untuk mendapatkan daya tarik relatif dari tindakan
alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukan strategi alternatif mana yang terbaik. Sifat positif yang lain dari QSPM adalah bahwa strategi yang
dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan dan tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional